Liburan menjadi ajang pencarian ide bisnis - WisataHits
Yogyakarta

Liburan menjadi ajang pencarian ide bisnis

Sama-sama hobi travelling, Riyka Khoirul Atok dan Meilisa Marditawati tak sekadar menghabiskan waktu untuk bersenang-senang. Ibarat scuba diving dan air minum, mereka sengaja mengunjungi tempat-tempat baru untuk menyebarkan ide bisnis.

Pasangan suami istri Riyka Khoirul Atok dan Meilisa Marditawati sudah terjun ke dunia wirausaha sebelum menikah. Keduanya berkelahi di toko pakaian. Kini setelah menikah, keduanya mengembangkan bisnis kuliner.

“Sebelum memulai usaha ini, saya sebenarnya bekerja di bank,” kata Atok saat diwawancarai wartawan Jawa Pos Radar Kediri. Saat masih bekerja di bank, Atok lebih banyak ditempatkan di kota-kota besar seperti Surabaya dan Jakarta. Pria berusia 31 tahun yang bekerja di bank selama tujuh tahun ini merasa tekanan pekerjaan dan gaji yang diterimanya tidak ada bandingannya.

Tidak hanya masalah jam kerja yang dimulai dari pukul 07.00 hingga 22.00 WIB. Sebagai penggila travelling, ia tidak bisa bebas. Karena bisa traveling hanya bisa dilakukan saat weekend atau long weekend.

Dengan tekad bulat, Atok akhirnya kembali ke kampung halamannya. Kembali dari migrasi tidak dengan tangan kosong. Tapi dia sudah punya rencana untuk memulai bisnis fashion.

Dari semua jenis perusahaan, alasan memilih perusahaan fashion ini didasarkan pada passion mereka di bidang tersebut. Ternyata ada cerita kenapa cinta ini bisa tumbuh. “Karena saya suka ganti baju dan saya juga mendapat support dari om saya yang jualan baju,” tambahnya.

Waktu saya masuk SMP karena tidak ada kegiatan sepulang sekolah. Alih-alih tidak ada aktivitas, pria kelahiran 1991 ini kemudian diminta untuk mengurus sebuah toko pakaian di Pasar Gringging di Kecamatan Grogol. Hal ini berlanjut hingga ia duduk di bangku SMA. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan studi di Manajemen Kehutanan IPB.

Selain kecintaannya pada fashion, ia memiliki jiwa dagang yang diturunkan dari generasi ke generasi. Karena hampir semua anggota keluarganya adalah pedagang. Jika pamannya adalah seorang penjual baju, kedua orang tuanya adalah seorang pedagang motor. Jadi saat masih bekerja di bank, Antok adalah satu-satunya anggota keluarga yang menjadi karyawan.

Setelah melepas atributnya sebagai pegawai bank, anak pertama dari tiga bersaudara ini kemudian membuka toko fashion bernama Harian Taslim. Perusahaan baru dibuka pada Desember 2021.

Ketika Anda keluar dari kantor dan memutuskan untuk memulai bisnis, jika saat itu materi sudah ada. Namun, belum ada produk yang dijual. Ini memberinya waktu setelah bekerja untuk melakukan riset pasar.

Dari pembukaan toko dengan persiapan, baru sekitar enam bulan lalu. Untuk fashion ini, pasarnya ditujukan untuk pria dan wanita dewasa. Mulai dari baju koko hingga gamis. Target pembeli adalah penghuni rumah liburan.

Berbeda dengan suaminya, ternyata istri Meilisa terjun ke dunia wirausaha saat masih berstatus mahasiswa. Wanita berusia 30 tahun ini mulai berjualan di industri fashion saat belajar Hukum Bisnis Islam di UIN Universitas Tulungagung. “Dulu bermula dari jilbab, barangnya masih dibawa kabur orang,” kenang Meilisa.

Meski masih kuliah, Meilisa sempat berpikir untuk menjual ini karena ingin ada kesempatan. Karena sebagai mahasiswa ia sangat aktif berorganisasi. Denga sering bertemu dengan banyak orang, jadi dia juga punya banyak relasi.

