Lihat koleksi lukisan mobil keluarga Sritex di Museum Tumurun - WisataHits
Jawa Tengah

Lihat koleksi lukisan mobil keluarga Sritex di Museum Tumurun

Lihat koleksi lukisan mobil keluarga Sritex di Museum Tumurun

solo

Museum identik dengan kesan tempat yang kuno dan membosankan. Namun, Tumurun Private Museum atau Museum Tumurun di Solo menyuguhkan suasana kekinian dan banyak dikunjungi anak muda.

Museum ini dibangun oleh Iwan Kurniawan Lukminto, putra pendiri perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman (Sritex). Ini berisi koleksi mobil, lukisan dan seni tiga dimensi oleh seniman terkenal.

Lukisan dan seni tiga dimensi berasal dari koleksi pribadi Ivan Kurniawan alias Wawan. Saat itu, mobil-mobil yang dipamerkan adalah milik ayahnya, Almarhum Lukminto.

Saat memasuki museum, Sedulur langsung disuguhi sajian istimewa, yakni karya fenomenal Wedhar Riyadi yang pernah menjadi ikon di Art Jog 2017. Karya 3D berjudul “Changing Perspective” ini menggambarkan kondisi manusia yang dibiarkan tanpa privasi setelah munculnya media sosial.

“Orang yang menggunakan media sosial seperti Facebook atau Instagram bisa dilihat oleh siapa saja. Begitu banyak mata yang tergambar,” kata Vilmala Sari, pengelola Museum Tumurun, dalam pertemuan, Minggu (3/7/2022).

Karya fenomenal lainnya adalah lukisan mozaik dalam banyak warna namun membentuk bendera merah putih dengan gambar kepulauan Indonesia. Lukisan karya Rudi Mantofani ini menampilkan Bhinneka Tunggal Ika.

Lalu ada lukisan The Last Supper karya Leonardo Da Vinci, dilukis ulang di atas meja dan di atas kertas oleh Eddy Susanto. Eddy menggambar dengan cara yang unik menggunakan teknik menulis.

“Gambar ini ditulis dengan aksara Jawa yang memuat istilah Jayabaya atau ramalan Jayabaya tentang akhir zaman. Eddy Susanto menggabungkan Last Supper dengan istilah Jayabaya karena sama-sama berasal dari abad ke-16,” ujarnya.

Juga dipamerkan tiga mobil almarhum Lukminto. Ada Mercedes Benz 280S tahun 1972 dan dua mobil Dodge dari tahun 1948 dan 1960.

“Nama Tumurun berasal dari istilah yang diturunkan dari generasi ke generasi. Kayak ini dari koleksi Pak Lukminto lalu diturunkan ke anaknya,” ujarnya.

Museum Tumurun tidak hanya menjadi koleksi pribadi keluarga Sritex, tetapi juga merupakan ruang pameran yang dapat dimanfaatkan oleh para seniman. Pameran biasanya berubah setiap enam bulan.

“Digunakan setiap enam bulan pameran bergantian dari seni modern dan Seni Kontemporer. Koleksi pribadi diganti setiap tiga bulan sekali,” katanya.

Collections Tumurun Private Museum atau Museum Tumurun terletak di Solo.  Museum keluarga pemilik PT Sritex banyak dikunjungi anak muda.Collections Tumurun Private Museum atau Museum Tumurun terletak di Solo. Museum keluarga pemilik PT Sritex banyak dikunjungi anak muda. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng

Tiket gratis

Museum Tumurun terletak di 2 Jalan Kebangkitan Nasional, Desa Sriwedari, Laweyan, Solo. Sedulur tidak perlu merogoh kocek sepeser pun untuk masuk ke Museum Tumurun.

Walaupun demikian, Kakak beradik Anda harus mendaftar terlebih dahulu di www.tumurunmuseum.org untuk memilih hari dan waktu. Hanya pengunjung terdaftar yang diizinkan masuk ke museum.

“Kami buka setiap hari kecuali Senin. Untuk masuk ke sini Anda harus meninggalkan tas Anda di depan karena takut menabrak karya seni. Anda tidak diperbolehkan membawa makanan atau minuman apa pun. Anda hanya diperbolehkan membawa ponsel,” katanya.

Menurutnya, museum itu sengaja diekspos sebagai bentuk apresiasi terhadap seni. Ia berharap masyarakat bisa belajar seni di Museum Tumurun.

“Kami berharap masyarakat bisa belajar seni di sini dan melihat karya-karya seniman papan atas di sini. Sehingga masyarakat bisa melihat perbedaan gaya yang merupakan karya seniman lokal dan seniman asing,” pungkasnya.

Saksikan video “Cekrak-cekrek dalam pose cantik di depan Museum Pribadi Koleksi Mobil Klasik, Solo”.
[Gambas:Video 20detik]
(bai/ams)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button