Kearifan Lokal Itu Ada · Factbanten.co.id - WisataHits
Jawa Tengah

Kearifan Lokal Itu Ada · Factbanten.co.id

LEBAK – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berkunjung pada Sabtu 17.

Dalam kunjungannya, Ganjar didampingi istri Siti Atikoh Supriyanti dan rombongan. Keduanya juga didampingi pengamat Baduy, Uday Suhada.

Ganjar diterima langsung oleh pimpinan tertinggi lembaga adat Baduy, Romo Sangsang sebagai Puun Cikeusik, didampingi Jaro Alim, Jaro Tangtu Cikeusik Baduy Dalam, Ayah Asid Wakil Jaro Tangtu Cikeusik, Jaro Saija sebagai Jaro Pamarentah dan Olot Sarip sebagai Kolot Sirah Dayeuh .

Dalam sambutannya, Puun mendelegasikannya kepada Jaro Alim dan Jaro Saija.

“Kami berterima kasih kepada Pak Ganjar karena mau tetap berhubungan di sini. Padahal jauh dari Semarang,” kata Jaro Alim.

Jaro Alim juga berpesan agar Ganjar memperhatikan keberagaman.

“Kita perlu saling mengasah, saling mencintai, saling menjaga, saling menjaga. Karena Pak Ganjar adalah seorang pemimpin. Kami juga berdoa agar amanah ini tetap berjalan,” kata Jaro Alim .

Usai menjelajahi Baduy Dalam dengan berjalan kaki, Ganjar mengakui bahwa ada kearifan lokal di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.

dokter Adam

“Ada kearifan lokal,” kata Ganjar usai disuguhi oleh-oleh mulai dari pakaian adat Baduy hingga parang buatan masyarakat adat.

Ia pun mengaku banyak menerima pesan dari para sesepuh masyarakat adat Baduy. Di bawah ini adalah cara untuk hidup dalam harmoni dan harmoni.

“Ada pesan dari sesepuh, Puun, Jaro, bagaimana hidup rukun, bagaimana hidup berdampingan, bagaimana menjaga alam,” kata Ganjar.

Ia mengucapkan terima kasih atas kunjungannya dan disambut hangat oleh masyarakat adat Baduy. Karena Ganjar mengatakan puluhan tahun lalu bahwa dia ingin mengunjungi daerah sekitar Baduy.

Kemudian, usai pengadaan baju, parang dan koja Baduy, Ganjar juga memberikan kenang-kenangan kepada masyarakat Baduy Dalam berupa benda pusaka dari Jawa Tengah.

Sementara itu, Uday Suhada yang menemani Ganjar dalam perjalanan ke desa Cikeusik, bergembira karena gubernur Jawa Tengah sudah datang ke wilayah asli Baduy.

“Suatu kehormatan bagi kami karena di sela-sela kesibukan kami menyempatkan diri untuk berwisata budaya yang kami sebut Saba Budaya Baduy. Dalam perjalanan ke Tangtu Cikeusik, Pak Ganjar mengatakan bahwa keinginan untuk mengunjungi Baduy sudah sekitar 35 tahun yang lalu. Alhamdulillah, hari ini ada kesempatan,” kata Uday.

“Saya mendapat pesan yang kuat dari Pak Ganjar bahwa kearifan lokal di Baduy harus menjadi tanggung jawab kita semua untuk menjaganya. Sebagai kesetiaan Baduy, untuk menyeimbangkan kehidupan dengan alam dan segala isinya,” lanjut Uday.

Hal menarik lainnya, lanjut Uday, Ganjar ingin ikut kampanye Saba Budaya Baduy, bukan pariwisata. Dimana mereka bukan tontonan tapi penunjuk jalan.

“Karena begitu banyak kearifan lokal di Baduy yang patut kita teladani,” pungkas aktivis antikorupsi itu. (*/Fakih)

perpustakaan administrasi kota

Source: faktabanten.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button