Jejak Freemasonry di Salatiga masih menyisakan misteri hingga saat ini - WisataHits
Jawa Tengah

Jejak Freemasonry di Salatiga masih menyisakan misteri hingga saat ini

Jejak Freemasonry di Salatiga masih menyisakan misteri hingga saat ini

Merdeka.com – Freemasonry dikenal sebagai kelompok klandestin yang muncul pada akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-17 dan berkembang pesat di dataran Eropa.

Grup ini biasanya tertutup. Anggotanya biasanya adalah para intelektual dan pemikir yang menginginkan kebebasan berpikir tanpa takut dibatasi oleh dogma apapun.
Anggota Freemasonry inilah yang kemudian membawa paham sekularisme ke dalam masyarakat, terutama ketika mereka memegang kekuasaan tertinggi di panggung politik.

Artikel media Taboola

Orang terkenal termasuk George Washington, bahkan musisi terkenal seperti Mozart dan Beethoven juga dianggap sebagai anggota grup ini.

Ajaran Freemasonry menyebar ke seluruh dunia dan juga di Indonesia. Jejak peninggalannya dapat ditemukan di berbagai kota, salah satunya Salatiga. Lantas apa saja jejak Freemasonry di sana? Berikut ulasan lengkapnya:

2 dari 5 halaman

relikui Belanda

Jejak Freemasonry di Salatiga

©2023 liputan6.com

Ada tiga mobil jenazah dari abad ke-18 hingga awal abad ke-19 di Kantor Desa Kutowinangun Lor, Kota Salatiga. Warin Darsono, seorang perawat di kantor Kelurahan, mengatakan pemerintah tidak pernah mengetahui keberadaan ketiga jenazah tersebut. Maka dia melaporkan kereta tersebut ke BPCB di Klaten dan meminta warga setempat untuk mengurusnya.

Warin sudah mengetahui keberadaan kereta itu sejak kecil. Diakuinya, belum banyak orang yang tahu tentang peninggalan Belanda ini.

“Dulu saya mendengar kereta api, saya pikir gerbong. Kami pertama kali bertemu di garasi tua di depan Kelurahan ini,” kata Warin dikutip Liputan6.com.

3 dari 5 halaman

Simbol Masonik

Jejak Freemasonry di Salatiga

©2023 liputan6.com

Menurut Warin, ada beberapa hal yang menimbulkan banyak pertanyaan bagi mereka yang menyaksikan kereta tersebut. Banyak simbol yang terpampang di beberapa tempat di badan kereta, salah satunya adalah simbol organisasi rahasia Freemasonry.

Lambang tersebut terlihat pada salah satu kereta yang didominasi material kaca pada bodi utamanya. Simbol tersebut diilustrasikan sepenuhnya, dimulai dengan pola segitiga, bersama dengan gambar mata.

“Memang karena itu milik pemerintah kolonial Belanda, milik pejabat VOC, karena Freemasonry terdiri dari orang-orang berpangkat tinggi yang pintar,” kata Warin.

4 dari 5 halaman

kota penting

Tugu Kota Salatiga

©Wikipedia.org

Warin menuturkan kelompok Masonik pernah menginjakkan kaki di Salatiga dengan keanggotaannya yang tertutup. Apalagi pada masa kolonial, Salatiga merupakan kota penting yang menjadi pusat perkebunan.

“Salatiga dan Magelang juga merupakan kota garnisun. Semarang dan Tegal adalah pusat pertahanan angkatan laut. Kota-kota yang memiliki organisasi Mason pada masa kolonial pasti dianggap penting,” kata Warin dikutip Liputan6.com.

5 dari 5 halaman

Pemakaman Masonik

Jejak Freemasonry di Salatiga

©2023 liputan6.com

Soal jejak-jejak Freemasonry di Salatiga, Warin tidak asal-asalan. Selama ini ia selalu suka belajar sejarah bahkan mencarinya di dokumen-dokumen Belanda.

Mengenai keberadaan Freemasonry saat itu, katanya mungkin sudah hilang. Selain itu, pendiriannya pernah dilarang oleh Presiden Soekarno pada tahun 1962. Namun, hingga saat ini belum diketahui siapa saja anggota kelompok rahasia tersebut.

“Sangat tertutup sehingga orang biasa hanya bisa belajar tentang keanggotaan Freemasonry setelah anggotanya meninggal. Yakni, bisa dilihat di batu nisan, ada lambang organisasi, yang juga saya temukan di beberapa kuburan di Salatiga, salah satunya di pemakaman Tionghoa,” pungkas Warin dikutip Merdeka.com dari Liputan6.com pada Sabtu (7/1).

(mdk/shr)

TOPIK TERKAIT

lagi

Taboola di bawah Pasal

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button