Mapala UI menjalankan 21 hari perjalanan netral karbon, berikut detail perjalanannya - WisataHits
Jawa Barat

Mapala UI menjalankan 21 hari perjalanan netral karbon, berikut detail perjalanannya

TEMPO.CO, jakarta – Mahasiswa Universitas Pecinta Alam Indonesia (Mapala UI) akan melakukan kegiatan pendakian bebas karbon di Taman Nasional Bukit Baka dan Bukit Raya (TNBBBR), Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat pada 7-28 Agustus 2022. Kegiatan ini bertajuk Baka Raya Project yang merupakan bagian dari rangkaian edukasi bagi calon anggota Mapala UI.

Kegiatan pendakian netral karbon ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan pendaki dan wisatawan di Indonesia tentang emisi karbon yang dihasilkan selama perjalanan mereka. Proses yang digunakan dalam kegiatan ini adalah karbon netral Kalkulator Jejak Karbon sebaik pengurangan karbon; “Pengurangan Karbon Dioksida. Kenaikan ini diharapkan dapat mendongkrak pariwisata pascapandemi di Kabupaten Sintang juga.

TNBBBR yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Sintang menjadi target pendakian untuk kampanye karena ada kesamaan dengan Rencana Aksi Daerah (RAD) Sintang Lestari yaitu mewujudkan kebaikan bersama melalui pariwisata sambil bergerak menuju kelestarian alam. sumber daya dan kondisi lingkungan.

Dalam perjalanan ini, Mapala UI tidak hanya mendaki tetapi juga menginisiasi proyek sosial “Pojok Literasi” di Desa Rantau Malam, Kabupaten Sintang untuk meningkatkan literasi anak-anak di daerah tersebut. Proyek yang bekerja sama dengan PT Gramedia Asri Media dan Perpustakaan Nasional ini dilaksanakan melalui pembangunan sudut baca di SDN 20 Rantau Malam yang saat ini belum memiliki perpustakaan.

“Kegiatan ini merupakan upaya Mapala UI sebagai salah satu pelopor organisasi pecinta alam untuk merespon dan beradaptasi dengan isu lingkungan di seluruh dunia. Dengan target net-zero emisi Indonesia pada tahun 2060, proyek Baka Raya merupakan salah satu bentuk kontribusi kami untuk ikut serta dalam upaya memerangi perubahan iklim,” jelas Ketua Magkma UI Mapala dalam siaran pers, Selasa, 2 Agustus 2022.

Dikawal oleh TNI

Kegiatan tersebut akan mengirimkan tim gabungan calon anggota dan anggota Mapala UI serta personel Dinas Jasmani Angkatan Darat yang berjumlah 35 orang ke Desa Rantau Malam Kabupaten Sintang untuk melaksanakan kegiatan panjat tebing dan bakti sosial.

Kolonel Inf Ivan, Wakil Kepala Dinas Fisik TNI AD Brigjen Aminudin SIP, mengatakan, peran instansinya adalah untuk pembangunan fisik dan olahraga di masyarakat. “Kami bersedia membantu agar Mapala UI bisa audiensi dengan Asisten Teritorial KSAD Mayjen Karmin Suharna,” ujarnya.

Usai bertemu dengan KSAD, Ivan mengatakan bahwa Kodam XII Tanjungpura akan mendukung penuh kegiatan tersebut dari segi akomodasi, transportasi, logistik dan lain-lain. “Angkatan Darat juga siap memberikan bantuan dari segi personel. Apa yang bisa kami bantu, ya kami pasti akan membantu,” katanya.

Tim berangkat dari kampus UI Depok pada 7 Agustus lalu menuju Semarang dengan menggunakan KA KAI. Kemudian tim akan berlayar sekitar 35 jam dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang menuju Pelabuhan Dwikora, Pontianak, Kalimantan Barat dengan menaiki kapal KM Pelni. Benar. Tim harus menerjemahkan dari Semarang ke Pontianak karena tidak tersedianya jadwal kapal Jakarta-Pontianak sesuai dengan itinerary.

