Yogyakarta

Jadikan Purworejo wisata kedua setelah Jogja

KORANBERNAS.ID, PURWOREJO – Kabupaten Purworejo secara geografis hampir mirip dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), baik memiliki pantai maupun pegunungan. Perbedaannya adalah kepemilikan gunung berapi karena Purworejo tidak memilikinya.














Selain itu, Purworejo dan Yogyakarta memiliki kesamaan bandara, yaitu Yogyakarta International Airport (YIA). Tidak berlebihan jika Bupati Purworejo Agus Bastian berharap Kabupaten Purworejo menjadi tempat wisata kedua setelah Yogyakarta.

  • Nikmati eksotisme puncak Becici
  • Daya tarik Dieng tidak pernah pudar
  • Kabupaten ini juga memiliki potensi wisata yang kaya, yang saat ini sedang dikembangkan lebih lanjut dalam rangka mendukung pariwisata.







    “Mari kita bersama-sama mengembangkan potensi pariwisata kita. Bukan hanya tanggung jawab kepala daerah dan pemerintah, tapi tanggung jawab kita bersama. Menjadi tanggung jawab seluruh warga Purworejo menjadi destinasi wisata kedua setelah Yogyakarta. «Ujar Agus Bastian pada kegiatan CVP pariwisata dengan masyarakat, Selasa (02/08/2022) di Pendopo Kabupaten Purworejo.

  • Target optimistis 8 juta wisman ke Sleman tercapai
  • TNI dan polisi mengendarai sepeda motor patroli di Goa, Jepang
  • Hadir dalam acara tersebut Kepala Departemen Komunikasi dan Informatika (Kadis) Yudhie Agung Prihatno, Ketua Porapar Stephanus Aan Isa Nugroho, penggerak UMKM Indah Rahayu Murnihati di Yogyakarta dan Ketua Dewan Kesenian Ki Slamet Anom Susilo.







    Bupati mengatakan, karena secara geografis bandara ini dekat dengan Kabupaten Purworejo, sebaiknya dijadikan sebagai pintu masuk wisata ke Purworejo. Tidak ada salahnya Purworejo mengikuti Yogyakarta.







    “Kita harus segera bisa menyebarkan pariwisata seperti Yogyakarta. Bahkan Yogyakarta kini menempati urutan pertama bila dulunya adalah Bali. Yogyakarta sangat ramai sekarang, jauh dari Bali. Itu sangat bagus karena dukungan dari masyarakat sangat luar biasa. Saya berharap Purworejo bisa menyusul Yogyakarta,” kata Bupati.

    Ia mencontohkan, Kabupaten Kulonprogo berkembang pesat, terlihat ada yang mengingkari janji, ada ampirono, menoreh tumpeng dan lain-lain. Kemudian banyak bumdes di kawasan Muntilan yang juga berkembang meskipun didukung oleh investor.

    “Kami sebenarnya tidak kalah dengan daerah lain, sebaliknya kami sangat bangga dengan Purworejo karena memiliki alam yang indah. kehendak Tuhan Kami akan terus berusaha untuk bangkit bersama seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan destinasi pariwisata,” ujarnya.

    Bupati menambahkan, menciptakan pariwisata membutuhkan kebersamaan. Pemerintah daerah selalu ingin memberikan dorongan yang cukup besar. Misalnya, perlu dibangun hotel karena banyak orang bahkan pejabat yang berkunjung ke Purworejo tapi tinggal di luar Purworejo.

    “Tentunya kita akan bersama-sama membangun Kabupaten Purworejo dengan penuh semangat. kehendak Tuhan Ketika pembangunan hotel selesai, saat diadakan event-event nasional dan internasional, mereka akan betah di Purworejo dan tentunya seluruh lapisan masyarakat dapat menikmatinya secara ekonomi,” ujar Bupati.

    Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Yudhie Agung Prihatno melaporkan kegiatan Critical Voice Point (CVP) ini berlangsung secara rutin. hibrida (offline dan online). Tema CVP memperluas pariwisata bersama masyarakat.

    “Sesuai arahan Bupati Bidang Pengembangan Pariwisata Kabupaten Purworejo, untuk memasukkan upaya sebagai bahan politik untuk membangun Purworejo melalui kegiatan CVP ini,” harapnya.

    Seperti, kata dia, pengembangan kawasan selatan, pengembangan Pantai Dewa Ruci, Goa Seplawan, Taman Pahlawan dan alun-alun sebagai salah satu destinasi wisata yang diminati masyarakat. Pihaknya bekerjasama dengan forum komunitas, forum pariwisata, forum UMKM, desa wisata.

    Pembicara tersebut berasal dari tiga unsur yakni kepala kementerian Porapar, penggerak UMKM dari Yogyakarta dan ketua Dewan Kesenian Kabupaten Purworejo.

    Sementara itu, 200 peserta berasal dari forum desa wisata, forum UMKM dan komunitas pemerhati seni, budaya, olahraga, industri kreatif dan pariwisata.

    Source: koranbernas.id

    Related Articles

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Back to top button