KKN UM Surabaya fokus mengatasi stunting dan pendampingan di desa wisata - WisataHits
Jawa Timur

KKN UM Surabaya fokus mengatasi stunting dan pendampingan di desa wisata

Rektor UM Surabaya Sukadiono bersama perwakilan mahasiswa diberangkatkan ke KKN 2022

Surabaya, Bhirawa

Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya mengirimkan 1.026 mahasiswa untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2022. Ribuan mahasiswa ini tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Termasuk Papua, Makassar dan enam kabupaten di Jawa Timur antara lain Lamongan, Bojonegoro, Jombang, Lumajang dan Pamekasan.

Menurut Rektor UM Surabaya, Dr. dr Sukadiono, kegiatan KKN UM Surabaya tahun 2022 ini mengangkat tema besar “Bangkit dan Bekerja untuk Masyarakat yang Kuat”. Selain masalah sekolah dan ekonomi yang dihadapi siswa, juga terdapat masalah kesehatan, terutama retardasi pertumbuhan.

“Dalam pelaksanaan KKN ini, kami juga melakukan berbagai program untuk mengatasi masalah stunting khususnya di Jawa Timur yang angka stuntingnya masih tinggi,” kata Suko saat pemberangkatan mahasiswa KKN, Rabu (20/7). ).

Suko berharap mahasiswa KKN UM Surabaya yang diberangkatkan dapat memberikan kontribusi yang besar di masyarakat pascapandemi, terutama ide-ide nyata untuk membantu masyarakat menyelesaikan berbagai permasalahan.

Sementara itu, Kepala Lembaga Penelitian dan Kepegawaian (LPPM), Dede Nasrullah menambahkan, materi yang diangkat dalam KKN ini terinspirasi dari film dan novel KKN di Desa Penari, yang akhirnya memunculkan ide bahwa KKN Mahasiswa digabung. program dengan tema lokalitas, gender dan desa wisata.

“Sebenarnya tidak hanya tiga, KKN tahun ini memiliki sembilan bidang kegiatan, dan semuanya menjadi isu kritis di masyarakat,” jelas Dede.

Sembilan tema yang dimaksud antara lain inovasi pendidikan, eliminasi dan pencegahan stunting, akses identitas kependudukan, pengembangan literasi, desa wisata (pembangunan dan eksplorasi), dukungan terhadap pekerja migran, dukungan ekonomi dan lingkungan pesisir, penerapan inovasi teknologi (TTG). dan gerakan anti korupsi.

“Beberapa tempat dalam film Desa Penari ramai dikunjungi orang, salah satunya adalah Rowo Bayu yang saat ini menjadi desa wisata. Itu juga salah satu inspirasinya,” imbuhnya.

Menurut Dede, desa wisata kini menjadi salah satu alternatif pengembangan ekonomi lokal, yang dimanfaatkan di berbagai daerah. Berwisata di desa kini sudah menjadi pilihan tersendiri bagi para wisatawan. Wisatawan menikmati atraksi wisata di desa yang tidak hanya menampilkan keindahan alamnya tetapi juga dapat berinteraksi dengan masyarakat setempat.

Dede berharap pelaksanaan KKN ini dapat mengembangkan dan menggali sumber daya alam yang ada di suatu daerah sehingga menjadi destinasi wisata yang menarik wisatawan.

Tak hanya itu, Dede berpesan kepada ratusan mahasiswa yang mengikuti KKN tahun ini untuk menjaga sikap, khususnya menghargai adat di suatu daerah, berbaur dengan masyarakat sekitar, dan tetap berpegang pada kelompok lain.

“Sebagai pendatang, penting bagi kita untuk menghormati dan menghargai setiap adat yang dipertahankan di masing-masing daerah dan tidak membiarkan cerita dalam film KKN Penari Desa terjadi di KKN UM Surabaya karena masalah budaya,” kata Dede. [ina.fen]

Source: www.harianbhirawa.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button