Kisah Kuil di Pulau Seribu Masjid - WisataHits
Jawa Timur

Kisah Kuil di Pulau Seribu Masjid

Candi Hok-Tek, Kota Jambi

Perbesar

Candi Hok Tek merupakan bangunan candi tertua di Jambi. Dia berusia lebih dari 150 tahun. (Foto: Dok. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jambi/B Santoso)

Awalnya, kuil itu adalah rumah seorang warga negara Tiongkok. Warga yang namanya tidak diketahui itu membuka rumahnya untuk warga Tionghoa lainnya untuk berdoa bersama. Lambat laun, tempat ini menjadi tujuan masyarakat Tionghoa di sekitar Ampenan untuk memanjatkan doa kepada Sang Pencipta.

Adanya tempat peribadatan yang kemudian disebut Klenteng Pao Hwa Kong membuat kawasan adat ramai karena orang Tionghoa turut membangun rumah mereka yang tidak jauh dari kelenteng. Tempat ini sering dikunjungi oleh warga Tionghoa yang memuja semua tanggal 1 dan 5 penanggalan Imlek.

Vihara yang disebut Vihara Bodhi Dharma pada masa Orde Baru ini sebenarnya merupakan tempat peribadatan umat Buddha, Tao, dan Konghucu (Tri Dharma). Ini juga merupakan pura tertua dan satu-satunya di Lombok. Klenteng ini dikelola oleh Himpunan Sosial Tionghoa Bhakti Mulia.

Jika kita pergi ke Pantai Ampenan yang merupakan bekas pelabuhan, kita pasti akan melewati sebuah pura yang sudah ada lebih dari satu abad. “Kami perkirakan tempat peribadatan ini sudah ada lebih dari 120 tahun,” kata Ketua Klenteng Pao Hwa Kong Andika Jayanata, seperti dilansir Antara beberapa waktu lalu.

Dewa Chen Fu Zhen Ren

Keunikan Kelenteng Pao Hwa Kong adalah patung dewa Chen Fu Zhen Ren terletak di tengah bangunan, diapit oleh dua patung pengawal. Kuil, yang diidentifikasi oleh bangunan bercat merah dengan beberapa lentera di depan, adalah satu dari sembilan lokasi serupa yang memiliki patung itu. Keempat candi tersebut terletak di Situbondo, Besuki, Probolinggo dan Banyuwangi (Jawa Timur). Empat lainnya berlokasi di Tabanan, Kuta, Negara dan Singaraja (Bali).

Masyarakat Tionghoa di Lombok percaya bahwa Dewa Chen Fu Zhen Ren ada hubungannya dengan Klenteng Sam Poo Kong, bekas stasiun jalan dan pendaratan pertama seorang laksamana asal China yang beragama Islam bernama Zheng He atau Cheng Ho di Semarang, Jawa Tengah. Chen Fu Zhen Ren adalah bawahan laksamana.

Dia adalah seorang arsitek dengan berbagai kekuatan gaib dan menjadi andalan Laksamana Zheng He. Menurut legenda Watu Dodol, Chen Fu Zhen Ren pernah mengikuti lomba pembuatan Taman Ayun yang diadakan oleh Raja Karangasem yang pernah memerintah Bali dan Mataram. Dia berhasil menyelesaikan tantangan dalam tiga hari. Itu juga terkandung dalam dokumen Melayu yang diadakan di KITLV, Leiden, Belanda. Dokumen tersebut berhasil disalin oleh seorang cucu juru kunci Klenteng Hoo Tong Bio, Banyuwangi, saat berada di Buleleng, Bali pada tahun 1880. Sayangnya, nama penyalin tidak dapat diidentifikasi.

Source: m.liputan6.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button