UI berterima kasih kepada Kemendikbud, Kemenparekraf atas program Kedaireka - WisataHits
Yogyakarta

UI berterima kasih kepada Kemendikbud, Kemenparekraf atas program Kedaireka

UI berterima kasih kepada Kemendikbud, Kemenparekraf atas program Kedaireka

TEMPO.CO, jakarta – Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan acara bertajuk “Pencocokan Dana Program Appreciation Day 2022’, yang berlangsung pada Rabu 11 Januari 2023. Acara ini merupakan bentuk apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan Kedaireka. Pada acara tersebut, Rektor UI Ari Kuncoro memberikan penghargaan kepada Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno yang telah berjasa mensukseskan program tersebut.

Acara ini merupakan kerjasama antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam program hibah Dana yang sesuai Kedaireka diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Ristek, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek pada tahun 2022.

UI dan Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif berhasil melaksanakan program pengembangan desa wisata kelas dunia (kelas dunia dewi) dengan implementasi Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan (CHSE) dan Kesiapsiagaan Bencana.

“Di Desa Wisata Situs Gunung Padang, kami memberikan pelatihan CHSE ( Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan) dan saat gempa kemarin hanya terjadi kerusakan ringan pada pintu gerbang wisata dan tidak ada korban jiwa. Kami bersedia bekerja sama dengan UI yang memiliki mahasiswa dan peneliti terbaik yang tak terhitung jumlahnya untuk meningkatkan ketahanan destinasi wisata di Indonesia,” kata Sandiaga pada Rabu, 11 Januari 2023.

Program ini bertujuan untuk mengidentifikasi CHSE dan risiko bencana serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di desa wisata melalui pelaksanaan kreasi dosen, alumni dan mahasiswa bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kegiatan yang merupakan bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini dapat dikonversi menjadi 20 satuan kredit semester (SKS) bagi mahasiswa yang mengikuti.

Rektor UI Ari mengatakan program Kemenparekraf Kedaireka UI telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan identifikasi risiko CHSE dan kesiapsiagaan bencana yang dilakukan di 58 desa wisata. Kegiatan verifikasi lapangan untuk pelatihan CHSE dan tanggap bencana juga dilakukan di delapan provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sumatera Barat.

Kegiatan ini juga dilakukan analisis dampak bencana di lima lokasi wisata, serta penerapan manajemen krisis dan tata kelola destinasi di beberapa daerah. Selain itu, saat ini tersedia 20 modul dan 20 video eLearning di platform Edurisk. UI dan Kemenparekraf juga telah memperkenalkan sistem informasi desa wisata (SideWita). tombol panik DeWita dan DeWita VTTX yang dapat diakses oleh masyarakat Indonesia.

“Melalui program Dana yang sesuai Kedaireka, UI, khususnya dosen K3 FKM UI dapat bekerja sama dengan Kemenparekraf untuk mengembangkan desa wisata unggulan melalui pelaksanaan CHSE dan penanggulangan bencana,” ujar Ari.

Pada kesempatan yang sama, UI juga menyampaikan apresiasi kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim selaku penggagas Program Kedaireka yang dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Pj Dirjen Dikti. Pendidikan, Riset dan Teknologi, Kemendikbud, Nizam.

Nizam mengatakan dalam sambutannya bahwa transformasi pendidikan tinggi yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sering disalahartikan sebagai fungsi pendidikan tinggi vokasi yang berorientasi jangka pendek. Memang, menurutnya, transformasi itu antara lain menghubungkan kampus pendidikan dengan kampus kehidupan. Kampus perlu memahami apa yang dibutuhkan oleh masyarakat melalui hilir dan hulu.

“Hilirisasi berarti merancang riset dan inovasi dari awal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sedangkan hulu bekerja langsung membantu masyarakat, misalnya di bidang kesehatan, pemberdayaan, dan pengelolaan lingkungan,” kata Nizam.

Selain pengakuan dari Kemendikbud dan Kemenparekraf, penghargaan juga diberikan kepada 9 tim saran, 10 narasumber, 16 fasilitator, 9 pendamping dan 50 mahasiswa yang berkontribusi langsung dalam mensukseskan kegiatan ini. program.

Baca Juga: FTUI Ciptakan Alat Sortir Telur Otomatis, Harga Rp 30 Juta Bisa Proses 6.000 Telur Per Jam

Selalu update informasi terbaru. Tonton breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di channel Telegram “http://tempo.co/”. klik https://t.me/tempodotcoupdate bergabung. Anda harus menginstal aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button