KWT di Desa Sragen Ubah Ikan Lele Jadi Abon dan Kerupuk - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

KWT di Desa Sragen Ubah Ikan Lele Jadi Abon dan Kerupuk – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Barokah Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Halimah, menunjukkan olahan lele, yakni kerupuk lele, di rumahnya pada Selasa (9/6/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SRAGEN–Banyaknya warga yang membudidayakan ikan air tawar, khususnya ikan lele, mendorong Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Tenggak, Kabupaten Sidoharjo, untuk mengolah Sragen menjadi lele cincang dan kerupuk.

Kepala KWT Barokah Desa Tenggak, Halimah, mengatakan ide awalnya muncul ketika ikan lele berukuran besar biasanya tidak lagi diminati. Sehingga ia membelinya dari warga sekitar dan mengolahnya menjadi olahan lele.

Promo Dukung BUMN Binaan UMKM Go Online, Tokopedia Registrasi 2.000 NIB

“Ikan lele diolah menjadi abon, kerupuk, dan nugget. Abon dan kerupuknya rutin dibuat, sedangkan nugget dibuat sesuai pesanan karena kurang awet,” jelas Halimah saat ditemui. Solopos.com di rumahnya, Selasa (9/6/2022).

Namun karena dampak pandemi Covid-19, produksinya menurun, katanya dulu mengolah 25 kilogram lele tapi sekarang dengan takaran yang sama setiap dua bulan.

“Krupuk langganan dan lele dijual dengan merk Mino Roso Tresno, untuk daging giling dijual Rp100.000/kg dan kerupuk Rp30.000/bungkus,” tambah Halimah.

Permintaan pasar juga menurun dibandingkan dengan tingkat sebelum pandemi, dengan pesanan biasanya datang dari Jakarta dan Kalimantan. Kini masyarakat Sragen lebih tertarik dengan kerupuk.

Produksi ikan lele dilakukan oleh lima orang yang tergabung dalam KWT Barokah Desa Tenggak. Alat yang digunakannya, mulai dari alat pengering hingga penghancur tulang, disponsori oleh pemerintah.

Ia berharap dapat mengembangkan usahanya sehingga dapat turut serta memperkuat masyarakat sekitar, karena menjual produk olahannya memiliki nilai ekonomi karena banyaknya peternakan lele di Desa Tenggak.

Sekretaris Desa Tenggak Sunarko mengatakan memang beberapa usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Desa Tenggak mengalami penurunan produksi akibat pandemi Covid-19.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button