Kemiskinan di Malang masih tinggi - WisataHits
Jawa Timur

Kemiskinan di Malang masih tinggi

KOTA MALANG– Setelah pandemi Covid-19 mulai mereda, tugas pemerintah daerah di Malang Raya masih cukup berat. Ini harus memperlambat tingkat kemiskinan. Karena pemerintah dihadapkan pada kenyataan bahwa jumlah penduduk miskin meningkat dalam dua tahun terakhir. Sebagai contoh, pada tahun 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan di Malang Raya mencapai 312.450 jiwa. Jumlah ini akan meningkat menjadi 325.830 orang pada tahun 2021 (selengkapnya di grafik). Salah satu penyebabnya adalah pandemi Covid-19.

Peningkatan ini merata di tiga wilayah di Malang Raya, yaitu Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Oleh karena itu, diperlukan cara-cara kreatif untuk mengurangi angka kemiskinan dengan cepat.

Sebagai contoh, di Kota Malang saja, dari 880.000 penduduk Kota Malang, 40.620 orang hidup di garis kemiskinan hingga akhir tahun 2021. Artinya, 4,62 persen penduduk Kota Malang hidup di garis kemiskinan.

“Ya, angka kemiskinan meningkat. Dampak dari wabah Covid-19 ini cukup besar, menyebabkan masyarakat kehilangan pekerjaan dan akhirnya berakhir dalam kemiskinan,” kata Wali Kota Malang Sutiaji.

Pemerintah Kota Malang menyadari permasalahan tersebut dan menawarkan berbagai solusi. Salah satunya adalah pembayaran bantuan sosial (bansos). Tanpa pamrih mereka telah menghabiskan anggaran 11 miliar rupee tahun ini saja. Anggaran tersebut diberikan kepada 6.400 penduduk yang benar-benar termasuk dalam kategori miskin.

Tentu, didera pandemi Covid-19 selama dua tahun bukan lagi alasan. Kini setelah situasinya membaik, ada rencana jangka panjang dari Pemkot Malang.

“Ke depan, belanja (regional) akan fokus pada pemulihan kondisi ekonomi secara umum. Oleh karena itu, setiap PD (perangkat daerah) harus memprioritaskan UMKM lokal, yang pasti akan membuka lapangan kerja,” jelas Sutiaji.

Untuk memulihkan perekonomian, sektor industri kreatif (Ekraf) menjadi media pengentasan kemiskinan. Orang yang hidup di garis kemiskinan dapat meningkatkan keterampilan mereka. Oleh karena itu, pembangunan fisik dan pembangunan sosial lebih diselaraskan oleh pemerintah kota Malang.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi A DPRD Kota Malang Ferry Kurniawan berharap pemerintah kota bisa mengatasi masalah kemiskinan. Pemerintah kota belum mampu mengurangi kemiskinan selama tiga tahun.

Meski angka kemiskinan di Kota Malang Jawa Timur masih cukup rendah, Ferry ingin agar pemerintah kota mencari cara lain untuk mengatasi kemiskinan. “Tidak hanya bantuan sosial, tetapi juga program berkelanjutan seperti pendidikan dan jaminan pekerjaan,” katanya.

Dengan begitu, angka kemiskinan bisa ditekan. Belum lagi isu pemutakhiran data warga miskin juga menjadi penilaian. Jangan sampai masyarakat yang berada di atas garis kemiskinan tetap dinyatakan miskin. Hasilnya bisa error jika tidak diaktifkan. “Apalagi kalau kita sejahtera, kita takut kita tidak miskin, itu yang membuat kita malu,” katanya.

Banyak masyarakat miskin yang belum tersentuh bantuan

Terjadi peningkatan tajam angka kemiskinan di Kabupaten Malang. Efek Covid-19 belum sepenuhnya hilang dari Bumi Kanjuruhan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang mencatat kenaikan tersebut. Data akhir tahun 2021, jumlah penduduk miskin sebanyak 276.580 KK. Ini meningkat 11 ribu. Karena pada tahun 2020 jumlah penduduk miskin akan menjadi sekitar 265.560 KK. Tahun ini akan ada peningkatan. Namun, Sekretaris Dinas Kabupaten Malang, Wendy Hermawan, mengaku belum mengetahui tanggal pastinya. Karena penanganan fakir miskin diurus oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia.

“Semua urusan dengan orang miskin termasuk dalam urusan Kementerian Sosial Republik Indonesia. Sementara untuk data BPS sendiri (keabsahannya) belum bisa kami jawab. Karena pengentasan kemiskinan masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Dinas Sosial,” kata Wendy kepada Jawa Pos Radar Malang kemarin.

Kementerian Sosial memiliki Program Keluarga Harapan (PKH). Penerima PKH dapat menerima berbagai jenis bantuan sesuai dengan tingkat kemiskinannya. Standar kemiskinan versi Kementerian Sosial dibagi menjadi empat. Yaitu desil 1, 2, 3 dan 4. Desil 1 merupakan kelompok termiskin. Jadi mereka mendapat banyak bantuan. Mulai dari Bantuan Tunai, In Kind, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar dan lain-lain. Besaran bantuan per bulan juga bervariasi tergantung tingkat kemiskinan. Namun, tidak semua masyarakat miskin terjangkau oleh program PKH ini. Data tahun 2022, jumlah penerima program PKH di Kabupaten Malang sekitar 72.000.

