Museum Jogja kembali, temukan Museum Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia - WisataHits
wisatahits

Museum Jogja kembali, temukan Museum Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Harga tiket: Rp 15.000 Jam operasional: 09.00–14.00 WIB, Alamat: Jl.Ringroad Utara, Jongkang, Sariharjo, Kec. Ngalik, Kab. Sleman, DI Yogyakarta; Kasus: Verifikasi lokasi

Selain dikenal sebagai kota pelajar dan kota budaya, Sleman Yogyakarta juga dikenal sebagai kota gulat. Keberadaan Museum Jogja Lagi yang juga dikenal sebagai Monumen Jogja Lagi menjadi bukti kuat dari moniker yang dimaksud. Museum merupakan salah satu tempat wisata bertema pendidikan dan sejarah yang wajib dikunjungi, khususnya bagi anak muda untuk mengetahui sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Sebagai sebuah museum, Tugu Jogja Lagi yang disingkat Monjali ini memiliki berbagai peninggalan sejarah, terutama sejarah yang berkaitan dengan perebutan kota Jogja oleh Belanda. Nilai sejarah ini tidak bisa dilupakan, bahkan hingga saat ini masih ramai pengunjung, apalagi saat hari libur. Bagi Anda yang ingin alternatif liburan selain menikmati pesona alam atau permainan, tak ada salahnya sesekali datang ke Museum Jogja Lagi.

Selain mengenang perjuangan para pahlawan masa lalu, pembangunan tugu ini juga menjadi salah satu ikon kota Jogja. Dari kejauhan terlihat bangunan putih menjulang tinggi dengan bentuk menyerupai gunung. Bangunan ini dibangun dengan empat pintu yang menunjukkan arah mata angin. Ini adalah bangunan bersejarah yang dikenal sebagai Monumen Jogja Lagi.

Sejarah Museum Jogja kembali

Sejarah Museum Jogja kembaliKredit gambar: Google Maps Gatut Wijaya

Yogyakarta pernah menjadi ibu kota negara Indonesia pada masa perjuangan. Belanda yang melakukan Agresi Militer II berhasil menduduki wilayah tersebut dengan tujuan memusnahkan Republik Indonesia. Peristiwa ini juga ditandai dengan penculikan Presiden Soekarno dan Hatta serta pengasingan ke Pulau Sumatera.

Atas perintah Sultan Hamengkubuwono IX, pasukan TNI yang dipimpin Letnan Kolonel Suharto menyerang daerah itu tanpa peringatan. Dengan serangan ini Belanda berhasil dipukul mundur meski baku tembak selama enam jam. Kemenangan Indonesia atas Belanda membuktikan bahwa kekuatan negeri ini tidak bisa diremehkan. Untuk memperingati peristiwa yang dikenal sebagai Serangan Umum 1 Maret, Museum Jogja Lagi dibangun atas prakarsa Kolonel Soegiarto pada tahun 1983.

Hingga akhirnya pada tahun 1985, tepatnya bulan Juni, pembangunan tugu dimulai. Pembangunan dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Itu juga sebagai tanda bahwa pembangunan tugu ini disetujui oleh semua kalangan. Menurut kepercayaan adat masyarakat Jogja, sekaligus dilakukan upacara adat dengan menguburkan kepala kerbau di lokasi tersebut.

Luas bangunan sekitar 5 hektar dengan tinggi bangunan sekitar 32 meter. Tidak heran pembangunannya memakan waktu 4 tahun. Artinya, tugu tersebut selesai dibangun pada tahun 1989 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto yang dikukuhkan dengan menandatangani prasasti.

Bentuknya unik dengan makna mendalam secara keseluruhan. Desainnya yang berbentuk gunung menandakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Apalagi pemilihan Museum Jogja Kembali juga sarat akan makna. Jika Anda menggambar garis lurus, Anda akan menemukan sumbu imajiner yang menghubungkan tempat-tempat penting di Jogja. Tempat yang dimaksud tak lain adalah Pantai Parangtriris, Keraton Yogyakarta, Tugu Jogja, dan tak lupa Gunung Merapi.

