Jawa Timur

Dinas Kesehatan Tinjau Fasilitas Kedokteran Nuklir di RS BDH Surabaya

SURABAYA – Rencana Pemkot Surabaya (Pemkot) untuk menyediakan fasilitas kedokteran nuklir di Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada (BDH) belum terwujud. Meski Pemkot Surabaya menargetkan 2020, rumah sakit tersebut sudah memiliki kedokteran nuklir.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, kedokteran nuklir di RS BDH belum bisa direalisasikan tahun ini atau bahkan tahun depan. Karena proyek penting ini perlu dikaji ulang. Mulai dari anggaran, melalui Sumber Daya Manusia (SDM) hingga infrastruktur.

“Tahun depan masih belum bisa. Sepertinya tahun depan lagi. Karena tahun depan kita cek lagi,” kata Nanik, Minggu (30/10).

Rencana pembangunan fasilitas kedokteran nuklir di RS BDH sebenarnya sudah berjalan sejak tahun 2019. Namun, karena pandemi Covid-19, anggaran telah disesuaikan secara besar-besaran. Bahkan rumah sakit dengan fasilitas nuklir ini ditunggu-tunggu oleh masyarakat.

Bahkan Pemkot Surabaya berencana menjadikan rumah sakit yang sudah ada menjadi tujuan medis atau wisata. Sehingga warga Surabaya tidak lagi harus ke luar negeri untuk berobat.

Namun, Nanik mengatakan akan memberikan pelayanan kesehatan dengan mendirikan rumah sakit di kawasan Surabaya Timur atau di Gunung Anyar. Anggarannya diperkirakan Rp 500 miliar dengan rencana pendanaan tiga tahun. “Insya Allah tahun depan kita akan mulai bekerja di RS BDH Gunung Anyar. Ini juga dianggarkan. Tujuannya untuk memberikan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Surabaya Timur,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khusnul Khotimah mengakui pembangunan RS BDH sangat penting. Terutama untuk menyediakan layanan kedokteran nuklir.

“Ya, kami menyayangkan hal ini tidak terealisasi, karena bagaimanapun juga RS BDH ini harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. Jadi tidak perlu ke luar negeri atau luar kota Surabaya,” kata Khusnul.

Menurut Khusnul, pengembangan fasilitas kedokteran nuklir sebenarnya layak dilakukan. “Itu hanya janji dari pemerintah kota. Saya kira tidak ada yang tidak bisa dilakukan oleh Pemkot Surabaya,” ujarnya.

Padahal, Khusnul mengatakan infrastruktur dan sumber daya manusia sudah siap. “Dimulai dengan dokter yang berkompeten sampai studi selesai. Semua potensi ini akan sia-sia jika tidak segera dilengkapi dengan fasilitas kedokteran nuklir,” jelasnya.

Saat ini RSUD BDH juga sedang merencanakan pembangunan gedung baru yang letaknya di belakang. Ini adalah pembangunan gedung. “Namun juga harus dibarengi dengan perkembangan lainnya. Karena proyeksi saat ini (RSUD BDH) hanya mencakup perbaikan gedung,” ujarnya.

Sebelumnya, pada 2023, APBD Kota Surabaya mencapai Rp 11,247 triliun. Dari jumlah tersebut, 23 persen tercatat untuk kesehatan. Direncanakan sekitar Rp 202,89 miliar dari total anggaran kesehatan akan dialokasikan untuk pembangunan fisik. (rmt/opi)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button