Kota tua sedang direformasi setelah diubah menjadi proyek percontohan untuk penggunaan ruang yang berkelanjutan - WisataHits
Jawa Tengah

Kota tua sedang direformasi setelah diubah menjadi proyek percontohan untuk penggunaan ruang yang berkelanjutan

Suasana kota tua, difoto pada Kamis sore (1/12/2022). (Foto. Mushonifin/sigjateng.id)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Kawasan kota lama Semarang telah dijadikan BUMN In Journey Holding di bidang pariwisata sebagai model pemanfaatan ruang yang berkelanjutan dengan perspektif budaya. Oleh karena itu, pembenahan dan penataan harus dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang.

Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang Nik Sutiyani mengatakan, pihaknya tengah merencanakan dan membangun infrastruktur di kota lama tersebut. Sementara itu, In Journey akan membantu mengelola dan mengembangkan penggunaan gedung dengan banyak vendor.

Ia mengatakan, dalam pembangunan bersama In Journey, tong-tongnya hanya berbeda penataan, sedangkan bangunan Kota Lama tetap sama. Pihaknya mendata 250 bangunan bernilai sejarah di kawasan Kota Lama. Namun, otoritas yang bertanggung jawab sejauh ini hanya merawat sekitar 116 bangunan.

“Kota lama Semarang memiliki nilai sejarah yang tinggi karena bangunannya, karena tidak ada yang berubah sejak abad ke-17. Baik gedung maupun jalan di kawasan kota lama Semarang,” kata Sutiyani, Kamis (12/1/2022).

Pemkot Semarang, lanjutnya, sudah menunggu kerjasama In Journey dalam pengembangan kawasan kota lama. Ia menyampaikan, proses pembangunan kembali kota lama memakan waktu cukup lama, yakni sejak tahun 2000 silam.

Saat itu, pembenahan Kota Lama dilakukan setelah Pemkot Semarang mendapat bantuan dari Bank Dunia untuk penanggulangan banjir di kawasan Kota Lama. Dengan bantuan tersebut, Polder Tawang akhirnya dibangun sebagai tempat penampungan air di kawasan tersebut. Ada pula bantuan plesteran dan program Kementerian PUPR pada tahun 2003 yang juga dilaksanakan di Kota Lama.

“Tahun 2016, daerah ini mendapat anggaran Rp 250 miliar dari pemerintah pusat. Dana tersebut dialokasikan untuk beberapa program, yakni drainase, rumah pompa, museum, pembuatan furnitur hingga kanal,” jelasnya.

Konsep infrastruktur yang dibuat di Kota Lama sendiri didesain untuk pejalan kaki. Untuk itu, akses kendaraan sengaja dipersempit untuk mengurangi jumlah kendaraan yang masuk. Sutiyani mengatakan, konsep tersebut sengaja diusung karena bangunan di kawasan kota tua sudah cukup tua.

“Kami tidak ingin bangunan berusia ratusan tahun di sini rusak akibat getaran banyak kendaraan yang melintas. Melestarikan dan merawat kota lama Semarang memang menjadi fokus kami,” jelasnya.

Sementara itu. Sebagai anggota Badan Pengelola Kawasan Kota Tua Semarang (BPK2L) Distaru Kota Semarang, Transiska sangat mendukung kerjasama In Journey dengan Pemerintah Kota Semarang untuk mengembangkan potensi wisata di Kota Tua. Hal ini tercermin dari percepatan perizinan dan produk tata kota.

“Kami sedang mempersiapkan rencana pembangunan dan lingkungan (RTBL) untuk situasi kota lama Semarang. Sistem kerjasama akan dituangkan dalam RTBL dan ditindaklanjuti dengan Perwal,” jelasnya. (Mushonifin)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button