Masjid Al-Jabbar Dikritik Habiskan Rp 1 Triliun, Layak Dibangun? halaman semua - WisataHits
Jawa Barat

Masjid Al-Jabbar Dikritik Habiskan Rp 1 Triliun, Layak Dibangun? halaman semua

JAKARTA, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengunggah video melalui akun Twitter resminya saat meninjau Masjid Al Jabbar di Provinsi Jawa Barat @ridwankamilKamis (15/9/2022).

“Kadang jadi gubernur, kadang mandor,” cuit @ridwankamil

“Memeriksa dan membimbing kemajuan pekerjaan Masjid Agung Jawa Barat, Masjid Al-Jabbar. Saya selalu senang melihat ide terwujud dalam sebuah karya. Doakan agar selesai pada Desember 2022. Amin.” dia melanjutkan.

Tweet tersebut dikritik oleh banyak netizen.

“Lebih banyak masjid, lebih banyak masjid. Jalan Jabar masih banyak lubang angkot tau berapa RS tipe A di Jabar? tempat piknik,” menulis @danieserl

“Perbaiki transportasi umum, Pak.” menciak @irsanardiyan

“Sebaiknya pantau banyak jalan rusak, lampu jalan kota gelap, banjir, macet karena lampu merah tidak jelas, dll.” akun twitter berkata @naufal23

Asal tahu saja, pembangunan Masjid Raya Al Jabbar sudah dimulai sejak 2017 dan dijadwalkan selesai pada 2020. Namun, penyelesaiannya harus ditunda karena pandemi Covid-19.

Baca Juga: Pembangunan Masjid Al-Jabbar, Ikon Baru Jabar Dilanjutkan

Dikutip dari situs Kementerian Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Provinsi Jawa Barat, Masjid ini dirancang tidak hanya sebagai tempat ibadah untuk sholat, tetapi juga sebagai tempat merawat khazanah Islam dengan sentuhan pariwisata.

Bangunan Masjid Al-Jabbar dilengkapi dengan empat menara setinggi hingga 99 meter. Ketinggian menara ini terinspirasi dari sosok Asmaul Husna.

Masjid ini dikelilingi danau sebagai reservoir (area pengambilan air), dan taman hijau ditata sebagai tempat rekreasi keluarga. Area Al-Jabbar terdiri dari area pemandangan, waduk, dan jalan akses.

Fasilitas besutan Kang Emil ini mengusung konsep perhitungan matematis yang mampu menampung hingga 60.000 jamaah.

Masjid Al Jabbar Bandung Masjid Hutama Karya Al Jabbar Bandung Masjid ini dibangun di atas embung seluas 25.997 hektar di kawasan Gedebage kota Bandung.

Skema kontrak yang diadopsi adalah kontrak tahun jamak (MYC) atau kontrak tahun jamak dengan nilai total Rp 1 triliun.

Nilai budget sebesar ini pun dikritik oleh netizen.

“Kebanggaan Masjid RK & Aher 1 Miliar”, tweet @Outstandjing

“Jalan berlubang, saluran air minim (hujan banjir di banyak tempat), lampu jalan mati, lampu lalu lintas tidak berfungsi, trotoar pejalan kaki minim (yang ada diambil alih oleh pedagang kaki lima). Sebuah kota yang sama sekali tidak indah.

Tapi yang terpenting punya masjid seharga Rp1.000.000.000.000,00″, tweet @karimnas_

Lantas apakah layak membangun masjid dengan anggaran sebesar itu?

Di mana Presiden Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Georgius Budi Yulianto, menjawab bahwa setiap desain sebuah bangunan memiliki konsekuensi, terutama masalah anggaran (dana).

“Ketika datang ke nilai (layak) atau tidak, tergantung dari tujuan proyek yang akan dirancang dan dibangun, harus ada pertimbangan tertentu,” kata arsitek yang akrab disapa Boegar itu. Kompas.com, Sabtu (17/9/2022).

Namun yang terpenting adalah desain arsitektur harus dikerjakan oleh arsitek yang mendesainnya.

Maka harus memenuhi kriteria keandalan bangunan seperti keamanan, kenyamanan, kemudahan dan kesehatan.

Dia melanjutkan, proyek besar tidak selesai dalam waktu 1-2 tahun.

Apalagi kita selamat dari pandemi (Covid-19) kemarin, beberapa komponen ada yang naik dari harga aslinya, lanjut Boegar.

Baca Juga: Berulang Kali Tertimpa Bencana, Masjid Al-Amin Akhirnya Berdiri Megah

Oleh karena itu, biasanya ada skema dalam manajemen proyek teknologi nilai (nilai tambah).

Menurutnya, hal ini dapat dilakukan untuk mencari bahan alternatif untuk desain arsitektur tertentu.

Boegar mengatakan skema ini juga bisa diterapkan pada proyek Masjid Al Jabbar.

“Tentu saja bisa, ada konsultan terpisah yang bisa melakukannya rekayasa nilai”, Bogor dekat.

dapatkan pembaruan pesan yang dipilih dan berita terkini setiap hari dari Kompas.com. Jom join grup Telegram “Kompas.com News Update” caranya klik link lalu join. Anda harus terlebih dahulu menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: www.kompas.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button