Kelompok seniman ini ingin menjadikan Malioboro sebagai pusat seni dengan pameran lagi - WisataHits
Yogyakarta

Kelompok seniman ini ingin menjadikan Malioboro sebagai pusat seni dengan pameran lagi

Harianjogja.com, JOGJA– Kelompok Seni (Kampus) Universitas Seniman Malioboro menggelar pameran seni rupa di Lorong Hotel Mutiara, Malioboro, Kota Yogyakarta pada 29-10 November. Pameran ini merupakan bagian dari upaya mengembalikan Malioboro sebagai pusat seni dan sekolah seniman seperti dulu.

Kampus memperkirakan Malioboro sudah sepi sejak pindah dan ditata ulang, sehingga mereka berharap Malioboro kembali ramai dengan pameran. Pameran ini menampilkan 26 karya seni dari berbagai seniman di Malioboro.

Menurut pihak kampus, tanpa seni budaya, Malioboro akan sepi dan perekonomian akan stagnan. Kepala kampus Haryanto menjelaskan, Malioboro sebagai ikon Jogja memiliki sejarah panjang melahirkan seniman. Umbu Landu Paranggi, demikian Haryanto, hingga muridnya Emha Ainun Najib lahir dari proses berkeseniannya di Malioboro. “Jadi jangan sampai citra Malioboro hilang, karena tanpa seni Malioboro akan sulit berkembang,” ujarnya, Rabu (11/2/2022).

DIDUKUNG:

Kepresidenan G20 Indonesia, momentum pemulihan dunia dari krisis global

Haryanto menjelaskan selain pameran bengkel juga dihadirkan dalam acara tersebut. “Ada tiga bengkel yang kami lakukan untuk publik, kami berharap dapat berbagi ilmu dan praktik seni untuk menegakkan citra Malioboro sebagai art hub,” ujarnya.

Akses seniman untuk menjadikan Malioboro sebagai tempat berekspresi cukup sulit, jelas Haryanto. “Mungkin karena restrukturisasi dan birokrasi, kami berharap akses lebih luas,” katanya.

Menurut Haryanto, para seniman di Malioboro juga turut andil dalam revitalisasi kawasan wisata tersebut. “Saat Malioboro ramai, semua pihak akan diuntungkan, baik pemerintah, pelaku bisnis maupun wisatawan karena bisa menikmati pertunjukan dan karya seni,” ujarnya.

Kurator pameran Arahmaiani menjelaskan bahwa Malioboro memiliki peran penting dalam mendidik para seniman. “Tempat ini menjadi ‘sekolah’ penting dan tak terlupakan dalam hidup saya. Berbagai pelajaran seni dan proses kreatif lahir di Malioboro,” jelasnya, Rabu sore.

BACA JUGA: Kisah Penemuan Harta Karun Emas Kuno di Tol Jogja Solo

Arahmaiani mengatakan bahwa belajar di Malioboro mengajarinya tentang kehidupan secara utuh, sehingga dia tidak mudah terjebak dalam menilai orang lain. “Kehidupan komunal di jalanan telah membuka ruang imajinasi dan kemungkinan hidup berdampingan,” jelasnya.

Lokasi Malioboro sebagai bagian dari filosofi keseimbangan, jelas Arahmaiani, memudahkan pengembangan diri yang seimbang. “Jalur Malioboro yang menghubungkan Kraton dan Tugu, yang juga menghubungkan gunung dan laut, merupakan tempat kontemplatif yang tepat bagi proses kreatif para seniman,” ujarnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button