Kolaborasi Seniman, UMKM Subang dan Banyumas Jadi Tuan Rumah Jawara Setia Festival 2022 - WisataHits
Jawa Tengah

Kolaborasi Seniman, UMKM Subang dan Banyumas Jadi Tuan Rumah Jawara Setia Festival 2022

Jawara Setia Festival merupakan kolaborasi seni antara Desa Rancamanggung Tanjungsiang, Subang dan Desa Gerduren, Kecamatan Purwojati, Banyumas. Jawara Setia Festival merupakan kolaborasi seni antara Desa Rancamanggung Tanjungsiang, Subang dan Desa Gerduren, Kecamatan Purwojati, Banyumas.

ruzka.republika.co.id–Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jawa Tengah) khususnya Kecamatan Purwojati Banyumas melalui Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan sepakat memfasilitasi terselenggaranya Satria Jawara Festival 2022.

Festival seni bersama antara Desa Rancamanggung Tanjungsiang, Subang dan Desa Gerduren, Kecamatan Purwojati, Banyumas ini kemudian disepakati menjadi “event tahunan” yang digelar setiap Hari Pahlawan, 10 November.

Acara yang pertama kali digelar, dibuka Selasa (20/9/2022) dengan kegiatan seni bersama dengan Desa Gerduren Wisata Pertapan di kawasan perbukitan Perhutani Banyumas.

Gulir untuk membaca

Gulir untuk membaca

Acara ini digagas oleh Wisata Bukit Dewi Manggung, Desa Rancamanggung, Kecamatan Tanjungsiang, Subang Selatan. Desa Wisata yang dalam setahun telah berkembang menjadi pusat ekowisata seni dan budaya Subang, Jawa Barat.

Wisata Bukit Dewi Manggung di Desa Rancamanggung kini menggelar reuni keluarga bagi masyarakat Jawa Barat (Jawa Barat), khususnya Subang Selatan yang berdomisili di Banyumas, Jawa Tengah. Ini juga merupakan bentuk kerjasama budaya antara dua kota karesidenan bahkan dengan kota lain.

Direktur Utama Pariwisata Bukit Desa Dewi Manggung Teges mengatakan kerjasama ini merupakan kelanjutan dari Perjanjian Kerjasama yang ditandatangani pada Juli 2022 dengan Pengelola Desa Wisata Nusantara Banyumas Eko.

“Sekarang tinggal mewujudkan momentum untuk tindak lanjut bersama berupa pembukaan aktif acara kolaborasi Subang dan Banyumas dalam perjalanan menuju festival Jawara Satria pada 10 November 2022,” jelas Teges.

Jelas bahwa Indonesia tidak dibangun hanya untuk Subang atau Banyumas. “Tapi dari kita semua. Oleh karena itu, kerjasama antara seni budaya, UMKM dan pariwisata sangat memberdayakan. Kedua kota ini memiliki kekuatan yang sama dalam hal budaya dan pariwisata,” jelas Teges.

Dengan potensi yang dimiliki, Subang Selatan optimis dapat membangun kerjasama yang bermanfaat bagi masyarakat. Dimana hal ini dapat mempererat persaudaraan Banyumas dan Subang Selatan dalam hal seni/seniman, budaya, UMKM dan pariwisata. Pembukaan Jawara Satria Festival pada 20 September 2022 yang bertempat di Pertapan Wisata Desa Gerduren Purwojati Banyumas menampilkan berbagai pertunjukan tari Subang Selatan dan Banyumas.

Kami bangga Banyumas memiliki Tari Lengger yang diakui UNESCO sebagai Intangible Tourism. Namun tema seni tari Lengger Banyumasan di Jawa Tengah memiliki kemiripan dengan tari Ronggeng dari Jawa Barat, dimana pertunjukan tari menunjukkan bahwa senimannya inovatif dan kreatif. Tentang pentingnya semua tarian ini di masa lalu sebagai ritus/tarian ritual melawan Sang Pencipta atau Dewi.

Citra seorang penari yang seksi tapi bisa juga bodoh umumnya sudah tertanam di hati masyarakat, hal ini sangat menghibur, dan yang pasti tarian tradisional ini termasuk warisan budaya bangsa dan harus dilestarikan dan dilestarikan sebagai salah satu kekayaan bangsa Indonesia. bangsa.

Interaksi yang terjadi antara masyarakat Banyumas dan Subang dijembatani oleh simbol verbal yaitu penggunaan seni sebagai sarana untuk merepresentasikan suatu fenomena, yaitu perpaduan dua budaya yang mengarah pada kehidupan yang rukun dan damai melalui akulturasi.

Keunikan lain dalam perhelatan seni tanggal 20 September 2022 ini adalah desa Gerduren memiliki benda-benda bersejarah dengan jejak-jejak tari Lengger Banyumas, di mana para Lengger tidak hanya menari, tetapi juga menampilkan lagu-lagu tradisional Banyumasan dengan iringan musik gamelan atau lebih. khusus satu set alat musik pertunjukan.

Sementara itu, tari Rongggeng Jawa Barat diiringi tarian dengan musik toleat, alat musik khas berupa suling. Yang lebih menarik dan ditunggu-tunggu warga desa Gerduren adalah penampilan pentas drama panggung khusus teater Cikarageman Setu. Bekasi, Jawa Barat, tempat drama yang menceritakan asal-usul desa Gerduren disajikan dalam sindiran ringan kontemporer namun tidak melupakan adat budaya asli.

Acara ini juga dihadiri oleh keluarga besar Masyarakat Banyumas dan Subang Selatan, serta para seniman yang tergabung dalam berbagai sanggar. (Sham/Rusdy Nurdiansyah)

“).attr({ ketik: ‘teks/javascript’, src: ‘ }).prependTo(“head”); if ($(“.instagram-media”).length > 0) $(”

Source: ruzka.republika.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button