Yogyakarta

Monyet Hutan Mangunan Turun ke Tujuan, Manajer: Loot Merchant Food

TEMPO.CO, jakarta – Pengelola wisata Hutan Mangunan di Kabupaten Bantul, Yogyakarta baru-baru ini berjuang mengusir kawanan monyet ekor panjang yang turun dalam jumlah besar ke sejumlah destinasi daerah untuk mencari makan. Penurunan jumlah kera ekor panjang ini diyakini karena menipisnya persediaan makanan di habitatnya.

Monyet-monyet itu terus berdatangan dan menjarah barang-barang pedagang, misalnya di kawasan Pinus Sari dan Puncak Seribu Batu Mangunan. “Kami sudah berusaha mengusir kera karena merugikan pedagang, tapi sampai saat ini belum bisa, malah terus berdatangan dalam jumlah banyak,” kata ketua Koperasi Notowono, koperasi pemilik Koperasi Notowono. Destinasi wisata Hutan Mangunan, Purwo, dikelola Harsono, Rabu 5 Oktober 2022.

Ipung, sapaan akrab Purwo Harsono, mengatakan jumlah kera yang turun bisa mencapai 20 ekor. Mereka segera berpindah ke lapak-lapak pedagang di area target yang kebetulan buka.

Ketika pedagang lemah atau sibuk melayani wisatawan, kera-kera itu menjarah makanan dan minuman. “Kami sudah berusaha mengusir mereka, seperti menyalakan petasan untuk menakut-nakuti kera, tapi kami tetap tidak bisa mengusir kera,” kata Ipung.

Meski kera berulang kali menjarah makanan dan minuman dari pedagang, Ipung mengatakan primata tersebut belum mengganggu atau menyerang wisatawan yang datang. “Hingga saat ini belum ada kejadian kera turun mengganggu atau menyerang wisatawan, mereka hanya mengincar makanan dan minuman yang ada di warung-warung,” katanya.

Joko Waluyo, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, mengatakan monyet ekor panjang di Hutan Mangunan dikirim ke daerah sasaran karena daerah tersebut paling dekat dengan habitatnya di Hutan Kecamatan Dlingo dan Imogiri, Bantul. “Monyet-monyet itu juga belum lama ini datang ke Kebun Buah Mangunan dan mengincar pohon buah-buahan di sana,” katanya.

Joko mengatakan, berbagai upaya memang telah dilakukan petani. Misalnya memasang jaring di lahan pertanian dengan tujuan menakut-nakuti kera, tetapi tidak berhasil. Saat ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul melibatkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DI Yogyakarta untuk mencari cara yang lebih efektif untuk mengatasi masalah tersebut.

Baca juga: Ziarah ke Makam Raja Mataram di Imogiri menaiki ratusan anak tangga

Selalu update informasi terbaru. Tonton berita terkini dan berita pilihan dari Tempo.co di saluran Telegram “http://tempo.co/”. klik https://t.me/tempodotcoupdate bergabung. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram.

Source: travel.tempo.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button