Jejak dua ekor naga yang menjaga keindahan dan kemakmuran Telaga Sarangan - WisataHits
Jawa Timur

Jejak dua ekor naga yang menjaga keindahan dan kemakmuran Telaga Sarangan

Telaga Sarangan adalah sebuah telaga atau telaga di kawasan pegunungan di lereng Gunung Lawu yang terletak di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magelang, Jawa Timur (Jawa Timur).

Telaga yang juga dikenal dengan Telaga Pasir ini berada di ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (M.). Selama ini danau menjadi tujuan wisata alam yang penting bagi masyarakat Magetan.

Jejak Yogyakarta: Pemandangan kota yang diselimuti mitos

Karena udaranya yang sejuk menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Selain itu, Anda juga bisa berjalan-jalan menikmati panorama keindahan danau pasir ini. Wisatawan juga bisa naik speedboat untuk mengelilingi danau.

Namun di tengah keindahannya terdapat sebuah pulau di tengah danau yang dianggap keramat oleh penduduk setempat. Dipercaya arwah nenek moyang Telaga Sarangan yaitu Kyai dan Nyai Pasir bersemayam di pulau ini.

Berdasarkan legenda tersebut, telaga ini disebut juga dengan nama telaga pasir, tulis Chelin Indra Sushmita dan Imam Yuda Saputra. Legenda 2 naga raksasa dibalik asal usul Telaga Sarangan sarat Espos Plus.

Kisah Dua Naga

Konon pasangan bernama Kyai dan Nyai Pasir sudah bertahun-tahun tidak dikaruniai anak, sehingga mereka bertapa untuk meminta keturunan. Akhirnya mereka memiliki seorang putra bernama Joko Lelung.

Sehari-hari, pasangan ini hidup sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kyai dan Nyai Pasir lalu bersemedi lagi untuk memohon kesehatan dan umur panjang karena pekerjaan yang harus dilakukan cukup berat.

“Mereka juga mendapat ilham untuk makan telur di dekat sawah jika ingin dikabulkan permohonannya,” jelasnya.

Nyai Pasir kemudian menemukan telur-telur itu dan membawanya pulang untuk dimasak. Keduanya memakan telur tersebut. Usai makan, Kyai Pasir kembali ke sawah, namun dalam perjalanan badannya terasa gatal dan panas, yang ia garuk hingga melepuh.

Kisah Dukun Serampas: Orang sakti yang dipercaya bisa menyembuhkan Bung Karno

Akhirnya tubuh Kyai Pasir berubah menjadi naga. Nasib serupa dialami Nyai Pasir. Mereka berguling-guling di pasir untuk membuat kolam yang besar dan dalam. Air yang sangat deras keluar dari baskom.

“Mereka kemudian berniat membangun cekungan lagi untuk menggenangi Gunung Lawu,” kata Chelin.

Joko Lelung mengetahui bahwa orang tuanya telah berubah menjadi naga dan memiliki niat jahat dan melakukan meditasi untuk mencegah hal tersebut. Permintaan itu dikabulkan dan akhirnya kedua naga itu bisa ditenangkan.

Namun cekungan tanah terus terisi air hingga kini dikenal sebagai Telaga Sarangan. Sementara itu, Kyai dan Nyai Pasir menjelma menjadi naga dan menjadi makhluk tak kasat mata.

Tetap dapat dipercaya

Ditulis oleh Chelin, cerita tentang dua naga yang menghuni Telaga Sarangan hingga saat ini masih dipercaya oleh warga setempat. Untuk itu, sebelum berpuasa, mereka selalu mengadakan upacara bersih desa untuk menangkal bala dan memperingati berdirinya Telaga Sarangan.

“Simbol kedua naga penjaga itu juga terlihat dalam bentuk patung-patung yang menghiasi tepian danau. Kehadiran dua patung naga raksasa itu juga menarik perhatian wisatawan,” tulisnya.

Selain itu, jelasnya, warga sekitar juga memiliki tradisi membuat sesajen. Tradisi ini rutin digelar setahun sekali pada hari Jumat bulan Ruwah atau menjelang bulan Ramadhan oleh warga Desa Sarangan, Kecamatan Ploasan, Magetan.

Kisah para Rsi, penjaga ilmu ketuhanan yang bersemayam dalam kesendirian

Menurut Kemdikbud.go.id, tradisi Larung Sesaji dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat yang diberikan selama ini. Dalam menjalankan tradisi ini, masyarakat memohon kepada Sang Pencipta agar Telaga Sarangan tetap lestari.

Tradisi ini dipertahankan oleh masyarakat Sarangan untuk melindungi mereka dari mara bahaya dan mensejahterakan warganya. Larung Sesaji biasanya dihadiri oleh pejabat kabupaten magetik, perangkat desa, tokoh masyarakat dan masyarakat sekitar.

Tradisi ini memiliki beberapa rangkaian acara antara lain karnaval kurban tumpeng, prosesi tumpeng ke panggung di pinggir Telaga Sarangan, penerimaan sesaji dan pembacaan doa oleh sesepuh.

“Ada juga prosesi tumpeng di Telaga Sarangan yang diakhiri dengan penenggelaman sesajen di tengah telaga,” tulis situs tersebut.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button