Dengan kata lain, masih banyak warga yang belum tersentuh bantuan pusat. Karena itu, kata Wendy, dinas sosial terus memberikan dukungan dalam menangani kemiskinan. Tentunya upaya ini menyesuaikan kekuatan APBD. Dengan harapan, angka kemiskinan di Kabupaten Malang bisa ditekan.

Sebagai gambaran, Dinas Sosial menerima anggaran Rp 17 crore dalam APBD 2022. Uang khusus untuk program Perlindungan dan Jaminan Sosial sebesar Rp 5,18 crore, anggaran ini jelas kecil. Oleh karena itu, masyarakat miskin yang tidak terkena dampak PKH dan APBD menjadi sasaran program lain. Yaitu Dana Desa dari Kemendes PDTT.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Malang Eko Margianto setuju. Kementerian Desa mengamanatkan 40 persen DD wajib untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Total anggaran BLT DD di Kabupaten Malang tahun 2022 adalah Rp 165,36 miliar. Angka ini didapat dari penghitungan jumlah penduduk miskin yang menerima BLT DD.

“Jumlah penerima BLT-DD tahun 2022 sebanyak 45.934 KK,” kata Eko saat dikonfirmasi.

Setiap KK mendapat Rp 300.000 per bulan selama satu tahun. Menurut Eko, jumlah penerima BLT DD mengalami peningkatan. Pada tahun 2021, jumlah penerima BLT DD menjadi 28.315 KK. Sehingga jumlah masyarakat miskin penerima BLT DD menjadi 17.619 KK.

Menurut Eko, data ini diperoleh dari 378 desa yang ada di Kabupaten Malang. Dikatakannya, ada beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan penerima BLT-DD. Pertama, kurangnya dana karena merawat anggota keluarga yang sakit kronis. Kedua, dampak Covid-19 yang belum selesai. “Beberapa penerima manfaat mengalami PHK. Selain itu, penerima BLT DD tidak akan mendapatkan bantuan PKH,” tambahnya.

Bupati Malang HM Sanusi menegaskan, segala upaya dilakukan untuk mencegah menjamurnya masyarakat miskin.

Cara utama adalah dengan melonggarkan investasi di Kabupaten Malang. Dengan harapan, penerimaan pajak akan meningkat. Melalui pajak, pemerintah Kabupaten Malang dapat meningkatkan omzet perekonomian. Dengan demikian, total pendapatan per kapita kotamadya dapat ditingkatkan. Garis kemiskinan Kabupaten Malang berdasarkan BPS tahun 2021 mengacu pada mereka yang berpenghasilan kurang dari Rp 348.695 per bulan.

“Sejumlah investasi sudah masuk. Tapi saya terus membuka peluang investasi. Sehingga uang masuk dan lapangan kerja terbuka. Misalnya menjajaki kerjasama investasi pengelolaan sampah dengan Alliance to Waste,” kata Sanusi. sukses, investasinya bisa menyerap hingga 3.000 tenaga kerja. Nilai investasinya diperkirakan ratusan miliar rupiah.

Beberapa perusahaan besar juga baru didirikan. Misalnya, perusahaan rokok elektrik di Singosari yang nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp 1,12 triliun.

Fluktuasi terjadi di Kota Batu

Naik turunnya angka kemiskinan terjadi di Kota Batu. Data BPS selama lima tahun terakhir, mulai tahun 2017, menunjukkan penurunan terus menerus hingga tahun 2019. Tercatat ada 9.050 orang miskin pada tahun 2017. Pada 2018, kemudian turun menjadi 8.770 orang, atau ada penurunan 280 orang miskin. Pada 2019, turun lagi menjadi 7.980 orang, atau ada penurunan 790 orang dalam satu tahun.

Namun, pada tahun 2020, situasinya berbalik. Angka kemiskinan kembali meningkat karena dampak luar biasa dari pandemi Covid-19. Total tercatat sekitar 8.120 orang, atau ada peningkatan penduduk miskin hingga 140 orang.

Hal ini terjadi karena Covid-19 melumpuhkan sektor ekonomi masyarakat melalui berbagai pembatasan perjalanan. Hal ini melumpuhkan sektor pariwisata yang menjadi salah satu andalan kota dengan luas 1.991 km². Banyak karyawan yang di-PHK. Dealer objek wisata juga terpaksa ditutup tanpa batas waktu oleh pemerintah saat itu.

“Jadi inilah mengapa jumlah penduduk miskin di Kota Batu semakin meningkat. Tahun 2021 juga jumlah penduduk miskin akan bertambah lagi di sini,” kata Wakil Walikota Kota Batu sekaligus Ketua Tim Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Batu Punjul Santoso. (adn/fif/sirip/abm)

Source: radarmalang.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button