Menyoroti isu lingkungan, efek rumah kaca untuk bintang dan konser kelinci di Tebing Breksi - WisataHits
Yogyakarta

Menyoroti isu lingkungan, efek rumah kaca untuk bintang dan konser kelinci di Tebing Breksi

TEMPO.CO, Yogyakarta – Sejumlah musisi akan mengkampanyekan isu lingkungan, khususnya isu sampah berbentuk konser bersama di kawasan target Tebing Breksi Sleman Yogyakarta pada 10 Agustus 2022. Musisi terlibat dalam konser bertajuk alam berdengung Diantaranya Efek Rumah Kaca, Stars and Rabbit, FTVLST, Ardhito Pramono, Korekkayu hingga Fello feat. Rangga SKJ’94.

“Konser ini mengangkat tema besar tentang alam, bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan setelah pandemi Covid-19 yang melanda selama dua tahun terakhir,” kata event organizer Anton Rhey Gong Founder GongFest, Rabu, 3 Agustus 2022.

Anton mengatakan, isu lingkungan, khususnya konservasi, seolah terbengkalai lebih dari dua tahun di tengah hiruk pikuk masyarakat akibat serangan virus Covid-19 yang merenggut banyak nyawa. Minimnya gerakan penyadaran kolektif terhadap isu lingkungan terbukti menimbulkan sejumlah masalah.

“Dari Yogyakarta sendiri, masalah lingkungan terkait sampah darurat Jogja baru-baru ini muncul,” kata Anton.

Seorang pengendara melewati tumpukan sampah di kawasan Patuk, Yogyakarta, Rabu, 11 Mei 2022. Akses jalan tersebut ditutup karena adanya penolakan warga terhadap proses peralihan pembuangan sampah ke lahan baru di Piyungan dan menyerukan penutupan permanen TPST Piyungan. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Darurat Sampah Jogja terjadi usai libur lebaran pada pertengahan Mei lalu. Saat itu, sampah rumah tangga warga tidak bisa diangkut ke TPST (Pengelolaan Sampah Terpadu) Piyungan selama berhari-hari. Akibatnya, jalanan Kota Yogyakarta dipenuhi sampah yang sudah menumpuk lebih dari seminggu.

Anton mengungkapkan dalam konser alam berdengung yang memungkinkan kontingen 3.000 orang, para musisi tidak hanya mengungkapkan keprihatinan dan refleksi mereka tentang alam dalam bentuk lagu atau mengingatkan penonton untuk menjaga lingkungan sekitar mereka.

Namun, konsep panggung juga meminimalkan penggunaan material yang sulit didaur ulang. Secara khusus, meminimalkan penggunaan bahan plastik.

“Konsep panggung kami ramah lingkungan dengan bahan-bahan yang ada di alam, ini bagian dari kampanye sadar lingkungan,” kata Anton.

Co-founder GongFest Dita Wiendra mengatakan kampanye lingkungan, melalui konser outdoor mulai pukul 3 sore hingga malam, akan menyediakan banyak tempat pembuangan sampah untuk mendidik para peserta.

Ardhito Pramono. Dermaga. catatan naskah

“Ada puluhan tong sampah di gedung konser yang dipisahkan sampah organik dan non-organik,” katanya.

Selain itu, kata Dita, puluhan pegiat wisata Tebing Breksi juga terlibat penuh dalam administrasi di konser ini.

Uniknya konser tersebut, dengan harga tiket mulai Rp 150.000 (on site), akan ada semacam mini workshop tentang seni dan lingkungan.

Workshop ini diikuti oleh musisi dan seniman yang berkompeten di bidangnya. Di antaranya Farid Stevy dari band FTVLST, Yaya, seorang seniman visual dan musisi, Iwe, seorang fotografer, dan Ronnie, seorang musisi dari Fox di Selatan, yang akan membahas manajemen pertunjukan dari avant-garde hingga di belakang panggung.

alam berdengung sendiri akan berlangsung di dua kota, yaitu Yogyakarta dan Malang. Jika berlangsung di Yogyakarta pada 10 Agustus 2022 maka di Malang konser yang akan berlangsung pada tanggal 20 Agustus 2022 di Kusuma Agrowisata Batu.

WICKSONO PRIBADI

Baca juga: NCT Dream Batalkan Tiga Konser Karena Anggota Positif Covid-19

SayaIkuti berita terbaru Tempo.co di Google News, klik di sini.

Source: seleb.tempo.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button