Kompetisi Hetero untuk Startup mendorong anak muda untuk bersaing secara digital - WisataHits
Jawa Tengah

Kompetisi Hetero untuk Startup mendorong anak muda untuk bersaing secara digital

Kompetisi Hetero untuk Startup mendorong anak muda untuk bersaing secara digital

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Program Hetero Space di Semarang dan Solo, tidak hanya sebagai co-working space, dalam pengembangan ide bisnis anak muda. Namun dalam perkembangannya telah menginspirasi anak-anak Indonesia untuk membangun perusahaan rintisan melalui kompetisi Hetero for Startup (HfS) yang telah berjalan selama dua musim.

HfS menawarkan semangat yang luar biasa bagi munculnya ide-ide kreatif di kalangan anak muda yang berkomitmen kepada UMKM untuk go digital. Ribuan anak muda dari Jawa Tengah, bahkan di Indonesia, telah menghasilkan pendiri yang matang namun termotivasi untuk membangun perusahaan startup yang berperan dalam menopang perekonomian negara.

Pada kompetisi HfS Season 1 ini diikuti 437 tim dari Jawa Tengah. Sedikitnya 30 mentor dan ahli yang kompeten juga memberikan pelatihan dan penilaian untuk acara ini dengan total biaya Rp 125 juta.

BACA JUGA: Kemenkum HAM Jateng Gelar Workshop Peningkatan Kapasitas Ahli Bersama BPSDM

Pada tahun 2022, HfS Season 2 akan dimainkan dengan 1.600 tim dari Jawa Tengah dan kota-kota besar di Indonesia. Acara HfS Season 2 yang diadakan di Hetero Space Solo lebih kompetitif karena kehadirannya yang membludak dan startup yang dikelola lebih beragam. Beberapa perusahaan ternama juga memberikan modal untuk perusahaan rintisan yang dijalankan oleh anak muda ini.

Sistem evaluasi agenda HfS melalui beberapa tahapan. Dari ribuan peserta dipilih 20 tim untuk melaju ke babak Final Day. Lima tim terbaik dipilih dari 20 tim. Pemenang pertama program HFS Season 2 adalah Tambiyaku, sebuah startup agribisnis yang fokus memproduksi makanan sehat dari sorgum, dengan harga terjangkau Rs 50 juta.

Startup Tabula menempati posisi kedua. Mereka berhasil mendapatkan bantuan modal sebesar Rp 30 juta. Sementara itu, peringkat ketiga startup Natureline mendapat hibah modal sebesar Rp 20 juta. Kemudian juara keempat dan kelima mendapatkan dana hibah masing-masing sebesar 10 juta rupiah yaitu Agroeast Indonesia dan Aksel.

BACA JUGA: Ketahui Jenis-Jenis Polis Asuransi! Pengertian, jenis dan contoh polis asuransi

Aqilatama Aryaputri tersenyum dan menunjukkan produk terobosannya. foto: hs

Pemenang ketiga kompetisi HfS Season 2, Aqilatama Aryaputri yang perusahaan rintisannya adalah Natureline, mengaku terbantu dengan adanya program HfS yang menawarkan banyak manfaat. Aqila menilai acara ini mendorong anak muda di Jawa Tengah bahkan Indonesia untuk menjadi wirausahawan yang memiliki keterampilan komprehensif, yaitu kemampuan mengembangkan teknologi, membangun jaringan, dan meningkatkan pengemasan.

“Selama bootcamp, kami mendapat banyak masukan dari para mentor berpengalaman tentang bagaimana mengembangkan bisnis dan bersaing di pasar digital,” ujar Aqila.

Natureline yang ia dirikan bersama ibunya merupakan UKM berbasis di Boyolali yang bergerak di bidang pembuatan lilin aromaterapi, keranjang dan dekorasi. Palm wax atau minyak sawit digunakan sebagai bahan utama. Keunggulan produk ini adalah harganya yang terjangkau.

BACA JUGA: Kapolres Jateng Kumpulkan Alim Ulama Rembang di Kediaman Gus Mus

Yang membuatnya terkesan bukan hanya kepemimpinannya tetapi bahkan mentornya yang mengunjungi Natureline untuk berkeliling rumah produksi. Aqila yang baru pertama kali mengikuti ajang HfS ini mengaku pesimis dengan kompetisi HfS yang pesertanya dinilai baik.

“Secara pribadi saya tidak yakin bisa masuk 20 besar karena sejujurnya bahasa yang digunakan terlalu banyak untuk penggiat UKM seperti saya. Mereka mungkin sangat akrab dengan peserta lain yang terlibat dalam fintech. Tapi Alhamdulillah mentor mau membimbing saya dengan sabar dan hati-hati agar bisa masuk ke fase selanjutnya,” imbuhnya.

Aqila mengaku terjun ke bisnis startup karena melihat minat pasar terhadap dunia aromaterapi dan dekorasi rumah. Lilin aromaterapi dan sejenisnya dapat memenuhi kedua kebutuhan tersebut. Selain itu, produk ini dapat dengan mudah dipadukan dengan produk lain untuk dijadikan sebagai keranjang hadiah. Jadi ada banyak peluang untuk diferensiasi dan inovasi produk.