Pengembalian dari Koleksi Museum Jogja

Pengembalian dari Koleksi Museum JogjaKredit gambar: Google Maps Novi Wiyasa

Museum merupakan tempat penyimpanan barang antik yang dipajang kepada pengunjung. Hal ini juga berlaku bagi museum-museum di Jogja untuk mengenang perjuangan bangsa merebut kembali tanah Yogyakarta. Berbagai koleksi peninggalan sejarah disajikan dengan cermat sesuai dengan lokasinya masing-masing. Bagi pengunjung yang menghargai nilai sejarah, semua benda tersebut tentu menjadi daya tarik tersendiri.

Begitu memasuki museum, sebuah meriam PSU kaliber 60mm siap menyambut Anda. Meriam ini buatan Rusia pada masa perjuangan masa lalu yang masih lengkap dengan rodanya. Masih di tempat yang sama, pesawat Guntai dan pesawat Cureng terlihat jelas dan masih bagus di gerbang barat dan timur. Hiasan dinding berupa relief yang menggambarkan perjuangan bangsa Indonesia juga menarik perhatian.

Perjuangan para pahlawan Indonesia selalu dikenang, terbukti dengan salah satu puisi terkenal Chairil Anwar berjudul “Karawang Bekasi” yang juga dipajang di sana. Museum Jogja Lagi dibangun dengan 4 aula berbeda. Setiap kamar memiliki koleksi barang antiknya sendiri. Namun, tidak ada aturan wajib dimana pengunjung harus mulai belajar tentang sejarah panjang Monjali.

Di lantai satu misalnya, pengunjung akan disuguhkan replika perjuangan tentara Indonesia. Adanya foto menambah bukti kuat bahwa pertarungan itu baik dengan pengorbanan, bukan hadiah. Selain itu juga terdapat koleksi barang antik seperti senjata dan pakaian prajurit saat merdeka dari Jogja yang berjumlah 1000 buah.

Tidak hanya menyimpan koleksi sejarah tentang peristiwa 1949, museum ini juga menyimpan barang-barang bersejarah dari tahun 1945 hingga 1849. Ada tandu yang digunakan untuk membawa Jenderal Soedirman saat perang gerilya. Pengunjung juga bisa melihat kereta kuda dan seragam yang pernah dikenakan tokoh revolusi Indonesia ini.

Menariknya, setiap diorama yang ditampilkan memberikan kesan bahwa pada saat itu pengunjung dibawa untuk melihat peristiwa yang terjadi. Ada adegan di setiap diorama, bahkan pengunjung disuguhkan diorama saat pengibaran bendera merah putih pada tahun 1945. Lagu kebangsaan Indonesia siap menemani perjalanan Anda melihat koleksi Museum Jogja Lagi.

Alamat, lokasi rute dan harga tiket

Alamat Museum Pulang YogyakartaKredit Gambar: Instagram Jogja Hari Ini

Letaknya yang tetap dekat dengan pusat kota membuat Monjali mudah untuk dikunjungi. Alamatnya di Desa Jongkang, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Pengunjung bisa melihat dengan jelas tugu tersebut saat berada di Dusun Jongkang. Dari pusat kota Jogja hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit dengan jarak tempuh 7 km.

Akses jalannya cukup baik, sehingga tidak ada kendala saat melintasinya. Baik menggunakan transportasi umum maupun pribadi, Anda dapat dengan mudah mencapai lokasi. Bahkan dengan menggunakan becak atau ojek, Monjali dapat ditemukan dengan mudah. Namun, pastikan datang dari pukul 08.00 hingga 14.00 WIB Selasa hingga Jumat. Sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu buka pada jam yang sama dan tutup pada pukul 16.00 WIB.

