Lereng Merapi Punya Pasar Ikan Baru, Sultan HB X Dorong Kuliner Tumbuh Pesat - WisataHits
Jawa Tengah

Lereng Merapi Punya Pasar Ikan Baru, Sultan HB X Dorong Kuliner Tumbuh Pesat

TEMPO.CO, Yogyakarta – Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meresmikan Pasar Tradisional Perikanan Cangkringan di Kabupaten Cangkringan Sleman, di lereng Gunung Merapi. Pasar tersebut menjadi salah satu sentra pasar ikan di Yogya.

Sebagai sentra penghasil ikan baru di daerah binaan, Sultan mensosialisasikan keberadaan pasar ikan ini untuk merangsang tumbuhnya usaha kuliner berbahan dasar ikan olahan yang digagas warga setempat. Misalnya berupa warung, rumah makan, pemancingan dan oleh-oleh yang terbuat dari ikan.

“Ada tempat memancing di sini, beli ikan di sini dan makan di sini,” kata Sultan, Senin, 14 November 2022.

Sultan mengatakan, pengembangan bisnis kuliner bisa diperkaya dengan produk olahan setelah adanya pasar ikan. Misalnya memanfaatkan tanaman sayuran dari lereng Merapi agar produk lebih menarik.

Untuk olahan oleh-oleh, Sultan meminta warga memperhatikan betul kemasan produk sehingga menjadi komoditas unggulan yang bisa menarik wisatawan. “Nama musafir sudah diperbaiki Sedikit uang (punya uang), jadi manfaatkan kunjungan wisatawan itu agar mereka mau membelanjakan uangnya di sini,” katanya.

Sultan menambahkan, konsep pasar ikan didasarkan pada semangat dari, oleh dan untuk warga. Raja keraton berharap, pasar ikan di lereng Merapi akan sukses sama seperti kawasan Hutan Mangunan, Bantul, yang kini menjadi destinasi wisata terpopuler di Yogyakarta.

“Dulu, kami pernah membantu Mangunan dengan hibah gubernur sebesar Rp 9,8 miliar selama tiga tahun anggaran,” kata sultan.

Kemudian program pengembangan Mangunan dilakukan pada tahun 2016, 2017 dan 2018. Pada 2019, saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) digelar Mangunan, Pemprov DIY mendapat Pendapatan Asli Daerah (PAD) Netto sebesar Rp 2,2 miliar.

Artinya, uang yang beredar di kawasan wisata Hutan Mangunan tidak kurang dari Rp 10 miliar karena alokasi pendapatan asli daerah sendiri hanya 25 persen. Tahun berikutnya, 2020, Kawasan Hutan Mangunan selanjutnya akan memasok PAD yang lebih besar ke Pemda DIY, yakni Rp 4,3 miliar dengan estimasi omzet lebih dari Rp 20 miliar.

Bayu Mukti Sasongko, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, mengatakan keberadaan pasar perikanan tradisional Cangkringan dapat membantu meningkatkan aktivitas masyarakat di sektor perikanan. “Pasar ini milik Pemda Perbaikan Rumah yang sudah disiapkan dengan dana istimewa Rp 1,4 miliar,” katanya.

Menurut Bayu, salah satu basis pengembangan pasar berada di lereng Merapi karena 57 persen produksi ikan dihasilkan di Kabupaten Sleman.

Bayu mengatakan, ada 25 kelompok pembudidaya ikan di pasar yang sudah meraup omzet cukup besar. “750.000 bibit ikan diproduksi setiap bulannya,” ujarnya.

Seluruh kelompok pembudidaya ikan juga telah memenuhi standar yang ditetapkan Kementerian Perikanan dan Kelautan RI, dibuktikan dengan sertifikat kelayakan pengolahan per Januari 2021.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan ada tiga kecamatan di Sleman yang menjadi sentra industri perikanan. “Sleman telah mengidentifikasi kawasan sentra ikan di Kalasan, Ngemplak dan Cangkringan,” katanya.

Kustini mengatakan pengembangan sektor perikanan di Kabupaten Sleman memiliki potensi yang sangat besar. “Ada sekitar 2.215 hektar lahan yang disisihkan untuk perusahaan perikanan. Namun baru sekitar 50 persen yang terisi, yakni 1.196 hektare,” ujarnya.

Baca juga: Sleman Temple Run kembali digelar, peserta dari India hingga Amerika ikut ambil bagian

Selalu update informasi terbaru. Lihat berita terkini dan berita unggulan dari Tempo.co di kanal Telegram Tempo.co Update. Klik Pembaruan Tempo.co untuk bergabung. Anda harus menginstal aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button