Musim hujan, potensi bencana Bandung Barat tinggi, status siaga darurat ditetapkan 6 bulan - WisataHits
Jawa Barat

Musim hujan, potensi bencana Bandung Barat tinggi, status siaga darurat ditetapkan 6 bulan

Laporan wartawan Tribun Jabar Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menetapkan status siaga bencana hidrometeorologi selama 6 bulan dalam menghadapi potensi bencana alam cuaca ekstrim.

Status Darurat Bencana ditetapkan karena kejadian cuaca ekstrim yang sering terjadi saat ini dapat memicu berbagai jenis bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang di hampir semua kecamatan.

Kepala Pelaksana BPBD Bandung Barat Duddy Prabowo mengatakan status siaga darurat bencana berlaku sejak 1 November 2022 dan akan berakhir pada 30 April 2023.

Baca Juga: Tebing di Atas Objek Wisata Air Terjun Pelangi Bandung Barat Longsor, Pinggiran Jalan Provinsi Semakin Tergerus

“Status darurat bencana hidrometeorologi telah kami tetapkan karena potensi bencana alam di Bandung Barat cukup tinggi, terutama saat hujan deras,” ujarnya saat dihubungi, Minggu (12/11/2022).

Selain itu, ada sebelas kecamatan di kawasan KBB yang rawan longsor, seperti Kecamatan Rongga, Gununghalu, Cipongkor, Sindangkerta, Cililin, Cipatat Saguling, Cisarua, Parongpong, Lembang dan Ngamprah.

“Jadi 11 kecamatan itu rawan longsor karena memiliki lereng yang cukup terjal, terutama di daerah yang kemiringannya lebih dari 30 derajat,” kata Duddy.

Dalam penetapan status siaga darurat, pihaknya telah menyiapkan anggaran bencana hingga Rp 15 miliar yang berasal dari biaya tak terduga (BTT) dan memiliki petugas yang siaga 24 jam sehari.

“Bahkan, kami berencana mengatur dua shift nanti. Jadi ketika ada laporan bencana alam, kita bisa bertindak cepat,” ujarnya.

Di sisi lain, Duddy mengimbau masyarakat Bandung Barat tetap waspada dan meningkatkan kewaspadaan karena potensi hujan disertai angin kencang masih mungkin terjadi pada pekan depan.

“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak bencana hidrometeorologi seperti Seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, banjir, angin kencang dan pohon tumbang,” kata Duddy.

Baca Juga: Bocah Delapan Tahun Tertimbun Longsor di Purwakarta, Terjadi Saat Mandi

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button