Kisah Balekambang Solo, Taman yang Dibangun pada Era Mangkunagoro VII - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Kisah Balekambang Solo, Taman yang Dibangun pada Era Mangkunagoro VII – Solopos.com

Kisah Balekambang Solo, Taman yang Dibangun pada Era Mangkunagoro VII – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Proyek Revitalisasi Taman Balekambang, Solo, Rabu (18/1/2023). Revitalisasi dilakukan oleh kontraktor PT PP senilai Rp 159,4 miliar atas beban APBN 2022-2023. Taman Balekambang direvitalisasi sejak pertengahan 2022 (Solopos/Putut Hartanto)

Solopos.com, SOLO—Taman Balekambang di Solo awalnya terdiri dari dua kawasan taman yang dibangun oleh KGPAA Mangkunagoro VII (1916-1944).

Kedua taman tersebut adalah Partini Tuin, sebuah taman air, dan Partinah Bosch, sebuah taman hutan. Nama kedua kebun tersebut diambil dari anak pertama dan kedua Mangkunagoro VII, yaitu Partini dan Partinah. Menurutnya, tidak ada batas antara kedua taman tersebut.

Jangan lewatkan promo menariknya, Mercedes-Benz punya promo akhir tahun yang menarik

“Dulu tidak ada batasan karena ada pintu yang langsung masuk. Tapi sekarang beda,” ujar Ketua Mata Kuliah Sejarah Fakultas Ilmu Budaya UNS Solo, Susanto, dalam wawancara. Solopos.comRabu (18/1/2023).

Beriklan dengan kami

Susanto menjelaskan, kawasan Partini Tuin di sekitar cekungan masih ada hingga sekarang dan merupakan tambak ikan.

Sedangkan Partinah Bosch berada di sisi timur Partini Tuin, hingga Kampus Universitas Tunas Pembangunan (UTP). Kawasan Partinah Bosch juga bisa mencakup Pasar Burung dan Ikan Hias Depok Solo, ujarnya.

“Kawasan hutan Partinah dulu sampai kampus UTP. Sepertinya juga mencakup lokasi pasar ikan dan burung hias Depok,” imbuhnya. Menurut Susanto, Partini Tuin dibuat sebagai tempat latihan renang Legiun Mangkunegaran.

Selain kolam besar yang masih ada sampai sekarang, ada kolam yang lebih kecil di dekatnya. “Ada tambahan kolam renang kecil. Tapi sekarang kering. Jadi kolam ini digunakan untuk latihan renang Legiun Mangkunegaran,” jelasnya.

Beriklan dengan kami

Namun untuk kolam yang besar juga digunakan untuk perahu wisata, menurut Susanto. Masyarakat diperbolehkan memasuki area taman. “Perahu renang juga digunakan untuk wisata. Ada kapal-kapal kecil di waktu-waktu tertentu,” katanya.

Sedangkan nama Balekambang berasal dari sebuah bangunan terbuka seperti paviliun yang dulunya berada di sisi timur-utara sebuah kolam besar. Bangunan ini terkadang digunakan untuk pertunjukan wayang orang dan ketoprak.

Pada masa penjajahan Jepang, bangunan ini sempat terbengkalai karena tidak terawat. “Banyak yang rusak, termasuk Balekambang yang sudah rusak parah. Dan sekarang bangunan itu sudah tidak ada lagi,” katanya.

Di sisi lain, Taman Balekambang Solo sedang dalam proses restrukturisasi atau revitalisasi sejak 26 Agustus 2022. Proyek dengan masa konstruksi 480 hari kalender yaitu hingga 18 Desember 2023 senilai Rp 154.703.287.500.

Beriklan dengan kami

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button