Metaverse Era Guru - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Metaverse Era Guru – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Ary Yulistiana (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Metaverse adalah dunia baru yang melengkapi dunia realitas. Sesuai mengganggu. bersama, Meta adalah digital, sedangkan semesta berarti alam semesta. Tertanam dalam dunia digital. Manifestasi metaverse tidak sesederhana itu.

Metaverse adalah ruang virtual tempat kita bisa melakukan apa yang bisa kita lakukan di dunia nyata. Ruang virtual mereplikasi aktivitas manusia di dunia nyata. Kita seperti memiliki dua tubuh. Dengan avatar kita melakukan berbagai aktivitas di dunia Metaverse.

Promosi Angkringan Omah Semar Solo: Tempat nongkrong unik punya menu Wedang Jokowi

Forum Ekonomi Dunia di Masa depan pekerjaan melaporkan 2020 mengungkapkan bahwa dalam dunia industri, otomasi yang dikombinasikan dengan resesi akibat Covid-19 telah menciptakan skenario gangguan ganda bagi pekerja.

Penggunaan bisnis teknologi akan mengubah peran, pekerjaan, dan keterampilan pada tahun 2025. Pada saat itu, diperkirakan waktu yang dihabiskan manusia dan mesin untuk tugas aktual di tempat kerja akan serupa.

McKinsey sedang menghubungi Otomasi dan masa depan dunia kerja di Indonesia pada September 2019 dikatakan bahwa 23 juta pekerjaan akan digantikan oleh otomatisasi. Dalam kurun waktu tersebut, 27 hingga 46 juta pekerjaan baru dapat diciptakan, namun 10 juta dari pekerjaan tersebut merupakan jenis pekerjaan baru yang sebelumnya tidak ada.

Di era otomatisasi ini, keterampilan baru sangat dibutuhkan. Keterampilan ini bukan hanya keterampilan teknologi, tetapi juga mencakup keterampilan sosial, emosional, dan kognitif yang lebih tinggi seperti kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah yang kompleks.

Data di atas tidak hanya berlaku untuk dunia bisnis dan industri, tetapi juga harus dijadikan acuan dalam dunia pendidikan. Guru perlu memahami prediksi masa depan untuk menentukan apa yang terbaik bagi siswa mereka. Sebagian besar siswa hari ini akan bekerja dalam jenis pekerjaan yang sama sekali baru.

Hal ini harus menjadi acuan bagi guru untuk mengambil tindakan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya sendiri, juga disesuaikan dengan siswa sebagai generasi penerus. Ekonom mengatakan itu akan terjadi di masa depan generasi yang tidak berguna.

Orang beranggapan bahwa semakin tinggi pendidikan maka semakin mudah mendapatkan pekerjaan. Ternyata biaya tenaga kerja semakin tinggi setiap tahun, sedangkan biaya penggunaan robot di tempat kerja (mis bot obrolan) bahkan lebih murah.

Telah membawa

Terkadang perusahaan tidak lagi melihat latar belakang gelar akademik, pertanyaannya adalah apa yang bisa dilakukan. Jika Anda hanya memiliki gelar pendidikan, itu akan terjadi di masa depan tidak berguna.

Pendidikan bisa tinggi asal diimbangi dengan banyak mengeksplorasi hal-hal baru. Karena itu, guru perlu berpikir untuk menyiapkan siswa berjuang di masa depan. Di sisi lain, guru juga perlu memperkuat karakternya dan terus berkembang.

Rhenald Kasali mengatakan kita mudah untuk menjadi usang atau usang dalam masa perubahan yang cepat ini. Guru perlu berpikir dan bertindak dengan hati-hati, menggunakan kembali atau melatih kembali keterampilan mereka untuk memperoleh yang baru, dan berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan pribadi dan profesional.

Pada akhirnya, guru masih harus berada di antara dunia Metaverse dan kenyataan. Guru belum memperkuat karakternya sendiri dan menjadi inspirasi bagi siswanya, karena guru harus menyelamatkan karakter siswa dengan tetap menjadi makhluk hidup antara dunia Metaverse dan kenyataan.

Guru perlu memahami bahwa siswa akan hidup di masa depan, bukan masa lalu. Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, guru perlu lebih cepat memahami perubahan yang terjadi.

Guru harus melihat kekuatan dalam dirinya sendiri (kekuatan batin) untuk membimbing siswa melalui momen transformatif dalam lingkungan belajar yang menyenangkan. Guru perlu mengenali dan memperkuat karakter dalam dirinya agar dapat menjadi inspirasi bagi siswanya.

Semua hal dapat dikembangkan oleh guru mulai dari Cara berpikir hingga berbagai keterampilan lainnya. Guru dapat mengambil tindakan yang dapat meningkatkan potensi mereka. Semuanya untuk menjadi seorang guru yang dapat menawarkan sumber inspirasi kepada murid-muridnya.

William Arthur Ward mengatakan seorang guru biasa hanya memberi tahu, seorang guru yang baik menjelaskan, seorang guru yang berprestasi selalu mendemonstrasikan, seorang guru yang hebat hanya menginspirasi.

Seorang guru harus memiliki tujuan besar untuk menginspirasi siswanya, tetapi tujuan besar itu tidak berarti mereka akan dicapai dengan satu tindakan besar. Mencapai tujuan besar bisa dimulai dari hal-hal kecil.

Misalnya, melacak waktu atau meningkatkan kinerja. Perubahan yang dilakukan secara bertahap akan membawa seseorang ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Menenun sedikit setiap hari menghasilkan jaring yang besar. Sedikit sulaman setiap hari membuat selimut hangat. Langkah kecil setiap hari mengarah ke perjalanan ribuan kilometer.

Sisanya memungkinkan guru untuk berkembang pola pikir, keterampilandan set alat. Ketiga hal ini terhubung. Cara berpikir adalah pola pikir kemampuan adalah keterampilan dan set alat adalah alat yang digunakan untuk melakukan perubahan atau inovasi. Mari kita – para guru – serentak berinovasi dan menciptakan pembelajaran mandiri.

(Esai ini dimuat di Harian Solopos edisi 30 November 2022. Penulis adalah seorang guru di SMKN 9 Kota Solo Provinsi Jawa Tengah.)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button