Mempelajari sejarah stasiun Padalarang yang dibangun oleh Belanda - WisataHits
Jawa Barat

Mempelajari sejarah stasiun Padalarang yang dibangun oleh Belanda

Bandung Barat

Jejak-jejak kolonialisme Belanda di Indonesia ratusan tahun silam, banyak yang masih kuat dan berfungsi dengan sangat baik. Keberadaan dan perannya tidak boleh digantikan.

Salah satunya adalah Stasiun Padalarang. Berada di sisi barat ibu kota Jawa Barat, Bandung, stasiun kereta api ini menjadi bukti nyata bahwa Belanda juga berperan penting dalam membangun peradaban di Kabupaten Bandung Barat.

Dibandingkan Stasiun Bandung dan Stasiun Cimahi, bisa dikatakan letak Stasiun Padalarang sedikit menjorok. Kurang strategis karena tidak di pinggir jalan utama.

Persis di Jalan Cihaliwung, Padalarang, merupakan pertigaan alternatif dari arah Sukabumi-Cianjur. Namun yang utama bila datang dari arah Purwakarta dan Karawang.

Saat ini, Stasiun Padalarang juga memiliki peran tambahan yang penting. Rencananya akan menjadi feeder Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang saat ini sedang dipercepat oleh pemerintah pusat.

Sejarah Berdirinya Stasiun Padalarang

Seperti diberitakan di situs haritage.kai.id, pada tahun 1884, stasiun kereta api Padalarang hanyalah sebuah terminal bus yang dibuka untuk umum bersamaan dengan peresmian jalur kereta api Cianjur-Bandung. Jalur tersebut merupakan bagian dari proyek pembangunan jalur kereta api pertama di Priangan, Bogor-Bandung.

Jalur kereta api di Tatarstan Pasundan dibangun oleh perusahaan kereta api negara Belanda Staatssporwegen (SS). Jalur yang dibangun dimulai dari Buitenzorg (Bogor) menuju Bandung melalui Sukabumi-Cianjur.

Pelaksanaan proyek pembangunan Stasiun Padalarang dimulai pada tahun 1878. Diawali dengan survey dan pemetaan konstruksi jalur oleh SS. Pekerjaan di-outsource ke pihak ketiga di bawah pengawasan mandor-mandor Eropa, Cina dan lokal.

Halte Padalarang merupakan bagian dari ruas Cisokan-Cipadalarang sepanjang 3,5 km yang selesai dibangun pada tahun 1880. Setelah survei dan pemetaan, SS melakukan pembebasan lahan.

“Stasiun Padalarang sudah direncanakan sejak lama. Nah, sekitar tahun 1890-an, pembangunan tahap pertama dimulai. Tapi itu baru ditugaskan sekitar tahun 1902. Jadi ada jeda dari selesai pembangunan sampai operasional,” ujarnya kepada Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB Tubagus Adhi kepada detikJabar.

Belanda berpikir dengan hati-hati untuk membangun sesuatu. Begitu pula dengan Stasiun Padalarang. Selain fungsinya sebagai alat transportasi massal pada masa lalu, fungsi lainnya adalah untuk memperkuat pangkalan militer Belanda di negara Pasundan.

“Awal tahun 1900-1910-an, kalau tidak salah, ada rencana pemindahan ibu kota Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung. Jadi salah satunya tadi, mereka harus memperkuat unsur militer. Stasiun Padalarang akhirnya dibangun,” kata Adhi.

“Penguatan unsur militer karena pada tahun 1913, kalau tidak salah, Batavia disergap dan diambil alih oleh Inggris. Beberapa waktu kemudian, ibu kota dipindahkan ke Bandung,” tambahnya.

Berbicara tentang kawasan militer prajurit Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger (KNIL), Padalarang menjadi kawasan pertahanan militer. Terbukti dengan banyaknya gerbang militer dan letaknya bersebelahan dengan Cimahi sebagai kota garnisun.

“Nah stasiun (padalarang) itu juga tempat mondar-mandir atau transfer kuda-kuda kavaleri. Dan di situlah Anda menemukan kuda-kuda terbaik, ”kata Adhi.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button