Lakon Semar Mbangun Kayangan memeriahkan perayaan hari jadi kota Batu - WisataHits
Jawa Timur

Lakon Semar Mbangun Kayangan memeriahkan perayaan hari jadi kota Batu

BATU – Teater Wayang Kulit di Balai Kota Among Tani Batu pada Rabu (16/11) berlangsung meriah. Ki Dalang Supriyanto yang membawakan lakon Semar Mbangun Kayangan sering diolok-olok para penguasa.

Dalang yang pernah menjabat sebagai kajari di Kota Batu itu menuturkan, Semar Mbangun Kayangan lebih fokus untuk meningkatkan moral. Bukan bermaksud membangun istana yang megah dan kemewahan yang melimpah. Dalam lakon wayang, Semar dilambangkan dengan Punakawan, representasi rakyat jelata yang berani memperingati Pandawa, penguasa tertinggi Amarta. Kisah ini merupakan bentuk sindiran bagi mereka yang berkuasa agar tidak terlena dan mengabaikan kepentingan rakyat.

“Surga yang dimaksud Semar adalah jiwa, rasa dan spiritualitas para pemimpinnya. Ini harus dibangun agar Amarta menjadi negara yang sejahtera, adil, makmur dan tenteram,” kata Supriyanto yang kini menjadi Asisten Pengawasan Kejaksaan DIY.

“Saya merasa nostalgia ketika kembali ke Kota Batu. Bertemu kawan, mitra lama, selalu mendukung kemajuan Kota Batu, salah satunya dari segi budaya. Karena itulah kami mencetuskan wisata budaya di Kota Batu,” ujarnya.

Bermain wayang kulit bukanlah hal baru bagi Supriyanto. Ia mengaku sangat tertarik mempelajari seni wayang sejak duduk di bangku SMP. Selama bertugas di Kota Batu, ia berkesempatan untuk meningkatkan keterampilan bermain wayangnya. Momen ini membawa kembali kenangan masa lalu.

“Kesenian wayang tradisional merupakan cerminan kehidupan yang kaya akan pesan moral. Jangan sampai budaya luhur bangsa ini luntur, sehingga harus diwariskan ke generasi selanjutnya,” kata Supriyanto.

Pementasan wayang kulit Semar Mbangun Kayangan digelar sebagai bagian dari rangkaian perayaan hari jadi kota Batu yang ke-21. Pertunjukan seni tradisional ini diinisiasi oleh Dinas Pariwisata Kota Batu. Turut hadir Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah didampingi Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko dan wakilnya Punjul Santoso.

Ahmad Basarah memuji Supriyanto yang juga piawai memainkan lagu-lagu wayang. Ia baru mengetahui dari penuturan Dewanti bahwa Supriyanto mengasah kemampuannya dalam berakting sebagai dalang saat bertugas di Kota Batu. Hal ini menunjukkan bahwa kebudayaan Kota Batu tetap hidup dan berkembang ke arah yang lebih baik.

“Ini merupakan tanda luar biasa kemajuan kota Batu tidak hanya dalam wisata buatan tetapi juga dalam kekayaan seni budayanya. Sekarang dia menjabat di MA Yogyakarta, mudah-mudahan nanti dia menjabat sebagai MA Jatim,” canda politikus PDIP itu.

Wali Kota Batu Dewanti Rumpkoko bersyukur akhirnya bisa menggelar pagelaran wayang kulit untuk memperingati HUT Kota Batu yang tertunda. Dalam kesempatan itu, Dewanti pun berpamitan kepada Pemkot karena masa jabatannya sebagai walikota berakhir pada 27 Desember 2022.

“Saya bangga karena perkembangan seni budaya di Kota Batu berkembang pesat seiring dengan perkembangan pariwisata di Kota Batu,” kata Dewanti.

Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq mengatakan, pihaknya mendatangkan dalang khusus. Menurutnya, Supriyanto adalah pribadi yang luar biasa dengan kreativitas dan semangat untuk melestarikan seni dan budaya tradisional. Sehingga ruang panggung yang diberikan merupakan bentuk apresiasi Disparta kepada eks Kajari Kota Batu.

“Disparta sengaja mendatangkan dalang khusus kajari Kota Batu, Pak Supriyanto. Karena dia bisa memainkan permainan wayang dengan cukup baik. Sehingga kami berharap kegiatan ini sekaligus mengangkat Kota Batu sebagai ikon wisata budaya di Jawa Timur,” kata Arief.

Menginspirasi kecintaan terhadap budaya lokal melalui kesenian tradisional merupakan salah satu komitmen pemerintah daerah. Mengembangkan seni budaya tradisional sebagai bagian dari ikon pariwisata di Kota Batu. Selain itu, banyak kisah dan kisah dalam pewayangan yang membawa pesan moral bagi kehidupan manusia.

“Keteladanan dari dunia pewayangan sangat penting dalam membangun karakter dan pilar peradaban bangsa, sekaligus perekat keberagaman. Lakon wayang tidak hanya sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan pemikiran dan contoh melalui setiap pertunjukan atau pementasan,” jelas Arief.

Pementasan wayang kulit Semar Mbangun Kayangan juga disaksikan oleh 12 mahasiswa internasional perantauan. Mereka berasal dari Mesir, Madagaskar, Sudan, Tunisia, Afghanistan, Yaman, Zimbabwe, Palestina, Yordania, Bangladesh, Turkmenistan, dan Pakistan.

Para mahasiswa asing dari 12 negara tersebut datang ke Kota Batu untuk mengikuti program International Youth Enhancing Study (I-YES). Program ini dibuat Fakultas Ilmu Budaya UIN Maliki Malang untuk memperkenalkan sosial budaya Indonesia yang dikemas melalui pembelajaran terbuka. Mewujudkan pendidikan yang berwawasan global dengan menyiapkan sumber daya manusia yang mampu mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui cara pandang yang inklusif.

Humaniora I-Yes dikemas dalam bentuk kursus intensif selama satu minggu. Proses pembelajaran berupa sesi kelas, interaksi sosial budaya langsung, kunjungan budaya dan kunjungan sekolah. Kegiatan I-Yes Humaniora merupakan salah satu bentuk pendidikan langsung dimana proses pembelajaran dilakukan melalui kegiatan akademik dan sosial budaya. Pengalaman ini kemudian menjadi modal penting bagi perkembangan dunia yang lebih baik. (tutup)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button