Mahasiswa TA dari program PBI Umsida melakukan outdoor learning di Yogyakarta - WisataHits
Yogyakarta

Mahasiswa TA dari program PBI Umsida melakukan outdoor learning di Yogyakarta

Mahasiswa prodi PBI Umsida belajar di luar ruangan di Yogyakarta. Foto/Humas UmsidaSIDOARJO – Penerapan mata kuliah di program studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) disampaikan tidak hanya melalui pembelajaran teori di kelas, tetapi juga melalui pengalaman langsung. Untuk itu, sebanyak 61 mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Umsida yang merupakan gabungan dari 3 kelas melakukan tour di Yogyakarta sebagai mata kuliah akhir (TA). Bahasa Inggris Bisnis di semester 7. Dian Rahma Santoso Spd Mpd, dosen Bahasa Inggris Bisnis Prodi PBI Umsida menjelaskan bagaimana mahasiswa dipersiapkan untuk capaian pembelajaran yang diharapkan.

“Pada semester sebelumnya, mahasiswa dibekali dengan desain perencanaan wisata secara individu. Setiap mahasiswa menentukan tujuan wisata, mencari informasi tentang transportasi, akomodasi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pariwisata,” ujarnya.

Selain itu, tambah Dian, para mahasiswa juga merancang jadwal tour dari keberangkatan hingga pulang.

“Kami menyebutnya begitu rencana perjalanan. Di semester ketujuh ini, mahasiswa dari 3 kelas bergabung untuk menyelesaikan sebuah perjalanan dengan satu tujuan. Mereka sepakat memilih Yogyakarta sebagai tempat wisata,” ujarnya.

Selesai dengan perencanaan wisatalanjut Dian, siswa sedang praktik menjadi pemandu wisata (Wisata dengan pemandu) tergantung pada lokasi yang akan dituju.

“Kalau tour planning dievaluasi secara kelompok, tour guide evaluasinya individual,” lanjutnya.

Pembelajaran yang diterapkan Dian autentiktujuannya agar siswa mampu melakukannya perencanaan wisata (perencanaan perjalanan) dan Praktek pemandu wisata (Praktik wisata berpemandu).

“Siswa memilih tempat duduknya, saya tinggal ikut mereka dan bayar,” tambahnya.

Apa yang siswa katakan tentang tur ini

Tentunya dengan pembelajaran yang bervariasi di luar diterima dengan baik oleh siswa. Bahkan, para siswa dengan antusias menjalankan tugasnya masing-masing, mulai dari perencanaan hingga praktik individu.

“Tur ini sangat bagus. Karena kita bisa tahu caranya pemandu wisata langsung. Bagaimana mengatasi rasa takut saat berbicara, bagaimana memimpin tour dan menginformasikan kepada peserta tour tentang tour tersebut. Baik itu sejarah atau yang lainnya,” ujar Avinda Virnadya Kuswantoro, mahasiswa A1.

Hal yang sama disampaikan oleh Faradila Putri. Menurut Faradila, penerapan model pembelajaran praktik lebih efisien dibandingkan teori murni.

“Ini berbeda dengan mendapatkan pengalaman pemandu wisatakita bisa menambah ilmu tentang dunia tour guide itu sendiri,” kata Faradila Putri.

Sementara itu, siswa Kelas A2 Mochammad Lutfy Aziz mengatakan kegiatan outdoor learning di Yogyakarta lebih menyenangkan. Karena praktek langsung. Dari awal dalam hal menjabarkan konsep jalan-jalan ke Yogyakarta, baik itu mulai menghubungi pihak transportasi, bertemu teman satu kelas untuk berdiskusi tempat mana yang akan dikunjungi dan lain sebagainya.

“Karena saat itu pasti ada beberapa kondisi yang tidak terduga seperti kendala. Jadi kalau dipraktekkan langsung bisa jadi pelajaran manajemen waktu dan manajemen konflik. Manajemen waktu juga tidak bisa ditemukan jika hanya sebatas wacana,” ujar Mochammad Lutfy Aziz.

Selain itu, lanjut Mochammad Lutfy Aziz, memimpin tur merupakan pengalaman tersendiri. Karena setiap anak dipaksa untuk berlatih memimpin teman sekelasnya langsung di lapangan, dan mereka tidak akan ketahuan jika tour guidenya dipalsukan. Seperti membuat video tugas di rumah.

“Meski menjadi pemimpin di lapangan agak sulit. Karena sesuai dengan perubahan zaman dan kondisi dari rencana semula,” imbuhnya.

Erina Widya Ramadhanti berpendapat senada. Mahasiswa PBI kelas A2 ini mengatakan bahwa outdoor learning bisa menjadi hal baru dan ilmu baru yang bermanfaat bagi mahasiswa saat ini. Pelaksanaan langsung pemandu wisata juga memungkinkan siswa untuk merasakan langsung apa saja yang perlu dilakukan untuk menjadi pemandu wisata.

“Selain itu, kami juga bisa waktu yang berkualitas dengan teman sekelas. Tidak hanya menambah ilmu, tapi juga bisa bersenang-senang bersama teman dan membuat kenangan indah bersama,” ujar Erina.

Bagi Erina, meskipun ini adalah tugas terakhirnya, dia tidak pernah berpikir bahwa dia akan dapat menghidupkan kembali study tour selama masa kuliahnya. Memang, sangat mengesankan ketika pembelajaran disertai dengan praktik, memungkinkan siswa untuk langsung mensurvei dari sudut pandang yang berbeda, stereotip ganda jika demikian. pemandu wisata ternyata Anda tidak bisa lari begitu saja dengan gratis.

Novi Aristanty siswa kelas A2 juga menyampaikan pengalaman baru belajar di luar ruangan. Menurut Novi, ternyata sulit mengajak masyarakat untuk mendengarkan apa yang disampaikan pemandu.

“Tapi di akhir semester ini dengan banyak kegiatan dan tuntutan, itu jadi obat penat. Selain itu, kamu juga bisa terhubung dengan teman kuliah yang biasanya hanya membicarakan tugas kuliah. Yah, seperti biasa, Jogja adalah tempat yang istimewa untuk dikunjungi dan kami menyukainya, sekali lagi, Yogyaujar Novi Aristanty.

Menurut Mochammad Firman Fachrizzal, mahasiswa kelas B1, belajar outdoor di Yogyakarta memiliki banyak manfaat. Bagi Firman, kegiatan ini sangat bermanfaat. Terutama saat mensimulasikan situasi dan kondisi kehidupan nyata yang dihadapi siswa saat melakukan pemandu wisata. Selain itu, praktik langsung di lapangan dapat memberikan gambaran dan mengembangkan kreativitas siswa Wisata dengan pemandu.

“Yang tidak kalah pentingnya, mahasiswa juga dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang akan mereka hadapi di bidang ini,” ujar Mochammad Firman Fachrizzal.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh salah satu mahasiswa angkatan kedua Program Pertukaran Mahasiswa Mandiri Universitas Bina Bangsa Getsempena di Banda Aceh, Mas’udi.

Bagi Mas’udi, mengikuti outdoor learning merupakan pengalaman menarik di Umsida yang tidak hanya mengasah kemampuan bahasa Inggrisnya. Tapi kamu juga bisa belajar tentang manajemen waktu dan manajemen keuangan. (Rani Syahda Hanifah)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button