Mata Air dan Api di Desa Krendowahono: Untuk terapi kesehatan dan memasak - WisataHits
Jawa Tengah

Mata Air dan Api di Desa Krendowahono: Untuk terapi kesehatan dan memasak

KARANGANYAR – Fenomena alam yang unik terjadi di Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar. Berupa munculnya mata air dan mata air api di Dukuh Dukuh. Dapat digunakan untuk terapi kesehatan dan memasak bagi warga sekitar.

Desa Krendowahono tidak jauh dari situs purbakala di Kecamatan Gondangrejo. Kepala Desa (Kades) Krendowahono Syarif Hidayatullah menjelaskan, daerahnya selama ini memiliki potensi yang kecil untuk dikembangkan. Karena lokasinya yang dekat dengan situs arkeologi, perkembangan potensial terhambat oleh undang-undang kuno.

Nah, pada Maret 2021, muncul sumber air fenomenal yang cukup unik. Dimana mata air yang menyembur ke atas juga mengandung gas. Jadi bisa menyala.

Airnya mengandung belerang dan gas, menurut penelitian Dinas Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah. Tapi tidak layak untuk dikonsumsi.

“Oleh karena itu, pemerintah desa mengembangkan potensi sumber air tersebut bersama dengan Dinas ESDM Jawa Tengah. Telah dibuat instalasi yang didistribusikan langsung ke rumah-rumah warga untuk memasak. Kami juga memanfaatkan sumber air untuk wisata kesehatan,” kata Syarif kemarin (19 Agustus).

SUKSES: Uji gas alam dengan kompor. (RUDI HARTONO/RADAR SOLO)

Syarif menambahkan, saat ini baru 34 keluarga (KK) yang bisa menggunakan fasilitas gas bumi ini. Pemerintah desa melakukan kerja rintisan bagi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam penyelenggaraannya. Sehingga nantinya dapat meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes).

“Situs ini berada di salah satu pekarangan warga. Kami setuju dengan pemilik properti, apakah fasilitas itu akan disewakan atau bagaimana? Atau tanahnya bisa diganti dengan tanah harta desa. Sementara itu, kami merintis BUMDes untuk mengelola sumber air,” kata Syarif.

Kepala Dukuh Dukuh Wahyudi menambahkan, kehadiran kantor ESDM Provinsi Jawa Tengah juga untuk upaya pemisahan sumber air dan gas yang masih tercampur. “Gas akan terus didistribusikan ke rumah-rumah warga. Jika sumber airnya, bisa digunakan untuk terapi kesehatan. Terutama untuk mengobati penyakit kulit,” ujarnya.

Mengenai penggunaan air belerang, lanjut Wahyudi, nantinya akan dibangun kolam terapi khusus. Sehingga diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata baru di Desa Krendowahono.

“Kami baru saja mengajukan anggaran ke desa. Rencananya nanti BUMDes juga BUMDes,” kata Wahyudi. (rud/fer/bendungan)

Source: radarsolo.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button