Implementasi PjBL dalam kursus bahasa kejuruan - WisataHits
Jawa Tengah

Implementasi PjBL dalam kursus bahasa kejuruan

Implementasi PjBL dalam kursus bahasa kejuruan

Oleh Novita Pri Andini, S.Pd, M.Pd, selaku Dosen pada program Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Budaya Unsoed Purwokerto

BAN kita sering mendengar istilah tersebut pembelajaran berbasis kasus dan pembelajaran berbasis proyek (PjBL) ke dalam dunia kampus. Keduanya banyak diimplementasikan dalam kegiatan proses perkuliahan di kelas. PjBL adalah pendekatan pembelajaran yang menawarkan siswa kesempatan untuk memperdalam pengetahuan mereka. Secara bersamaan mengembangkan keterampilan melalui kegiatan menyelesaikan masalah dan investigasi.

Brandon Goodman dan J. Stiver mendefinisikan PjBL sebagai pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan belajar dan tugas dunia nyata. Oleh karena itu menawarkan tantangan bagi siswa yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan harus diselesaikan dalam kelompok.

Model pembelajaran PjBL ini tidak hanya fokus pada garis bawah saja. Namun lebih ditekankan pada proses, bagaimana siswa dapat memecahkan masalah. Dan akhirnya mampu memproduksi sebuah produk. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman berharga melalui partisipasi aktif dalam proyek.

Disini penulis akan membahas topik tersebut sebagai dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto berbicara profesional.

Mata kuliah ini berisi materi untuk membantu mahasiswa meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif dan produktif di lingkungan kerja. Dengan menggunakan pilihan kata, ungkapan, dan bentuk kebahasaan yang sederhana, benar dan mudah dipahami.

Bahan kajian atau materi pembelajaran diambil dari berbagai sumber. Beradaptasi dengan situasi yang berbeda dan kondisi yang berbeda. Hal ini memungkinkan siswa untuk mengekspresikan diri dalam mengkomunikasikan ide, pemikiran, ide dan solusi dalam konteks yang berbeda. Namun masih dalam kerangka unit kerja atau perusahaan.

Desain awal pembuatan rencana pembelajaran semester (RPS) mata kuliah berbicara profesional itu total 16 kali sesimeliputi Ujian Menengah (UTS) dan Ujian Akhir Semester (FH).

di setiap sesiitu, telah tersedia berbagai tema yang bervariasi. di bawah Perusahaan masa depan saya, panggilan bisnis, Melamar pekerjaan dan mendapatkan wawancara, menangani keluhan SDM, mengadakan pertemuan, biro perjalanan, kepemimpinan, Dll.

Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam mata kuliah tersebut berbicara profesional, menggunakan metode PjBL bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara mereka dalam bahasa Inggris. Terlebih peningkatan curah pendapat dan pemetaan pikiranMenggambar objek untuk didiskusikan, mendeskripsikan gambar, memainkan peran, memberi masukandan melakukan refleksi terhadap semua tahapan proses pembelajaran secara mandiri dan juga berkelompok.

Contoh ketika datang ke topik untuk memimpin. Penulis memberikan order berupa project produksi video. Tujuannya agar siswa mampu memainkan peran buku petunjuk pariwisata (pemandu wisata yang komunikatif dan profesional).

Mereka diperbolehkan datang ke tempat-tempat wisata tertentu atau tempat-tempat lain yang video percakapannya direkam. Proyek pemetaan ini dikumpulkan sebelum UAS.

Di FH, para siswa kemudian diminta untuk mempresentasikan dialog atau percakapan dengan teman satu timnya. Sesuai dengan tema yang dipilih sebelumnya. Mereka juga diperbolehkan menggunakan real estate sebagai media pelengkap saat mempresentasikan proyek.

Mahasiswa telah merasakan banyak manfaat dari perkuliahan selama satu semester. Antara lain, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menjadikan perkuliahan lebih bermakna karena diperkaya dengan pengalaman, meningkatkan rasa ingin tahu dan motivasi belajar yang tinggi pada diri mahasiswa.

Selain itu, juga membangun berpikir kritisDorong siswa untuk lebih meningkatkan keterampilan kerja sama mereka, meningkatkan kreativitas siswa, dan melatih pengelolaan sumber daya.

Jadi, PjBL tidak hanya menuntut siswa mengumpulkan sumber daya, mengatur pekerjaan, dan mengelola kegiatan jangka panjang. Tetapi juga untuk berkolaborasi, mendesain, merevisi dan berbagi ide dan pengalaman mereka.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button