Kampung Batik Djadoel, Kolaborasi Sejarah, Seni dan Toleransi di Kota Semarang - Lentera Today - WisataHits
Jawa Tengah

Kampung Batik Djadoel, Kolaborasi Sejarah, Seni dan Toleransi di Kota Semarang – Lentera Today

SEMARANG (Lenteratoday) – Kota Semarang tidak hanya terkenal dengan wisata Lawang Sewu dan Kota Lama tetapi juga menawarkan wisata edukasi dengan kearifan lokal di Kampung Batik Djadoel.

Lebih spesifiknya, Kampung Batik Djadoel terletak di Jalan Batik RT/RW 4/2, Desa Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur. Nama Djadoel sendiri berasal dari ungkapan “Belandja dan Doelan”.

Kampung Batik Djadoel tidak hanya menjadi pusat penjualan tie-dye, tetapi juga menawarkan pusat belajar tie-dye bagi pengunjung yang ingin belajar.

Suasana pedesaan yang diwarnai dengan berbagai motif batik dan relief sejarah memberikan penyegaran mata dari hiruk pikuk kota. Semua relief dan motif batik yang terukir di Tembok Kampung memiliki cerita sejarahnya masing-masing, yang dapat diakses wisatawan melalui barcode yang tertera, sehingga wisatawan dapat mengetahui sejarah Kampung Batik Djadoel.

Kegiatan membatik di Desa Batik Djadoel sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang, namun kegiatan tie-dye terhenti karena desa tersebut terbakar menjelang kemerdekaan. Kemudian kegiatan membatik kembali dilanjutkan pada tahun 2006 yang digalakkan oleh Sinto Sukawi Sutarip (istri walikota Semarang periode 2005-2010).

Jenis batik yang dijual di Kampung Batik Djadoel adalah Batik Semarangan, namun dimungkinkan untuk membuat batik dengan motif dari daerah lain. Harga batik yang dijual pun bervariasi antara puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah.

“Kalau Semarang memang kami utamakan keseruannya,” kata Luwijanto, Motivator Kampung Batik Djadoel, saat ditemui di kediamannya, Minggu (14/8/2022).

Sebelum dijadikan Kampung Batik Djadoel, kawasan ini dulunya merupakan kawasan kumuh dan rawan banjir. Kemudian, pada 18 Desember 2016, masyarakat mulai berbenah dan bertekad untuk berubah menjadi lebih baik dengan mengoptimalkan potensi yang ada di sekitar mereka. Ada 3 kunci sukses yang dipegang oleh masyarakat Kampung Batik Djadoel yaitu Peduli, Perubahan dan Kebersamaan (KPK).

“Awalnya seperti warga bisa mencintai kampung sendiri,” kata Luwijanto.

Berawal dari kesadaran warga untuk bergerak bersama berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat Kampung Batik Djadoel.

“Dampaknya dari tempat ini, sekarang oleh warga, ada peningkatan ekonomi,” kata Luwijanto.

Luwijanto juga mengatakan bahwa kunci sukses membangun desa adalah adanya dalang atau juru gambar, dukungan unsur masyarakat dan dana. Tapi dana sendiri bukan yang utama, katanya. Sebaliknya, itu adalah rasa kebersamaan dan kepemilikan yang harus dimiliki setiap individu.

Kampung Batik Djadoel tidak hanya menjadi ikon sentra batik di Kota Semarang, tetapi juga ikon toleransi di Kota Semarang. Masyarakat Kampung Batik Djadoel menjunjung tinggi Modul Keragaman. Pada hari besar keagamaan seperti Idul Fitri dan Natal, semua warga merayakan bersama, apapun agamanya.

“Di sini tidak peduli apa suku Anda, apa agama Anda, yang penting di sini adalah warga negara, ini adalah warga negara Indonesia, ini adalah saudara. Karena sanak saudara kita adalah tetangga,” kata Luwijanto.

Reporter: Azifa Azzahra | Penerbit: Endang Periwati

Source: lenteratoday.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button