Karakter konsep menu Nusantara di gala dinner KTT G20, William Wongso: Tidak boleh ada kesalahan
Nasional, BANGBARA.COM – Acara KTT G20 telah usai, namun kesan kemeriahan gala dinner yang diwarnai dengan berbagai menu Indonesia masih sulit untuk dilupakan.
Berbagai menu khas Indonesia yang mewakili persatuan Indonesia akan disajikan pada Selasa malam, 15 April.
Duta Masakan Indonesia William Wongso adalah ilustrator terpercaya di balik menu Nusantara yang disajikan di Gala Dinner G20 Summit.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Apakah Anda Cerdas Secara Emosional? Gambar yang menarik perhatian Anda akan mengungkapkannya
Selain sebagai Duta Pangan Indonesia, ia juga merupakan pemegang medali bergengsi di bidang kuliner yaitu Medal of Honor Academie du Pain Indonesia yang diselenggarakan di Paris pada Februari 2018 lalu.
Pria kelahiran Malang 12 April 1947 dan kerap disapa Paman Will ini adalah seorang penulis buku masak. Rasa Indonesiaa dan memenangkan acara tersebut Penghargaan Buku Masak Dunia Gourmet.
Sebagai Penasihat Kuliner G20William telah menyiapkan konsep menu jamuan makan malam dengan sangat hati-hati sejak Februari 2022.
“Saya menyebutnya Aneka Ratna Mutu Manikam atau keragaman dalam satu. Walaupun kita berasal dari suku, ras, bahasa, budaya dan adat yang berbeda, kita dipersatukan oleh Pancasila sebagai Bhinneka Tunggal Ika. Itu konsep tema persatuan,” kata William dalam pertemuan di Kawasan Pariwisata Terpadu Nusa Dua, Kamis, 17 November 2022.
Baca Juga: Menakjubkan! Ternyata ini 9 manfaat minum teh hijau setiap hari
Enam bulan sebelumnya, William Wongso, seorang ahli gizi di sebuah maskapai penerbangan nasional, dan timnya mulai bereksperimen untuk membuat menu unik dengan menggunakan bahan dan rasa asli Indonesia.
Misalnya daging wagyu yang dimasak dengan bumbu rendang, kemudian baby wortel dan tempe disajikan dengan saus salsa ala Likupang, Sulawesi Utara.
Bersama dengan tim, William juga memikirkan menu spesial, membaginya menjadi pilihan vegetarian dan non-vegetarian. Khusus pada rendang untuk penikmat sayuran, William mengganti protein dagingnya dengan nangka.
Mengenai bahan baku, William mengatakan menggunakan bahan baku lokal yaitu daging sapi lokal, rempah-rempah dari Indonesia Timur dan sayuran dari Bali.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Ungkap Masalah Pernikahannya, Ternyata Ambu Anne Ajukan Cerai Atas Masalah Ini
Bahan-bahan lainnya didatangkan dari Sulawesi dan Kalimantan serta pulau Jawa, karena Indonesia merupakan surganya kuliner dunia.
Pemilik beberapa restoran ini dan timnya telah mengumpulkan berbagai data tentang apa yang bisa dan tidak bisa disajikan kepada kepala negara mana pun yang hadir di jamuan makan malam.
Setiap tamu negara memiliki menu masing-masing dan tidak mengandung bahan penyebab alergi sehingga aman untuk dikonsumsi.
William mengatakan ada tamu negara yang alergi seafood (Makanan laut)atau tidak makan ikan, daging sapi atau makanan yang bahan bakunya diambil dari tanah.
“Semua makanan harus halal, tidak mengandung alkohol dan tidak boleh pedas,” kata William.
Baca Juga: Musik Bisa Merubah Karakter Orang, Rhoma Irama Tanggapi Pendapat Tentang Haramnya Musik
Beberapa hari sebelum jamuan makan, tim advance dari masing-masing negara datang ke Bali untuk meninjau makanan yang akan disajikan.
Tim Nutrisi dan Kesehatan Makanan Pengawal Presiden masing-masing negara meminta William dan tim untuk merancang menu untuk acara nanti dengan cara yang persis sama.
Aneka menu Indonesia
Berbagai menu Indonesia dari Bali, Jawa, Sulawesi Utara, Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh muncul dari proses konsepsi ini. Secara alami dengan rasa pedas yang tidak salah lagi.
Disajikan oleh Aneka Ratna Mutumanikam atau Diversity in One, menu pembukanya beragam mulai dari mangga, rumput laut, rujak berbumbu rujak khas Bali hingga perkedel jagung dengan daging kepiting manado.
Source: news.google.com