Kadin dan Alit Indonesia gali potensi ekonomi desa - WisataHits
Jawa Timur

Kadin dan Alit Indonesia gali potensi ekonomi desa

SURABAYA (ANTARA) – Kamar Dagang dan Industri Provinsi Jawa Timur (Kadin) bersama Yayasan Arek Lintang (Alit) Indonesia menjajaki potensi ekonomi desa melalui program Desa Wisata Agro, Desa Wisata Ramah Anak dan Desa Wisata Industri Budaya.

Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto, Rabu di Surabaya mendukung program Alit Indonesia berupa Desa Wisata Agro, Desa Wisata Ramah Anak dan Industri Budaya atau program Dewa Dewi Rama Daya yang dinilai memiliki minat besar dalam penguatan masyarakat desa dan melindungi anak-anak.

“Salah satu dukungan yang diberikan adalah dengan memberikan pelatihan kepada tim Alit tentang pendampingan UMKM dan kurasi produk. Sekaligus, kami menyediakan jaringan pasar dan membantu mendistribusikan dan menjual produk-produk buatan masyarakat pedesaan, termasuk pariwisata,” kata Adik.

Menurutnya, dukungan ini tidak lepas dari pentingnya kerjasama antar lembaga untuk merevitalisasi perekonomian pedesaan. Apalagi saat ini desa tersebut merupakan salah satu kantong kemiskinan yang masih tinggi di Jawa Timur.

Untuk itu, kata dia, harus ada upaya nyata untuk menggali potensi desa, baik di sektor pariwisata maupun produk UMKM di desa, maupun dalam pengembangan pengolahan berbasis sumber daya alam (SDA).

“Melalui program ini kita membangun kemandirian masyarakat desa, kita meneliti dan membantu mengembangkan, agar produk yang mereka tanam memiliki nilai tambah yang lebih besar bagi masyarakat desa, sehingga kesejahteraan mereka akhirnya dapat meningkat,” ujarnya.

Tidak hanya itu, perlindungan juga dapat diciptakan untuk anak, karena Alit juga fokus pada perlindungan anak dengan mendorong setiap desa memiliki peraturan desa ramah anak.

Dalam implementasinya, Adik berharap tahun ini bisa menjadi tuan rumah pelatihan pendamping UMKM dan kurasi produk. “Kami berusaha memulai pelatihan tahun ini, baik pelatihan pendamping UMKM, kurasi produk maupun pelatihan terkait pariwisata,” ujarnya.
Adik laki-laki.

Program ini juga dipadukan dengan keberadaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) sebagai wadah promosi dan penjualan produk. “Sekarang kita punya booming. Nanti juga akan kita sinergikan, apalagi Kadin juga membantu Bumdes yang berorientasi ekspor selama ini,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Alit Indonesia Yuliati Umrah mengatakan, program Dewa Dewi Rama Daya merupakan program Alit Indonesia bersama Kementerian Pembangunan Desa Tertinggal (PDTT) dan Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Saat ini ada 12 desa di 9 kabupaten di Jawa Timur, Bali dan Flores yang menjadi pilot project. “Di Jawa Timur mereka berada di Pasuruan, Sumenep, Jember, Banyuwangi dan Surabaya sebagai pusat pemasaran, Kota Batu dan Kabupaten Malang. Di Bali ada di kabupaten Gianyar dan di Flores ada di kabupaten Sika,” kata Yuli.

Menurutnya, 12 desa tersebut didorong dan diintervensi agar kelompok anak-anak berdaya secara ekonomi melalui “Permak Budaya Permanen Pertanian”. Ini adalah pendekatan pertanian berbasis biologis dan antar budaya, di mana tanaman endemik dari desa diperbanyak secara organik oleh orang tua dan anak-anak menggunakan metode tumpang sari.

Source: jatim.antaranews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button