Kisah pemakaman desa Trunyan yang terkenal di dunia internasional - WisataHits
Jawa Timur

Kisah pemakaman desa Trunyan yang terkenal di dunia internasional

Kisah pemakaman desa Trunyan yang terkenal di dunia internasional

Liputan6.com, Bali – Trunyan merupakan salah satu destinasi wisata anti mainstream di Bali. Desa Trunyan terletak di sisi timur Danau Batur, Kabupaten Bangli, Bali.

Di sana wisatawan bisa melihat pemandangan kuburan yang cukup menyeramkan bagi yang belum terbiasa melihatnya. Di Pemakaman Desa Trunyan kita akan melihat puluhan tengkorak berjejer rapi dan jenazah warga yang baru meninggal baru saja diletakkan di sana.

Menariknya, meski hanya diletakkan di satu tempat tanpa dikubur atau ditutup, namun tidak mengeluarkan bau apapun. Konon pohon kemenyan Teru dapat menetralkan bau yang biasa keluar dari tubuh manusia.

Mengutip dari halaman Disparda.baliprov.go.id, Pemakaman Trunyan sudah dilakukan sejak zaman dahulu. Seperti namanya, Desa Trunyan berarti Taru Menyan (kayu wangi) dan usianya sudah ratusan tahun.

Menurut cerita rakyat yang beredar, cerita Trunyan diawali dengan harumnya pohon kemenyan Taru yang dapat tercium hingga ke pelosok Jawa. Lalu ada empat kerabat Keraton Surakarta, tiga laki-laki dan satu perempuan, yang penasaran dengan aroma dupa Taru.

Kakak pertamanya bahkan terpesona dengan kecantikan wanita yang menunggu Taru Menyan dan menikahinya. Setelah menikahi dewi pelindung pohon harum, kakak laki-laki tertua dan wanita yang baru dinikahinya mendirikan sebuah kerajaan kecil.

Raja memiliki aturan bahwa rakyatnya yang baru saja meninggal akan ditempatkan di sekitar Pohon Dupa Taru. Rupanya ini untuk melindungi pohon agar tidak dikenali oleh orang luar desa.

Namun, tidak semua jenazah warga Desa Truyan bisa langsung dimakamkan di tempat ini. Hanya jenazah orang yang meninggal secara wajar, bayi dan anak-anak yang dapat dimakamkan di bawah pohon Taru Menyan.

Walaupun terkesan seram, namun Pemakaman Desa Trunyan sebenarnya menjadi tempat yang populer bagi wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata di Bali ini. Jika wisatawan ingin menguji nyali, bisa langsung merencanakan liburan di desa tersebut.

Bali mulai menggeliat, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mulai membuka kedatangan wisatawan dengan protokol kesehatan yang ketat. Vendor sudah mulai membuka kios mereka untuk menyambut wisatawan.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button