Lily Elserisa fokus mengubah plastik menjadi sebuah karya seni - WisataHits
Yogyakarta

Lily Elserisa fokus mengubah plastik menjadi sebuah karya seni

Lily Elserisa fokus mengubah plastik menjadi sebuah karya seni

SEBAGAI seorang wanita, Lily Elserisa berusaha untuk menjadi lebih kuat. Salah satunya aktif bersama dua rekannya di Tactics, yakni sebuah kolektif seni yang mengolah sampah kantong plastik menjadi karya instalasi tata ruang.

Lily adalah satu dari tiga seniman yang menjalankan kolektif seni bernama Taka. Kolektif ini muncul karena kepedulian terhadap pencemaran lingkungan dari kantong plastik.

“Bersama Mutia dan Genta, saya fokus membuat karya dari limbah kantong plastik. Kami menerima donasi limbah kantong plastik untuk dijadikan karya seni,” kata Lily.

Bersama Tactics, Lily aktif sebagai seniman sejak tahun 2018 dengan beberapa karya kolaborasi yang telah ditampilkan di beberapa pameran seni rupa besar di Yogya. Antara lain melalui karya bertajuk “Kayun Kolomongso” yang dipamerkan pada ajang Art Jog tahun lalu.

Selain itu, karya-karya Lily juga dipamerkan di Biennial Art Exhibition bersama Tactics. Selain taktik, Lily kerap mengadakan workshop.

Ia berharap dengan sering berdiskusi dan memberikan contoh kongkrit bagaimana mengelola sampah dan mengurangi sampah. Kemudian, kedepannya akan semakin banyak orang yang lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan.

“Taktiknya sendiri sudah ada sejak 2016, saya baru masuk ke Yogya tahun 2018. Ini adalah bentuk tanggung jawab moral saya sebagai seniman dan masyarakat yang sudah lama tidak saya sadari justru berkontribusi terhadap meningkatnya polusi,” kata Lili.

Lily pindah dari Malang ke Yogyakarta dan memiliki misi untuk menguji apakah dia benar-benar dapat mencapai apa yang dia lakukan dan harapkan. Misinya adalah menyelesaikan gelar masternya dan berusaha menjadi seorang pendidik seperti orang tuanya.

Lily menyadari bahwa cita-citanya menjadi seorang pendidik sangat dipengaruhi oleh kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai guru. Bahkan, Lily tak menutup kemungkinan profesi lain untuknya.

Namun ternyata ia merasa lega dengan ujian yang selama ini menjadi jalan untuk mencapai cita-cita yang diinginkannya. Setelah menyelesaikan pendidikan magisternya di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Lily masuk sebagai dosen di Fakultas Seni Rupa.

Ia dinyatakan diterima dan kini menjadi dosen di ISI Yogyakarta. “Cuma ngetes aja, apa benar saya di jalur yang saya usahakan. Kalau tidak sesuai ya tidak apa-apa. Sejauh ini masih dalam perjalanan, saya sangat berterima kasih.” kata Lili.

Sebagai dosen, Lily menghadapi mahasiswanya sebagai teman bicara. Lily juga menyadari bahwa ilmu yang disampaikannya tidak akan optimal tanpa contoh nyata dari apa yang telah dilakukannya.

“Sebagai seorang guru, saya dapat memberikan contoh nyata tentang apa yang saya berikan kepada siswa, dan saya telah melakukannya. Jadi mereka lebih percaya dan berharap bisa lebih baik lagi,” kata Lily.

Nikmati bangunan tua
Dara yang lahir di Jember pada 11 November 1994 ini senang jalan-jalan dan belajar sejarah bangunan tua. Di sebuah bangunan tua yang menyimpan banyak sejarah, Lily menyimpan misteri yang menarik untuk disaksikan.

Jika waktu memungkinkan, Lily menyempatkan diri untuk mengunjungi berbagai tempat yang masih memiliki banyak bangunan tua. Sejak tinggal di Yogyakarta, Lily merasa sangat dimanjakan dengan banyaknya bangunan tua yang selalu menarik perhatiannya.

“Selama di Yogya, saya mencari-cari bangunan tua. Diantaranya adalah Ground Zero, sepanjang Jalan Malioboro dan sekitar Keraton Yogyakarta. Bagi saya, meski hanya sebuah bangunan, ia menghadirkan seni dan misteri yang selalu menarik untuk dijelajahi,” ujar Lily.

Selain mengunjungi gedung-gedung tua, Lily juga menyukai wisata alam. Beberapa destinasi wisata di Yogyakarta juga menjadi favorit Lily. Baginya, menikmati alam bisa memberikan energi positif.

“Sebenarnya hobi saya sama dengan orang lain pada umumnya. Melakukan hobi adalah salah satu cara kami untuk mengimbanginya dengan kegiatan lain yang menguras energi,” ujar Lily. (hakim)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button