ISI Solo Latih Pembuat Batik Girilayu Karanganyar Membuat Motif Relief Candi Sukuh – Solopos.com
Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan produk souvenir tie dye untuk menunjang wisata religi di daerah tersebut.
Jumat, 11 November 2022 – 09:24 WIB
Penulis:
Ahmad Ludiyanto
Editor: Ahmad Mufid Aryono | Solopos.com
SOLOPOS.COM – Tim PKM ISI Solo beberapa waktu lalu berfoto bersama rombongan perajin batik di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, desa setempat. (Khusus/ISI Solo)
Solopos.com, KARANGANYAR–Tim Pengajar Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Jurusan Kerajinan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Solo melakukan pelatihan kepada Komunitas Batik Giri Arum, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Karanganyar Daerah.
Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan produk souvenir tie dye untuk menunjang wisata religi di daerah tersebut.
Pelatihan yang berlangsung sejak Agustus hingga Oktober 2022 ini mengembangkan motif hias khusus pada relief Candi Sukuh dan Wayang Purwa. Tim PKM terdiri dari tiga dosen dan dua mahasiswa.
Tim memberikan pelatihan dan praktik mandiri untuk memilih perajin batik. Di bawahnya, tim membuat pola yang berkaitan dengan motif relief candi Sukuh dan Wayang Purwa dan menjelaskannya kepada perajin batik.
Baca Juga: Akademisi Ikut Pengembangan Desa Wisata Batik Girilayu Karanganyar
Selain itu, pengrajin mempraktekkannya dengan menempelkannya pada kain mori untuk hiasan/cat celup dan kayu. Selain itu motif dilorot dicelup dengan teknik batik dan Diploma.
Sementara itu, tim bertahan setelah latihan Kelompok diskusi (FGD) pada akhir Oktober untuk memberikan wawasan bagi komunitas perajin tie-dye.
FGD ini dihadiri oleh peserta dari tim PKM ISI Solo, pemerintah desa Girilayu, tokoh pendidikan, ketua 12 kelompok pembatik yang tergabung dalam Himpunan Batik Giri Arum, dan anggota pembatik Wahyu Sari yang mempraktekkan membatik kayu dan melukis/menghias dasi. -pewarna dengan motif wayang.
Salah satu guru tim, Danang Priyanto, mengatakan ada tiga guru dalam FGD tersebut, termasuk dirinya. Yakni, Agus Ahmadi yang melaporkan program pelatihan dan pengembangan batik hias untuk oleh-oleh wisata di Girilayu, Danang yang menjelaskan proses pembuatan batik tradisional dan pewarnaan batik hias, serta Moh. Ubaidul Izza yang menyampaikan pengenalan batik kayu. dan berbagai produk batik kayu untuk souvenir.
Baca Juga: Ekspedisi UMKM 2022: Kisah Perjuangan Perajin Batik Girilayu di Karanganyar
“Di antara kesimpulan diskusi yang disampaikan oleh para tetua industri batik ini, batik Girilayu sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Banyak pekerja membatik tulis di Desa Girilayu. Mayoritas untuk kain jarik, yang paling banyak dipesan oleh keluarga kerajaan Mangkunegaran dan juragan atau pengusaha tie dye di Solo,” ujarnya. Solopos.comJumat (11/11/2022).
Para ibu diharapkan untuk mengingat kisah ini dan meneruskannya ke generasi berikutnya. Sehingga Girilayu dapat lebih dipromosikan dan dikembangkan sebagai desa wisata batik sejak tahun 2022.
Selain itu, pilot project PKM ISI Solo ini dapat menjadi titik awal peningkatan produk souvenir tie dye untuk menunjang wisata religi di daerah seperti Astana Mangadeg, Astana Girilayu dan Astana Giribangun.
Hanya untukmu
Inspiratif & informatif
Source: news.google.com