Keluarga perempuan kelahiran 1992 ini berprofesi sebagai petani. Sehingga tidak ada yang memiliki jiwa komersial. Tapi itu bukan alasan untuk tidak mencoba. Pada awal membuka usaha, ia menyewakan ruko untuk dijual selain menerima barang.

Usahanya sejak 2012 tidak sia-sia. Setelah sepuluh tahun ia kini memiliki banyak penjahit. Ia bahkan merancang brand hijabnya sendiri. Namanya Mazara. Selain jilbab, mereka juga menjual pakaian.

“Brand saya adalah target pasar untuk anak perempuan yang mulai suka berdandan,” imbuhnya.

Meski sama-sama menggeluti bidang ini, keduanya bertukar pikiran agar bisnis fesyen mereka tidak terpuruk. Apalagi perkembangan dunia fashion saat ini sangat pesat. Untuk mengimbanginya, jangan lupa gunakan media sosial sebagai sarana promosi. Salah satunya menggunakan Tiktok.

Setelah sama-sama sukses di bidang fashion, kini keduanya menjajal bidang kuliner. Dimana pasangan ini akan membuka restoran bernama Bumi Panji di Puhsarang, Kecamatan Semen. “Alasannya karena dia (atok) suka makan, jadi saya dan dia seperti tidak bisa berhenti makan,” jelas Meilisa, alasan ingin membuka usaha kuliner.

Hal tersebut akhirnya memunculkan ide untuk mendirikan usaha kuliner. Tidak hanya itu, sebagai pasangan yang suka hang out atau meet up. Ia ingin memiliki bisnis hangout. Karena dia merasa tempat menginap di Kediri terbatas.

Untuk membedakan diri Anda dari tempat pertemuan lainnya. Atok dan Meilisa telah menciptakan konsep resto yang sarat dengan adat Jawa. Dimana bangunannya berbentuk seperti joglo gaya Yogyakarta. Tidak hanya di gedung, tapi juga saat makan.

Mereka ingin tampil beda karena ingin masyarakat saat ini tidak melupakan budayanya. Salah satunya adalah makanan. Karena selama ini kebanyakan kafe atau tempat nongkrong banyak yang menawarkan makanan kebarat-baratan.

Ada kesamaan tidak hanya di area komersial. Pasangan Atok dan Meilisa juga memiliki passion yang sama. Ini perjalanan. Bukan hanya wisata domestik, tapi juga mancanegara. Karena baru menikah tiga bulan, mereka masih mengunjungi Malaysia dan Thailand.

“Menjadi pengusaha, tidak perlu memikirkan hari Minggu lagi,” aku Atok sambil tertawa. Karena jika menjadi karyawan, Anda hanya bisa bepergian saat liburan panjang. Tapi sekarang bisa kapan saja.

Untuk tour ke Jogja ke Bali ini bisa dilakukan setiap bulannya. Selain memiliki waktu luang sekarang tetapi karena lokasinya yang dekat. Hanya saja liburan bukan sekedar liburan.

Saat ke Jogja, Atok pun mencari referensi restoran atau kafe yang sedang dibangun di sana. Berdasarkan bentuk bangunannya, ia mencari ide dari joglo-joglo setempat.

“Jadi kalau lagi liburan, sekarang tidak perlu minta izin cuti,” imbuhnya.

Dia pergi ke Bangkok, Thailand tahun ini untuk merayakan ulang tahun istrinya Meilina. Istilahnya saat menyelam minum air. Mereka juga mencari petunjuk pakaian saat berlibur di sana.

Meilina mengatakan bahwa Thailand bukan hanya tentang makanan murah. Tapi juga pakaian. Juga karena mereka berbelanja terlalu banyak, mereka mengkhawatirkan barang bawaan.

Menjelang akhir tahun ini, Atok baru saja merantau ke Istanbul, Turki. Saking nyamannya di sana, anak pasangan itu, Zainudin dan Lilik Yuliana, tak mau pulang. “Orang-orang di sana fashionable, itu yang memotivasi saya untuk berkembang, lebih progresif,” kata Anton.

Padahal, di mata orang lain, hobi travelling ini menghabiskan uang. Tetapi bagi mereka, itu adalah cara mereka menghargai diri mereka sendiri atas kerja keras yang mereka lakukan.

Reporter: Habibaham Anisa Muktiara

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button