Setelah itu, tim melanjutkan perjalanan dengan bus dan truk dari Pontianak menuju pusat Kabupaten Sintang. Kemudian perjalanan menjadi lebih sulit. Tim harus naik bus menuju kecamatan berikutnya yaitu Melawi, kecamatan Nanga Pinoh, kemudian naik speedboat menyusuri Sungai Melawi menuju kawasan Serawai, Kabupaten Sintang.

Perjalanan belum berakhir. Dengan menggunakan klotok atau perahu kecil khas Kalimantan, tim kembali menyusuri jalur sungai dari Serawai menuju Desa Rantau Malam, Kabupaten Sintang, sebagai titik awal pendakian. Transportasi dan akomodasi tim dari Kota Pontianak menuju Desa Rantau Malam tak lepas dari dukungan Pemkab Sintang dan Kodam XII Tanjungpura. Total lama perjalanan dari Depok, Jawa Barat ke Desa Rantau Malam, Kalimantan Barat adalah 5 hari.

Pembukaan jalur dan Sintang Lestari

Perjalanan dari desa Rantau Malam ke puncak Gunung Bukit Raya dan kembali ke desa Rantau Malam dengan total jarak 69 kilometer dalam 11 hari. Sementara itu, Gunung Bukit Raya yang memiliki puncak utama Puncak Kakam diyakini menjulang setinggi 2.278 meter di atas permukaan laut, yang merupakan gunung tertinggi di Kalimantan dan merupakan salah satu dari tujuh puncak di Indonesia.

Tujuan utama trek ini adalah Puncak Kakam, puncak tertinggi di TNBBBR sekaligus titik tertinggi di Kalimantan. Menurut laporan tim survei, jalur yang akan dilalui adalah hutan lebat yang dipenuhi fauna endemik Kalimantan seperti burung enggang, dengan vegetasi pohon berdiameter lebih dari dua meter dan menurut warga berusia hampir ratusan tahun.

Untuk 10 kilometer pertama dari entry point hingga checkpoint ke-2, tim pendakian berencana mengikuti jalur yang sudah terbuka. Kemudian tim akan membuka rute baru untuk 22 kilometer ke depan. Sisa tiga kilometer menuju Puncak Kakam melalui jalur pendakian resmi yang biasa dilalui para pendaki. Nantinya, perjalanan pulang kampung Rantau Malam juga mengikuti jalur resmi yang ada yaitu Jalur Rantau Malam.

Terkait pembukaan rute ini, Pelaksana Harian Kantor Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya Doni Maja Perdana mengaku senang Mapala UI berencana membuka rute baru. “Mudah-mudahan Mapala UI bisa menemukan jalan yang aman dan nyaman,” ujarnya.

Ia menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan tim proyek Baka Raya sejak awal tahun ini dan berharap dengan adanya jalur baru tersebut dapat mempersingkat waktu tempuh dan menekan biaya pendakian pendaki lainnya.

Selain itu, untuk mendukung Pengembangan Destinasi Pariwisata Berkelanjutan yang disponsori oleh Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif, Mapala UI akan membuat Laporan Rekomendasi Pariwisata Berkelanjutan untuk Pengembangan Pariwisata di TNBBBR. Laporan rekomendasi yang disusun oleh tim ini disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Sintang, TNBBBR dan instansi terkait lainnya.

Kenaikan netral karbon

Netralitas karbon adalah suatu keadaan dimana terdapat keseimbangan antara karbon dioksida atau emisi CO2 yang disebabkan oleh aktivitas manusia dan jumlah CO2 yang diserap oleh bumi. Istilah lain untuk menggambarkan salah satu gerakan untuk memperlambat perubahan iklim adalah net-zero emission. Prinsipnya adalah menghitung, mengganti dan mengurangi emisi.

Konsep netralitas karbon diterapkan dalam kegiatan ini dengan menghitung emisi karbon yang dihasilkan selama perjalanan menggunakan kalkulator jejak karbon khusus untuk pendakian, didukung oleh Mapala UI dengan referensi dari WRI (World Resources Institute), IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) dan mengembangkan beberapa referensi lain sesuai dengan persyaratan untuk setiap parameter.

“Berbeda dengan Carbon Footprint Calculator yang ada, kalkulator ini dirancang untuk dapat menghitung total emisi CO2 yang dihasilkan dengan mempertimbangkan secara cermat parameter dari setiap variabel yang erat kaitannya dengan pendakian, seperti: seperti makanan, bahan bakar untuk memasak dan pembukaan jalan di hutan,” kata Project Manager Baka Raya Rifqi Noor Afwan.

