Luas Candi Dieng dan Nasib Sungai Serayu - WisataHits
Jawa Tengah

Luas Candi Dieng dan Nasib Sungai Serayu

REPUBLIK.CO.ID,Oleh: Idealisa Masyrafina/Wartawan Republik

Kawasan Wisata Candi Dieng, Kabupaten Banjarnegara memiliki kepentingan konservasi khusus, terutama sebagai daerah aliran sungai (DAS) Sungai Serayu yang mengalir melalui lima kabupaten di Jawa Tengah. Hal ini mendasari dilaksanakannya berbagai aksi penghijauan di sekitar candi yang salah satunya dilakukan oleh Djarum Foundation (BLDF).

Sebanyak 6.500 pohon berbunga dan semak belukar telah ditanam di kawasan ini dalam gerakan berbasis digital Ready Darling (Siap Sadar Lingkungan) yang digagas BLDF untuk mengajak generasi muda peduli lingkungan.

Kepala Dinas Perumahan, Permukiman, dan Lingkungan (DPKPLH) Kabupaten Banjarnegara Singgih Haryono mengatakan saat ini Waduk Panglima Jenderal Sudirman atau Waduk Mrica dalam kondisi buruk akibat masalah sedimentasi. Padahal, keberadaan bendungan ini sangat strategis karena mengalir melalui lima kabupaten di Jawa Tengah.

“Keberadaan bendungan ini sangat strategis, disamping irigasi hingga Cilacap, juga untuk listrik. Aliran dari Bendungan Sudirman dimaksudkan untuk mengalirkan listrik ke Jawa dan Bali, ketika turbin berhenti, aliran akan terputus,” kata Singgih pada acara Candi Darling di kawasan Candi Dieng, Banjarnegara, Rabu (6/6). /7/2022). ).

Diketahui, pembangkit listrik tenaga air di bendungan tersebut mampu menghasilkan daya listrik sebesar 184,5 MW untuk memenuhi kebutuhan listrik Jawa dan Bali.

Selain itu, kata Singgih, banyak masyarakat juga yang menggantungkan mata pencahariannya dari budidaya ikan di DAS Serayu. Namun, bendungan yang semula dibangun selama 100 tahun beroperasi, saat ini hanya tinggal dua tahun lagi.

“Sedimen yang masuk maksimal 2 juta meter kubik per tahun, namun menurut data kami, sedimen yang masuk sekitar 6,6 juta meter kubik per tahun sehingga volume air di waduk hanya 13 persen,” katanya.

Perlindungan lingkungan di hulu Sungai Serayu, seperti di kawasan Dieng, merupakan salah satu upaya yang ditujukan untuk mengembalikan fungsi DAS Serayu. Untuk itu, pihaknya lebih menggalakkan pelaksanaan kegiatan penghijauan semacam ini di tempat-tempat di sekitar pura. Kegiatan ini tentunya akan memberikan kontribusi yang besar bagi bendungan.

“Bisa juga ide yang bagus, misalnya kita memberikan bibit kepada wisatawan ke Dieng, mereka bisa membantu menyelamatkan lingkungan dan candi. Bumi kita hanya satu, mari kita jaga dan lindungi, jangan sia-siakan. ‘ kata Singgih.

Kondisi Sungai Serayu yang kini memprihatinkan, sebelumnya menjadi perhatian khusus sivitas akademika Universitas Indonesia (UI) Imam Prasodjo. Ia mengunjungi lima pemerintah kabupaten yang dilalui sungai sepanjang 181 km itu, seperti Kabupaten Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, Wonosobo, dan Purbalingga, untuk menyampaikan keprihatinan tersebut.

Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto, hal ini juga menjadi fokus Pemprov Jateng mengingat permasalahan Sungai Serayu yang melanda banyak kabupaten.

Perlindungan lingkungan yang melibatkan sebagian masyarakat dipandang sebagai upaya penting, terutama di wilayah Dieng yang mata pencaharian masyarakatnya adalah budidaya kentang. Telah diketahui bahwa budidaya kentang dapat menyebabkan erosi, terutama di daerah perbukitan seperti Dieng.

“Penanaman organik harus terus menerus. Kita harus realistis karena masyarakat bergantung pada tanaman kentang, dalam konteks pelestarian alam, ekonomi jalan dan lingkungan tetap lestari,” kata Widi.

Dijelaskannya, erosi bisa diatasi dengan terasering batu dan menanam tanaman. Salah satu tanaman produktif yang juga dapat mendatangkan keuntungan ekonomi adalah kacang macadamia yang ditanam oleh beberapa kelompok tani di Dieng.

“Untuk penanaman harus dibarengi agar sesuai dengan kaidah konservasi,” kata Widi.

Kegiatan Kelenteng Darling yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Djarum Foundation ini melibatkan 2.352 Darling Squad dari 295 lokasi di 203 kota/kabupaten per Juni 2022.

Associate Program BLDF, Abdurrachman Aldila menjelaskan, dalam kegiatan Candi Darling, Darling Squad aktif melakukan konservasi dan reboisasi di berbagai situs sejarah. Program ini dirintis karena pihaknya memperkirakan saat ini tidak banyak gerakan penghijauan yang mengarah ke candi-candi yang merupakan peninggalan sejarah Indonesia.

“Harapannya Darling Squad tidak hanya mencintai lingkungan tetapi juga sejarah Indonesia. Jika candi lebih nyaman, pasti akan menarik lebih banyak wisatawan. Itu menjadi multiplier effect,” kata Abdurrachman.

BLDF menargetkan penanaman seluruh candi di Indonesia pada tahun 2025. Setelah kampanye tanam, BLDF juga akan merawat benih hingga 6 (enam) bulan untuk memastikan pertumbuhan yang optimal.

Source: ihram.republika.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button