Ini 6 Hal Menarik yang Bisa Dilakukan di Museum Batik Indonesia, Apa Saja? - WisataHits
Jawa Tengah

Ini 6 Hal Menarik yang Bisa Dilakukan di Museum Batik Indonesia, Apa Saja?

Editor: Karyudi Sutajah Putra

Jakarta, KABNews.id – Bagi Anda yang kebetulan berada di Jakarta dan bingung ingin menghabiskan akhir pekan di mana, Anda bisa mengunjungi Museum Batik Indonesia di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur. Akses dengan kendaraan umum juga cukup mudah karena Anda hanya perlu naik commuter line menuju Stasiun Cawang, kemudian dilanjutkan ke TransJakarta nomor 7D (Kampung Rambutan) dan turun di Green Terace 2.

Dari titik Green Terace 2 bisa terus naik ojek online seharga Rp 15.000 atau jalan kaki sekitar dua kilometer menuju Museum Batik Indonesia.

Aktivitas Wisata di Museum Batik Indonesia

Jadi apa yang bisa kamu lakukan di museum ini? Mari kita lihat, seperti dilansir Kompas.com, Senin (24/10/2022).

  1. Lihat ratusan koleksi batik dari seluruh Indonesia

Museum Batik Indonesia menampung sekitar 860 koleksi batik dan kain batik serupa dari seluruh wilayah tanah air, ditampilkan di tujuh ruang rapat yang berbeda. Pengunjung dapat melihat beberapa kain batik dari berbagai daerah seperti Keraton Yogyakarta, Keraton Solo, Keraton Kanoman dan Keraton Kasepuhan di Cirebon, Lasem dan Pekalongan. Ada juga dari Madura, Indramayu, Banyumas, Garut, Tasikmalaya dan daerah luar Jawa.

Sedangkan untuk kain sejenis tie dye, ada kain ma’a dan sarita Toraja yang dibuat dengan teknik pemblokiran warna seperti tie dye dengan lilin lebah. Lalu ada kain Simbut merah tua yang mirip tie dye untuk memblok warna, tapi bahannya menggunakan bubur lengket.

Berbagai batik dengan pengaruh asing di Indonesia. (Foto: Kompas.com)

Menariknya, Museum Batik Indonesia juga memiliki beberapa koleksi kain batik dengan pengaruh asing, seperti B. Batik Belanda yang terkenal dengan motif bunganya telah diproduksi di Indonesia sejak sebelum kemerdekaan dari Belanda.

Selanjutnya ada kain batik Hokokai Jawa yang baru dibuat pada masa pendudukan Jepang di Indonesia yaitu pada tahun 1942-1945. Motif ini memiliki ciri khusus, seperti adanya bunga sakura.

Ada juga motif tie dye yang memiliki pengaruh budaya Tionghoa, dengan motif Kilin, motif naga, dan motif burung Hong. Hingga Batik Besurek yang berasal dari Bengkulu, batik ini diisi dengan tulisan Arab dan biasanya dijadikan hiasan kepala.

  1. Simak sejarah perkembangan batik Indonesia

Saat memasuki ruangan pertama, History of Batik in Indonesia, pengunjung akan menemukan replika sertifikat UNESCO penetapan batik Indonesia untuk ditorehkan dalam UNESCO Intangible Cultural Heritage List. Pengunjung juga bisa melihat asal-usul batik yang konon sudah ada sejak zaman Hindu-Budha. Hal ini terlihat pada beberapa replika artefak dan patung di ruang pameran, seperti replika lubang angin era Trowulan yang menampilkan penggambaran motif Kawung dan menjadi salah satu motif batik terpopuler hingga saat ini.

Replika patung Prajnaparamita di Museum Batik Indonesia. (Foto: Kompas.com)

Selanjutnya ada juga replika patung abad ke-13 yang memiliki motif patola pada kain yang dikenakan. Motif ini kemudian berkembang menjadi motif Jlamprang dan Nitik. “Batik sendiri baru dikenal jelas setelah dikenalkan dengan istilah ambatik, ambatik, dalam naskah Babad Sengkala tanggal 17, Jumat (21/10/2022).

  1. Mengamati proses pembuatan batik dan pewarnaan batik

Ruang audiovisual di Museum Batik Indonesia dengan ilustrasi pembuatan batik. (Foto: Kompas.com)

Museum Batik Indonesia memiliki ruang audiovisual di mana Anda dapat melihat ilustrasi atau proses pembuatan batik, dari cantingan hingga pewarnaan. Ruangan ini dilengkapi dengan pengeras suara untuk menjelaskan langkah demi langkah apa yang ditampilkan dalam video tie-dye. Tak hanya itu, di ruangan lain juga terdapat LCD TV yang memutar video tentang proses pembuatan tie dye, mulai dari tanaman hingga pasta warna.

  1. Ikut serta dalam lokakarya tie-dye

Ilustrasi proses mencanting di Museum Batik Indonesia. (Foto: Kompas.com)

Museum ini juga menawarkan workshop membatik, yang dapat diikuti secara gratis untuk sementara waktu setelah sesi kunjungan berakhir. Kain batik yang sudah jadi bisa dibawa pulang. Namun untuk dapat mengikuti workshop, calon pengunjung harus membuat janji melalui akun Instagram Museum Batik Indonesia untuk persiapan peralatan.

  1. Foto-foto indah

Koleksi kain batik di Museum Batik Indonesia. (Foto: Kompas.com)

Tentu saja, foto-foto indah dengan latar belakang kain batik yang berbeda tidak boleh dilewatkan. Setiap titik di museum juga sangat bagus. Tapi ingat, Anda tidak bisa menyalakan lampu kilat ponsel dan kamera saat mengambil foto! Hal ini karena pencahayaan yang berlebihan dapat mempengaruhi kualitas kain tie dye.

  1. main game

Terakhir, Anda bisa bermain game dengan syarat tie-dye di layar pintar yang disediakan museum. menyenangkan, bukan?

Seperti ini:

Seperti Memuat…

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button