Menjelang Pensiun, Dewan Pertimbangan OJK Ucapkan Selamat Tinggal kepada Jokowi - WisataHits
Yogyakarta

Menjelang Pensiun, Dewan Pertimbangan OJK Ucapkan Selamat Tinggal kepada Jokowi

Wimboh mengatakan tantangan Indonesia ke depan akan semakin besar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2017-2022 bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) siang ini, Rabu (13/7/2022) di Istana Kepresidenan. Ketua Dewan Komisi OJK Wimboh Santoso mengatakan kehadirannya untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Presiden Jokowi sebelum pensiun.

“Kami sebelumnya telah melaporkan kepada Presiden bahwa kami adalah anggota Dewan Komisaris. 2017-2022 akan segera berakhir. Jadi minggu depan akan ada pelantikan anggota baru jajaran baru dan juga akan berakhir, jadi kami akan laporkan ke Presiden. kata Wimboh di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. .

Dalam pertemuan ini, Wimboh juga mengapresiasi kepemimpinan Presiden Jokowi, terutama di masa-masa sulit akibat pandemi Covid-19. Menurutnya, pemerintah dapat menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan negara serta mampu menghadapi pandemi Covid-19.

“Diakui di seluruh dunia bahwa kita bisa mendapatkan vaksin dengan cepat. Kita dapat dengan cepat mendistribusikan vaksin dan bahkan herd immunity sudah terjadi di Indonesia. Indikatornya 80 persen penduduk sudah divaksin, itulah yang sudah Indonesia capai,” jelas Wimboh.

Membaiknya kondisi pandemi di Indonesia juga mendorong peningkatan mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya mobilitas masyarakat ke berbagai kawasan wisata seperti Bali, Jogja dan lain-lain. Kondisi ini, kata Wimboh, mencerminkan pemulihan kondisi ekonomi di Indonesia saat ini.

“Untuk itu, kita tentu bisa berada di tempat kita sekarang ini tanpa kepemimpinan Presiden, khususnya dalam menghadapi Covid-19 dan dalam membentuk kebijakan kesejahteraan dll. Sektor keuangan tentu sangat bergantung padanya. ” dia berkata.

Namun, tantangan ke depan tidak akan semakin mudah. Pemerintah masih akan menghadapi insiden itu hiperinflasikenaikan harga di sektor energi dan beberapa komoditas lainnya serta normalisasi kebijakan suku bunga The Fed, tidak bisa dianggap enteng.

Cepat atau lambat, keadaan ini juga akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dan juga akan mempengaruhi kenaikan inflasi. “Bahkan angka terakhir adalah 4,35 persen, jadi kami harus menanggapi semua ini dengan kebijakan yang terukur dan masuk akal. Tidak cukup tepat waktu, tetapi juga tepat waktu di semua sektor, terutama kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan juga kebijakan jasa keuangan,” jelasnya.

Source: www.republika.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button