7 Rempah Termahal di Dunia, Harganya Ratusan Juta! : Wisata Okezone - WisataHits
Yogyakarta

7 Rempah Termahal di Dunia, Harganya Ratusan Juta! : Wisata Okezone

MEMBUMBUI Dapur adalah salah satu bahan yang paling dibutuhkan manusia di dunia. Bahkan pada zaman dahulu, orang Eropa mencari rempah-rempah di berbagai negara Asia, termasuk Indonesia untuk keperluan dapur. Sampai menginvasi negara lain.

Harga rempah umumnya terjangkau. Namun tahukah Anda bahwa ada bumbu dapur yang harganya selangit? Tentu saja, karena bumbu ini langka dan eksklusif, penggunaannya harus secukupnya.

Berikut 7 bumbu masak termahal di dunia.

1. kunyit

Saffron adalah bumbu dapur yang harganya masih sangat mahal hingga saat ini. Karena kunyit yang halus harus diekstraksi dengan hati-hati dari bunga Crocus sativus, yang hanya mekar dua kali setahun.

Dibutuhkan sekitar 250.000 bunga untuk menghasilkan hanya satu kilo, dan dibutuhkan hingga 600 jam kerja manual untuk mengumpulkannya. Tak heran jika harga per pon (454 gram) berkisar antara 1.000 hingga 5.000 dollar AS atau setara dengan 14,8 hingga 741 juta rupiah.

Saffron sering digunakan untuk melengkapi masakan tradisional India, Timur Tengah, Afrika Utara, dan Eropa.

2. Serbuk sari adas

Setiap bagian tanaman adas digunakan dalam masakan di seluruh dunia. Umbi dengan rasa manis ini sering digunakan mentah atau dimasak. Namun ternyata bagian yang paling berharga dari tanaman ini adalah serbuk sarinya, karena memiliki rasa yang otentik dan sering digunakan sebagai pendamping berbagai masakan.

Hanya karena langka dan proses pemanenannya memakan waktu lama, bumbu yang satu ini hadir dengan banderol harga yang lumayan. Harga per onsnya US$30 atau setara Rp 444.000.

3. Kacang vanila

Vanila sintetik adalah salah satu perasa makanan yang paling umum digunakan di dunia. Bumbu yang satu ini terdapat dalam berbagai makanan, baik kue maupun minuman.

Namun, bumbu yang diproduksi secara massal ini tidak memiliki kemiripan dengan aroma dan rasa vanila asli yang kaya. Di pulau asalnya, Madagaskar, rempah ini memiliki harga yang cukup tinggi karena termasuk tanaman langka.

Tidak mengherankan, vanila alami harganya bisa mencapai $20 per ons, atau 6 hingga 8 polong.

4. Mahlab

Mahlab adalah bumbu yang kompleks dan harum dengan perpaduan rasa manis dan pahit yang digunakan untuk menambah cita rasa pada berbagai masakan.

Meski tidak begitu dikenal atau digunakan di Barat, Mahlab telah menjadi bahan pokok pedagang rempah-rempah Eropa dan Arab selama ribuan tahun.

Bumbu ini berasal dari liang yang dihancurkan dari pohon Prunus Mahaleb. Mahlab dibuat dengan mengekstraksi biji dari buah ceri, mengeringkannya, lalu menggilingnya menjadi bubuk halus. Pasalnya, proses yang rumit dan memakan waktu lama membuat bumbu ini dibandrol dengan harga US$5-6 atau setara Rp74.000 per ons.

Baca juga: Lifebuoy x MNC Peduli mengajak masyarakat berbagi kebaikan dengan donasi rambut, Save the Date!

5. Cabai panjang

Cabe jawa atau cabe jawa termasuk dalam keluarga Piperaceae yang memiliki rasa seperti adas manis, kayu manis dan pala dengan aroma dan gigitan yang halus. Cabai panjang secara tradisional ditanam hanya di India dan Indonesia, meskipun popularitasnya jauh melampaui fakta bahwa harga bumbunya $5 per ons tidak seperti cabai lainnya.

6. Biji jintan hitam

Kerabat jintan (Cuminum cyminum) yang lebih dikenal dengan jintan hitam ini memiliki rasa pedas yang kompleks.

Bumbu dapur ini berasal dari India utara, Iran, Maroko, dan Mesir. Biji bumbu ini lebih kecil dan lebih tipis dari jintan biasa. Tak heran jika harganya $3 yaitu Rp44.000 per ons.

ilustrasi

7. Daun Jeruk Purut

Siapa sangka tanaman yang tersebar luas di Asia Tenggara ini memiliki harga yang sangat fantastis. Daun ini digunakan untuk menambah rasa pada berbagai masakan termasuk kari dan tumis, nasi dan sup.

Memanen daun-daun ini tidaklah mudah, membutuhkan pencabutan tangan dari dahan-dahan kusut yang diselimuti duri ganas. Tak heran jika kemudian bumbu dapur yang satu ini dibanderol dengan harga sekitar US$35 atau setara dengan Rp519.000 per pon.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button