Jawa Barat

Maaf saya tidak bisa bahasa mandarin

Bahasa Khek sama dengan kota-kota di Indonesia yang memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Mandarin, berdasarkan dialek Cina timur atau utara, sekarang digunakan sebagai bahasa terpadu di seluruh Cina.

“Di rumah, saat saya sedang berkumpul, saya merasa terisolasi saat sendirian. karena Khek tidak lancar, bahasa Mandarin juga tidak lancar,” ujarnya.

Kedua orang tua Andrew pernah mengenyam pendidikan dasar berbasis bahasa Mandarin. Namun, rezim Orde Baru yang otoriter di bawah Presiden Soeharto mengeluarkan kebijakan menutup sekolah berbahasa Mandarin, termasuk sekolah orang tuanya. Akibatnya, mereka tidak fasih berbahasa Mandarin. Andrew juga sempat mengikuti kelas bahasa Mandarin di luar jam sekolah, namun hal tersebut tidak serta merta membuat Andrew mengerti bahasa nenek moyangnya.

“Orang tua saya masih bisa menggunakan bahasa Mandarin untuk sehari-hari. Kalau saja aku mengerti xie xie (terima kasih) dan wo ai ni (aku mencintaimu),” canda Andrew.

Lelah setiap kali Andrew harus melayani sanak saudara atau teman yang mempertanyakan pengetahuan bahasa Mandarinnya. “Banyak orang suka bertanya kepada saya, ‘Apakah Anda berbicara bahasa Mandarin atau tidak? Lo Cindo (keturunan Tionghoa-Indonesia), tapi kenapa kamu tidak bisa berbahasa Mandarin? Setiap kali saya mendapat pertanyaan seperti ini, saya merasakan krisis identitas.”

***

Pelanggan akun YouTube @Chenminzi_Xiaomin miliknya percaya bahwa dia sangat fasih berbahasa Mandarin sehingga dia bukan warga negara Indonesia. Melalui akun tersebut, Minche atau wanita yang biasa disapa Xiao Min berbagi informasi tentang budaya Mandarin dan Tionghoa. Akun yang dibuatnya sejak pandemi COVID-19 itu kini memiliki 18,3.000 pengikut.

“Audiens saya tertarik belajar bahasa Mandarin karena saya ingin peluang karir yang lebih baik dan bekerja di luar negeri. Ada juga yang suka budaya China,” kata fans Jay Chou ini.

Xiao Min lahir dalam keluarga Medan “darah murni” tetapi dibesarkan di Bandung, Jawa Barat. Di rumah, Xiao Min berinteraksi dengan keluarganya melalui Hokkien. Namun saat berkumpul dengan teman-temannya, Xiao Min menggunakan bahasa Sunda. “Karena saya besar di Bandung, bahasa Hokkian saya tidak bagus. Tetapi teman-teman saya juga suka mengatakan bahwa saya memiliki logat yang aneh dalam bahasa Sunda dan Indonesia,” ujarnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button