Memperkenalkan 3 Buku Prosa Filmis Budaya Indonesia Karya 90 Elang Nuswantara - WisataHits
Jawa Tengah

Memperkenalkan 3 Buku Prosa Filmis Budaya Indonesia Karya 90 Elang Nuswantara

Elang Nuswantara adalah komunitas sastrawan yang mencintai budaya dan alam Indonesia, terdiri dari para pejuang literasi Nuswantara dari Indonesia Timur dan Barat. Mereka datang dari berbagai latar belakang, mulai dari Gen Z, Gen Milenial hingga Gen X. Yang menyatukan Elang Nusantara adalah semangat untuk mengeksplorasi budaya dan mencintai nusantara, menghidupkan pesan leluhur dengan cara kontemporer yang disampaikan.

Komunitas Elang Nuswantara didirikan pada 14 Maret 2022. Dia disutradarai oleh Kirana Kejora, seorang novelis, penulis buku terlaris, dan produser film, sebagai guru kelas menulis. Buku “The Mystic of Love” oleh Pasukan Elang Merah dibuat bekerja sama dengan Badan Naskah Miyaz – Penerbit Dandelion. Dengan Karya, Penerbit Murni memproduksi buku Pasukan Elang Putih Pesan Yang Belum Sampai, dan dengan Buku Ibus Ketagihan Nulis Pasukan Elang Biru Beri Aku Cerita yang Tidak Biasa. Nama setiap pasukan, menurut Kirana, sesuai dengan suasana kelas dan kelahiran mereka, menurut Kirana, yang dengan jargon perilaku nomor satu, pekerjaan nomor dua, menolak rombongan dan mentor “liar”. Tiga buku prosa budaya film dengan konsep writer-preneur lahir dan ditarik dengan selamat dari Perpustakaan Nasional RI pada 21 Agustus 2022. Acara ini dihadiri oleh beberapa Elang Indonesia yang banyak di antaranya berasal dari luar Jakarta dan komunitas/aktivis literasi dan budaya.

Berbagai sambutan antusias dan testimoni dari pemerintah dan pegiat budaya membuka acara yang dimeriahkan dengan doorprize dan bazar UMKM. Pembicara pada acara tersebut antara lain Ibu Yuli Maryani (Perpustakaan Nasional RI), Ibu Erwita Dianti (Kemenparekraf/Baparekraf), Ibu Dewi Yulianti (Kemendikbudristek), Ibu Rafita Meri (Balai Pustaka), Bapak Tukul Rameyo Adi (Yayasan Baruna). Nusantara), Pak Hedy Rahadian (pencinta budaya dan sejarah, penulis Lagu Kesaksian).

Pertunjukan berupa pembacaan puisi, tarian, monolog, teater dan live painting oleh rombongan Elang Nuswantara memeriahkan suasana. Lagu “Kesaksian” oleh Hedy Rahadian untuk memperkuat cara mencintai budaya nusantara dinyanyikan oleh trio Elang Nuswantara. Penulis tampil sebagai performer, panitia dan EO secara bersamaan. Selama ini koordinasi hanya melalui dunia maya dan baru bertemu H-1 sebelum acara. Ini menghabiskan banyak energi.

Ketiga buku yang telah diterbitkan tersebut memiliki kesimpulan yang sangat berarti sebagai rangkuman dari semua cerpen yang terdapat di dalamnya. “The Mystic of Love” oleh 47 Elang Merah mengungkapkan ungkapan ajaib yang tidak pernah diminta oleh alam semesta. Dia akan selalu menjagamu jika kamu mencintai dengan rajin. Di sisi lain, “Pesan Yang Belum Tiba” oleh 18 Elang Putih menunjukkan teorema bahwa alam semesta memiliki cara untuk membalas kasih sayang kita kepadanya. Sementara itu, “Give Me an Unusual Story” karya 28 Elang Biru hadir dengan ungkapan yang indah, bukan hanya cinta tapi perlu dikatakan dan bersinar.

Dan yang membanggakan adalah para penulis termuda yang masih duduk di bangku SMP, baik di Jawa maupun di luar Jawa (NTT). Dukungan pihak sekolah dan organisasi terkait sangat terlihat dalam acara yang membahagiakan ini. Tirto Adi (Kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo) bersama Netti Lastiningsih (Kabid Mutu Pendidikan) dan Suharsono (Kepala SMPN 6 Sidoarjo) bersemangat untuk terbang dari Jawa Timur dan menghadiri acara tersebut. Karena ada 6 siswa SMPN 6 Kota Petis yang juga menulis di buku Pesan Yang Belum Sampai dan menampilkan tarian asli Sidoarjo Banjar Kemuning.

Harapannya, ketiga buku Elang Nuswantara ini dapat menjadi warna baru dalam dunia literasi tanah air, terutama untuk menambah cahaya pendidikan budaya yang mulai pudar akibat berbagai pengaruh budaya di luar NKRI.

Siapapun bisa bergabung dengan Elang Nusantara asalkan mau menulis tentang budaya dan alam Indonesia dengan penuh cita rasa. Ingin mendengar, melihat, merasakan. Sensitif dan peduli, ini adalah penulis sejati. Sila bertemu IG @elangnuswantara.

Host Kirana sangat berharap Elang Nuswantara akan melahirkan penulis-penulis yang mencintai kearifan lokal nusantara. Ingin menghasilkan buku tunggal, baik fiksi maupun nonfiksi, dengan kemasan yang ringkas, kekinian, dan bermanfaat. Urip urup, pedoman penting bagi seorang pelaku pendidikan budaya.

Acara yang dimulai dari pukul 09.00 hingga 14.00 WIB ini mendapat sambutan yang luar biasa dari para tamu dan pengunjung yang memeriahkan bazar buku dan produk UMKM. Didukung penuh oleh Direktorat Cagar Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, serta Fibi Jewelry, Miya’z, Makeupuccino, Stunniverse, Benik (Club Fabric Benang), Gendis Cake, Pocari Sweat, SNRockerZ, Gramedia.

Semoga ini menjadi awal penerbangan yang baik bagi Elang Nusantara dan bisa menjadi inspirasi bagi para penulis pejuang.

Motto Elang Nuswantara adalah “Terbang bekerja, membunuh jiwa dengan mencintai alam semesta tanpa ketidakadilan”.

Keanggunan.

Source: www.wisatabdg.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button