Desa Trunyan Bali, desa indah yang menyimpan banyak cerita mistis - WisataHits
Jawa Tengah

Desa Trunyan Bali, desa indah yang menyimpan banyak cerita mistis

Koranmemo.com – Kintamani merupakan salah satu tempat di Bali yang tidak boleh Anda lewatkan. Selain keindahan alamnya, Anda juga bisa menikmati beragam budaya turun temurun. Seperti di Desa Trunyan, Bali yang konon memiliki budaya mistis yang masih dilestarikan.

Kawasan yang sering disebut sebagai Pulau Tengkorak Bali ini memang cukup unik. Anda dapat melihat situs pemakaman di Desa Trunyan Bali di mana hanya jenazah yang disemayamkan. Tidak ada pemakaman atau upacara persembahan untuk mengkremasinya, jadi tidak heran melihat tengkorak dan mayat di mana-mana tanpa sensor sedikit pun.

Di Desa Trunyan Bali anda bisa bertemu dengan masyarakat asli Bali atau biasa disebut Bali Aga. Aga bisa dianggap bodoh. Itu karena tidak ada teknologi di sana.

Baca Juga: Berkedip Siap-siap! BLACKPINK mengadakan konser di Jakarta pada bulan Maret 2023

Masyarakat setempat sendiri membagi lahan pemakaman menjadi tiga bagian. Sewa Wayah, tempat pemakaman jenazah yang meninggal karena penyakit berbahaya. Atau kematian yang tidak wajar. Untuk jenazah Mepasah sendiri, mereka yang meninggal dan menikah.

Lalu ada Sema Bantas untuk jenazah khusus dan Sema Nguda untuk semua jenis jenazah. Keunikan tradisi tersebut berasal dari pohon Taru Menyan. Pohon ini dapat mengusir bau bangkai dan mengubahnya menjadi aroma yang khas. Nama desa ini sendiri juga berasal dari pohon ini.

Ada cerita panjang mengapa mayat tidak dimakamkan di sini. Kisah tersebut tak lepas dari keberadaan empat bersaudara dari Keraton Surakarta yang konon terhipnotis oleh pohon Taru Menyan. Putra sulung dari empat bersaudara ini jatuh cinta pada seorang dewi yang merupakan penjaga pohon tersebut dan mereka pun menikah.

Baca Juga: 8 Potret Wisata Bukit Cinta Rawa Pening Semarang Jadi Spot Foto Instagramable

Setelah menjadi raja di sebuah kerajaan kecil dan menyandang gelar Sakti Pancering Jagat. Dia menyadari bahwa pohon ini akan membahayakan penghuninya karena aromanya yang kuat. Oleh karena itu, raja diutus untuk membuang mayat tersebut tanpa dikubur atau dikremasi. Alhasil, aromanya tak lagi bisa menghipnotis orang.

Tempat ini terletak di tepi Danau Batur, Kintamani. Untuk menuju Desa Trunyan Anda perlu menuju Dermaga Kedisan dengan menyewa perahu seharga Rp 100.000 untuk 5 orang. Dibutuhkan sekitar 30 menit. Siapa pun boleh datang ke sini asalkan mematuhi aturan dan izin warga setempat.

Source: www.koranmemo.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button