Yogyakarta

Museum Benteng Vredeburg menampilkan koleksi sejarah di Gunungkidul

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Museum Benteng Vredeburg Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan program Museum Masuk Desa bertajuk Pekik Merdeka dari Bumi Handayani pada 24-28 Agustus 2022 di Kantor Desa Ngleri Kabupaten Gunungkidul.

Acara tersebut merupakan salah satu upaya untuk menggairahkan masyarakat terhadap museum.

Baca juga:

Pada acara ini, beberapa koleksi museum termasuk benda-benda dibawa ke venue realitas (Asli) sejarah pada masa revolusi fisik 1945-1949.

Ada pula pameran sejarah tentang peran tentara, pemuda, pelajar, tani, dan perempuan dalam perjuangan mempertahankan kedaulatan negara.

Selain itu, game virtual bertema sejarah dihadirkan agar pengunjung bisa merasakan suasana perang saat itu. Bahkan Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto, sempat menjajal permainan tersebut.

KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Koleksi Benteng Vredeburg masuk dalam program Museum Masuk Desa di Kallurahan Ngleri, Playen, Gunungkidul. Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto mencoba permainan sejarah virtual

“Cobalah, mungkin dorongan yang bagus. Edukasi khusus untuk anak kecanduan gimmick (Perangkat). Saya pikir ini dapat direplikasi dengan membuat game edukasi yang luar biasa untuk siswa kami. Game ini bernuansa sejarah, religi dan membawa kembali kenangan indah bagi anak-anak kita,” kata Heri, Rabu (24/8/2022).

Baca Juga: Sejarah Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Berdiri Kuat Sejak 1760

Sementara itu, salah satu siswa yang datang, Dinda dari SD IV Ngleri mengaku sangat menikmati pameran tersebut. Selain belajar sejarah, ia juga bisa bermain dengan teman-temannya.

“Senang belajar sejarah, apalagi melihat langsung,” ujarnya.

Kunjungan ke Museum Benteng Vredeburg mulai melambung

Kompleks di Benteng Vredeburg.komplek culture.jogjakota.go.id di Benteng Vredeburg.

Kunjungan ke museum telah meningkat setelah lebih dari dua tahun pandemi, menurut kepala Museum Benteng Vredeburg Suharja. Meski demikian, masyarakat tetap harus didorong untuk berkunjung ke museum.

“Alhamdulillah kunjungan normal, saat libur dari Sabtu sampai Minggu bisa 3.500 (orang), setiap hari ada sekitar 1.900 (orang) hingga 2.000 (orang) kurang. Masyarakat sebenarnya haus akan informasi, tetapi informasi perlu tepat waktu dan bernuansa sesuai perkembangan zaman,” kata Suharja, yang ditemui Rabu seusai pembukaan Museum Masuk Desa di Kalurahan Ngleri, Playen, Gunungkidul.

Baca juga: Jejak Pendirian PMI Yogyakarta Ada di Museum Benteng Vredeburg

Ia melanjutkan, masih perlu dilakukan upaya untuk mengunjungi museum bagi masyarakat Indonesia pada umumnya.

“Kesadaran (mengunjungi museum), kita perlu mendorong ini lagi agar menangkal (Menyeimbangkan) budaya asing,” kata Suharja.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Terbaru di Gunungkidul yang Cocok Untuk Liburan Akhir Pekan

Arti mimpi membangun museum di gunungkidul

Program Desa Masuk Museum bertujuan untuk memberikan energi baru terhadap rencana pendirian museum di Gunungkidul.

“Ini energi baru, kita punya kebijakan pariwisata prioritas, tentunya akan kita sinergikan pariwisata ini dengan budaya dan museum. Kami berharap museum ini dapat menunjukkan potensi sejarah. Wisata ada paket wisata salah satunya masuk museum yang banyak miniatur pertarungan dari para pendahulu Kabupaten Gunungkidul,” kata Heri.

“Dalam jangka pendek, anak-anak sekolah datang ke museum untuk masuk ke desa ini agar anak-anak tahu sejarahnya,” tambahnya.

Baca Juga: 5 Wisata Gunungkidul Lantai Dua Pemandangan Bukit Yang Indah

dapatkan pembaruan pesan yang dipilih dan berita terkini setiap hari dari Kompas.com. Jom join grup Telegram “Kompas.com News Update” caranya klik link lalu join. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: travel.kompas.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button