Museum Jogja Lagi menawarkan nilai sejarah yang tinggi dengan desain dan bangunan yang unik. Tapi tawaran itu tidak gratis, ada harga yang harus dibayar. Berbeda dengan ojek wisata yang berbentuk permainan, kali ini bisa dibilang cukup murah. Untuk menikmati koleksi barang antik dan belajar sejarah, Anda cukup membayar tiket masuk sebesar Rp 15.000.

Aktivitas menarik yang dapat dilakukan di Museum Jogja Lagi

Kegiatan di Museum Jogja LagiKredit gambar: Twitter SWARAGAMA 101.7 FM

Mungkin Anda juga berpikir bahwa kegiatan yang bisa dilakukan saat mengunjungi objek wisata berupa museum yang indah ini adalah melihat koleksi artefak kuno dan mengetahui sejarahnya. Benar, tapi ada beberapa kegiatan menarik lainnya yang bisa dilakukan di Museum Jogja Lagi. Buat kamu yang masih bingung dan belum punya ide aktivitas saat berkunjung, berikut ulasan singkat dari kami!

1. Wisata sejarah

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah kunjungan sejarah. Kali ini, jangan berharap ada keindahan alam yang menyertainya. Sebaliknya, keindahan diorama dengan konsep perjuangan rakyat Indonesia dan para prajurit menghiasi setiap ruangan. Satu hal yang paling menarik perhatian saya adalah kereta kuda yang pernah digunakan Jenderal Soedirman dan tandu yang diusungnya ketika beliau sakit.

Bagi pengunjung yang kurang puas atau kesulitan memahami arti dari diorama yang dimaksud, silahkan datang ke perpustakaan. Anda bisa membaca berbagai buku sejarah untuk dipelajari, atau bisa juga dijadikan referensi. Koleksi buku-buku sejarah sangat lengkap, tidak hanya untuk peristiwa serangan umum 1 Maret saja, tetapi hampir semua buku yang masih berkaitan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

2. Menonton pertunjukan seni

Selain belajar sejarah, Museum Jogja Lagi juga menampilkan pertunjukan seni dan hiburan. Lokasinya ada di lantai satu yang disebut ruang serbaguna. Pengunjung dapat menyaksikan berbagai seni dan budaya Indonesia. Diantaranya adalah seni tari, seni suara berupa campur sari, dan seni musik Jawa berupa gamelan.

Langkah ini masih dalam satu paket, jadi Anda tidak perlu membayar lagi jika berminat. Untuk mendapat kesempatan menyaksikan kesenian tradisional, silakan datang pada hari Sabtu dan Minggu. Selain hari-hari tersebut, pertunjukan seni jarang dilakukan kecuali pada momen-momen tertentu atau peringatan hari-hari tertentu.

3. Menikmati keindahan Taman Pelangi

Saat Museum Jogja Lagi tutup pada sore hari, bukan berarti tidak ada pengunjung saat itu. Keberadaan Taman Pelangi rupanya membuat Monjali tetap terjaga. Tempatnya dihias dengan lampion warna-warni, di sinilah ada juga yang menyebutnya taman lampu. Beragam wahana juga ditawarkan, mulai dari trampolin hingga becak mini.

Fasilitas yang tersedia di area museum

Pemasangan Museum Joja LagiKredit gambar: Twitter Perjalanan

Dikelola dengan baik oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Yogyakarta, wajar jika Monjali memiliki fasilitas yang memadai. Selain tempat parkir mobil yang cukup luas, pengunjung dapat memanfaatkan fasilitas MCK yang bersih dan tempat ibadah berupa mushola.

Selain itu, banyak warung atau rumah makan yang berjejer rapi di dekat museum menanti Anda untuk datang dan memesan hidangan khas Jogja.

Mengisi waktu luang berlibur tidak harus mengunjungi objek wisata berupa panorama alam. Mengunjungi museum juga menjadi pilihan alternatif bagi mereka yang ingin menelusuri sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Jika Anda sedang berada di Jawa Tengah, tidak ada salahnya mengunjungi Museum Jogja Lagi untuk mengenang sejarah panjang perjuangan rakyat tentara Indonesia.

Source: www.itrip.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button