Kulonprogo siap hadapi traveler milenial • Radar Jogja - WisataHits
Jawa Timur

Kulonprogo siap hadapi traveler milenial • Radar Jogja

RADAR JOGJA – Dinas Pariwisata Kabupaten Kulonprogo terus meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola desa wisata penunjang Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur. Menanggapi hal tersebut, upaya ini mendapat dukungan penuh dari Direktorat Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dengan pelatihan dan dukungan adopsi teknologi digital di Desa Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo kemarin (16/8).

Pelatihan ini terselenggara atas kerjasama Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif (Direktorat Tata Kelola Pariwisata dan Destinasi Berkelanjutan dan Direktorat Promosi Pariwisata Minat Khusus, red.) Pelatihan berlangsung selama 16 hari, yaitu dibagi menjadi empat bengkel. Pengelola desa wisata dilatih untuk membuat konten wisata secara intensif guna meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan.

Berbagai materi pelatihan yang diberikan antara lain penggunaan media sosial dan content creator, fotografi dan videografi, penggunaan drone, promosi desa wisata, Instagram analytics, storytelling dan copywriting, serta virtual tour. Karena di era digital dan dalam fase pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19, perilaku wisatawan khususnya milenial berubah.

“Saat ini wisatawan cenderung mengamati atau menggali informasi tentang destinasi wisata ketika hendak berlibur. Mereka memilih objek wisata yang cocok untuk dikunjungi dengan melihat konten wisata melalui internet,” ujar direktur Departemen Transformasi Digital tersebut. Tim Pendidikan, Kesehatan dan Pariwisata, Direktorat Ekonomi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Dikki Rukmana.

Ia menjelaskan, adopsi teknologi digital penting bagi pengelola desa wisata untuk membuat konten virtual semenarik mungkin bagi wisatawan untuk memantau dan menginspirasi keinginan mereka untuk datang. Ketika jumlah kunjungan semakin tinggi, secara langsung mempengaruhi pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

Konten virtual desa wisata menjadi fokus inisiatif karena mampu menciptakan efek keadilan ekonomi sesuai dengan salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2030. Dimana desa merupakan destinasi wisata yang menarik mengingat potensi ekonomi dan sosial yang mencakup banyak bidang, aspek seperti kuliner, alam, sosial budaya dan aspek sejarah yang perlu dipromosikan.

“Sekarang konten pariwisata yang dikembangkan nantinya akan menjadi program promosi berupa travel journalism yang akan diunggah melalui internet dalam bentuk konten foto dan video,” jelasnya.

Menurutnya, pengelola desa wisata harus bisa memanfaatkan teknologi digital sebagai media periklanan, termasuk menggunakan search engine optimization (SEO) untuk mengoptimalkan konten yang diunggah ke media sosial agar berada di urutan teratas pencarian. Video atau foto juga dibuat sebaik mungkin menggunakan alat yang mumpuni seperti drone, kamera profesional dan perangkat pendukung lainnya.

Ia menambahkan, pelatihan dan pendampingan ini telah dilakukan di destinasi pariwisata prioritas di Indonesia. Diantaranya adalah kawasan Belitung-Bangka-Belitung, kawasan Bromo (Jawa Timur) dan kawasan Labuan-Bajo (Nusa Tenggara Timur). Kawasan Borobudur Kulonprogo merupakan kawasan kedua setelah kawasan Tanjung Kelayang, ujarnya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kulonprogo Agung Kurniawan mengapresiasi pelatihan tersebut. “Tentu sangat bermanfaat karena sekarang serba digital, promosi dilakukan melalui laman media sosial dan peserta pelatihan ini adalah para pelaku dan pengelola pariwisata, jadi tentunya sangat efektif,” ujarnya.

Diharapkan beberapa titik putih juga menjadi pertimbangan pemerintah (Kemenkominfo RI) agar pengelola wisata di gugusan bukit Menoreh, Kulonprogo dapat melakukan promosi besar-besaran dan baik melalui internet. Dengan itu, wisatawan yang turun dari YIA lebih mudah dan bisa langsung mengetahui tempat wisata di Kulonprogo mana yang cocok dan menarik untuk dikunjungi setiap wisatawan sesuai minatnya.

Manajer Pemasaran, Dinas Pariwisata Kabupaten Kulonprogo, Saryanto
Kami menyambut baik pelatihan ini dan berharap ilmu yang didapat dapat diterapkan untuk meningkatkan iklan di media sosial dengan menggunakan platform yang berbeda. “Karena sebagus apapun desa wisata atau objek wisata tanpa digitalisasi yang kuat tidak akan maksimal, tidak bisa terpublikasi dengan baik, dampaknya jumlah pengunjungnya sedikit,” ujarnya. (*/tom/ila)

Source: radarjogja.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button