Ibu-ibu yang berbisnis menjadi target utama pemberdayaan di Bantul - WisataHits
Yogyakarta

Ibu-ibu yang berbisnis menjadi target utama pemberdayaan di Bantul

BANTUL—Komisi B DPRD Kabupaten Bantul memprioritaskan perhatian ibu-ibu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.

Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Bantul Edy Prabowo mengatakan perempuan menempati sektor ekonomi terbawah sebagai pelaku usaha seperti pedagang angkringan, sembako dan cucian.

“Prioritas kami adalah ibu, karena sektor ekonomi paling bawah adalah ibu. Hal ini menjadi perhatian kami bermitra dengan Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian. Kami ingin menggerakkan sektor korporasi yang berada di lapisan masyarakat paling bawah yang kemarin terpukul saat pandemi,” kata Edy dalam rapat di rumahnya, Selasa (16/11/2022).

Keputusan ini diambil setelah Edy melakukan sosialisasi dan jeda untuk menjaring aspirasi masyarakat di daerah pemilihannya (Dapil), yang dilakukan sebanyak tiga kali pada tahun 2022.

Bahkan setelah pandemi mereda, menurut Edy, pemerintah daerah perlu melakukan pelonggaranuntuk cadangan pelaku bisnis garis bawah.

“Masyarakat membutuhkan dukungan dari pemerintah kota. Saya pikir bisnisnya terhenti, tetapi kecuali didukung oleh pemerintah, mereka akan mengalami kesulitan. Baik dari segi modal maupun dari segi penjualan, kita harus ada,” ujarnya.

Salah satu bentuk upaya tersebut adalah dengan mengadakan berbagai pelatihan bagi masyarakat khususnya ibu-ibu seperti pelatihan menjahit, memasak, catering dan pengolahan makanan.

Edy juga menerima pengaduan dari masyarakat tentang permodalan usaha kecil yang banyak yang gulung tikar di masa pandemi Covid-19 karena kehabisan modal dan perbekalan. Karena itu, Edy pun menyarankan pengusaha perempuan untuk bekerja dengan lembaga keuangan.

Edy membantu memenuhi persyaratan seperti nomor izin usaha (NIB) yang harus dimiliki seseorang untuk meminjam uang.

“Kami mengusulkan untuk bekerja sama dengan lembaga keuangan dengan memenuhi persyaratan mereka, salah satunya adalah menyederhanakan pembuatan nomor induk usaha. Kami membantu mengatasi kesulitan dalam mendapatkan izin. Kami memperkenalkan kantor admisi kemudian melakukan NIB langsung di tempat sosialisasi,” ujarnya.

Di dapilnya, yakni Banguntapan dan Piyungan, Edy menjelaskan, banyak pelaku ekonomi yang masih menggarap NIB.

“Di dapil saya Banguntapan dan Piyungan banyak, bahkan ribuan, mencari NIB. Di Banguntapan saja sudah ada 150 perusahaan yang memiliki NIB,” lanjutnya.

Disinggung soal pelatihan pengusaha perempuan pada 2023, Edy mengaku akan melihat dulu situasi di lapangan.

“Kami akan melihat seberapa besar dampak yang kami buat dan seberapa besar tanggapan masyarakat terhadapnya. Kami pasti akan menambahkan lebih banyak saat dibutuhkan [pelatihannya]. Tapi kalau sudah cukup, kita akan beralih ke program lain,” ujarnya.

Edy juga memperhatikan pariwisata di Kabupaten Bantul yang dinilai belum optimal dari segi infrastruktur.

“Masih banyak kawasan wisata yang belum maksimal terkait kesiapan fisiknya sehingga masih perlu ditingkatkan. Kami punya ide, yaitu kerjasama antara pertanian dan pariwisata. Jadi ada daerah dengan lahan pertanian dan pemandangan yang bagus. Kalau bisa dikelola dengan baik, fisik fasilitas jalan, dll bisa diperbaiki, wisatawan bisa masuk. Dari sisi pariwisata, mereka bisa menjual pariwisatanya dan dari sisi pertanian, mereka bisa menjual hasil pertaniannya,” jelas politisi demokrat itu.

Edy mengatakan ini bisa menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian nasional, termasuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). (***)

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button