BACA JUGA: Anita Afidatun Maulida Raih Kriya Tenun FLS2N SD: Bangga Jadi Juiar

“Brand Natureline lebih dikenal dan bisa mendapatkan promosi gratis di akun IG YouTube Pak Ganjar. Oleh karena itu, perlu diketahui banyak celah bisnis yang bisa dikembangkan Natureline lebih jauh untuk memperkuat masyarakat sekitar,” tambah lulusan komunikasi lulusan UNS ini.

Ia berharap suatu hari nanti dapat membuka keranjang hadiah offline untuk menarik konsumen yang lebih luas. Ia bahkan berencana membuka spa di rumah dengan menggandeng warga sekitar untuk menjadi terapis spa.

Sementara itu, brand pelopor bisnis Mi Ayam Wonogiren Andi Prasetyo mengaku terbantu setelah bergabung dengan Hetero Space dan berkompetisi di kompetisi HfS. Hal ini dikarenakan kemajuan usahanya selalu dipantau dari waktu ke waktu oleh para mentor dan ahli yang membimbingnya di HfS.

Andi Prasetyo dengan produk startupnya. foto: hs

BACA JUGA: Survey Tanah Di Wadas Berkembang, Warga Yang Awalnya Menolak Minta Survey

Andi’s Business adalah produk mie ayam instan kemasan yang menghadirkan cita rasa otentik mie ayam yang sehat, nyaman dan higienis serta berbeda jenisnya tanpa bahan pengawet.

“Program ini sangat bagus karena ada transfer ilmu yang mempercepat akselerasi bisnis UMKM. Saya masuk ke 20 besar kompetisi HfS. Selama ini para mentor telah memberikan saran untuk perkembangan perusahaan saya. Itu nilai plus yang besar untuk produk mie ayam saya,” kata Andi.

Ketertarikan untuk mendirikan startup Mi Ayam Wonogiren bermula dari kenyataan dan sejarah bahwa Kabupaten Wonogiri identik dengan mie ayam dan bakso. Selain itu, 25 persen penduduknya adalah pendatang.

BACA JUGA: Polres Blora Punya Lapangan Tembak Wicaksana Laghawa di Gombang Bogorejo

“Saya ingin membantu mendorong masyarakat untuk tidak keluar daerah dan menjadi pengusaha. Cukup produknya ke luar negeri, bukan orangnya,” kata Andi.

Ia merasa bahwa Hetero Space telah membuka mata tentang bagaimana mengembangkan bisnis membutuhkan inovasi dan sistem pemasaran yang disesuaikan dengan teknologi. Andi merasa pengetahuannya tentang bagaimana mengembangkan produk, mendapatkan legalitas dan inovasi kemasan semakin meningkat.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan anak muda harus diberi ruang untuk mengimplementasikan ide-ide kreatif. “Kami membiarkan mereka bermain. Nantinya akan ada berbagai macam produk yang tidak terpikirkan oleh kita. Itu yang kami harapkan dari implementasi program Hetero for Startup, ujarnya.

BACA JUGA: Ustad Abdul Somad Ajak Siswa Bahagiakan Orang Tua

Peserta mengikuti boot camp yang diisi dengan berbagai kegiatan dan permainan. foto: hs

Sementara itu, Ema Rachmawati, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng, mengatakan pihaknya akan terus mendorong mereka, para peserta HFS, untuk terus maju dan berkembang. Melalui Hetero Space, perkembangan startup akan terus dipantau dan dievaluasi untuk terus mendorong mereka maju dan berkembang.

“Kami berharap kompetisi Hetero Space dan HfS dapat membantu membawa UKM di Jawa Tengah ke level yang lebih tinggi. UKMK menuju digital dan global. Untuk mencapai hal tersebut membutuhkan proses dan tidak dalam waktu yang cepat, oleh karena itu diperlukan dorongan dari berbagai pihak terutama investor dan mentor yang mendampingi dan mendukung ide-ide kreatifnya sehingga mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional,” jelasnya.

Ema bersyukur anak muda di Jawa Tengah dapat mengembangkan berbagai peluang bisnis dengan menjawab permasalahan yang ada di daerah dan mengoptimalkan potensi lokal daerah khususnya di bidang teknologi digital.

BACA JUGA: Dirut dan Dirut PLN Siap Pimpin Transisi Energi Jelaskan Langkah-Langkah Mencapai Net Zero Emissions pada 2060

Banyak UMKM di Jateng, lanjut Ema, yang terkendala IT, sehingga anak muda bisa berperan di sana. Selain itu, kuliner, kesehatan, pendidikan, lingkungan, wisata alam masih menjadi primadona untuk saat ini.

Salah satu indikator bagi investor dalam menanamkan modalnya adalah dampak yang dicapai perusahaan dan mengacu pada Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai salah satu indikatornya. Sehingga anak muda dari Jawa Tengah dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk tumbuh dan membangun perusahaan startup yang berdaya saing di orbit global.

tim SB

Source: suarabaru.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button