Kalkulator Karbon khusus untuk pendakian nantinya akan dipublikasikan dalam bentuk website sehingga dapat juga digunakan oleh para pendaki di seluruh Indonesia. Usai pendakian, tim merencanakan diskusi panel dan pemutaran film dokumenter #PendakianNetralKarbon agar lebih banyak pendaki Indonesia yang tertarik memahami dan berpartisipasi dalam kampanye ini.

“Kami berharap rekan-rekan pemanjat di seluruh Indonesia menjadikan perhitungan karbon ini sebagai kebiasaan bersama sebagai langkah awal untuk menerapkan pemanjatan netral karbon,” lanjut Rifqi.

Selain menghitung peningkatan emisi CO2, Mapala UI kemudian membayar emisi CO2 yang dihasilkan (pengurangan karbon; “Pengurangan Karbon Dioksida) sebagai bentuk pertanggungjawaban atas emisi tersebut. Mapala UI menggunakan aplikasi Jejak.In sebagai penyedia jasa carbon offset. Penyeimbangan karbon dilakukan dengan menanam mangrove.

Penanaman pohon dilakukan sebagai bentuk penyeimbangan karbon karena pohon telah terbukti memiliki kemampuan untuk menyerap karbon dan menyerap emisi karbon dan kemudian mengubahnya menjadi biomassa. Pohon mangrove sendiri dipilih karena memiliki kemampuan menyerap karbon 4-5x lebih banyak dibandingkan pohon lainnya.

Pelatihan calon anggota Mapala UI

Proyek Baka Raya merupakan bagian dari rangkaian pelatihan bagi calon anggota Mapala UI, tepat pada tahap perjalanan panjang, di mana calon anggota dapat menerapkan semua materi yang mereka terima selama pelatihan. Tidak hanya materi pelatihan fisik dan kemampuan bergerak di alam bebas, tetapi juga materi perencanaan perjalanan, manajemen organisasi dan materi soft skill lainnya.

Mekanisme pendidikan Mapala UI adalah pendampingan berbasis kurikulum. Mentor adalah anggota Mapala UI yang sebagian besar masih aktif belajar, sedangkan silabus dan silabus dibuat oleh kelompok kerja yang terdiri dari generasi anggota Mapala UI yang memiliki pengalaman kerja dengan materi-materi yang terdapat dalam fitur silabus dan silabus.

Sistem pendampingan juga akan diterapkan pada fase Perjalanan Panjang ini. Selain menjabat sebagai Ketua Pelaksana Proyek Baka Raya, Rifqi juga menjabat sebagai pembimbing M. Raditya Anggoro Cahyono selaku Ketua Pelaksana calon anggota.

“Dalam kegiatan ini, konsep dan rencana pertama disiapkan oleh para mentor untuk dilanjutkan oleh kami para calon anggota. Proses estafet perencanaan ini dilakukan melalui pendampingan antara Panitia Keanggotaan dengan Calon Panitia Keanggotaan sesuai bidangnya masing-masing. Kami tetap mendapat dukungan penuh dari para mentor,” jelas Radit.

Persiapan calon anggota sudah dimulai sejak Juni lalu. Hal-hal yang disiapkan meliputi persiapan kebugaran jasmani, perencanaan teknis dan non teknis. Pekan lalu, Radit mengatakan telah melakukan simulasi perjalanan di kawasan Halimun-Salak.

“Saat itu kami menguji perencanaan teknis kami, seperti distribusi beban dasar dan sistem tidur. Kami mencobanya pada drive simulasi, kemudian mengevaluasinya dan merevisi perencanaan kami jika perlu,” kata Radit.

Selain simulasi, sejak 28 Juli calon anggota telah mengirimkan dua orang pegawai ke Sintang sebagai tim advance, didampingi oleh seorang mentor. Tugas utama tim ini adalah mempersiapkan kedatangan tim yang lebih besar, termasuk koordinasi dengan pihak berwenang setempat.

Baca juga: 17 orangutan dilepasliarkan di Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya

Source: tekno.tempo.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button