Hari kesepuluh gempa Cianjur, rekayasa arus lalu lintas tak lagi buka tutup - WisataHits
Jawa Barat

Hari kesepuluh gempa Cianjur, rekayasa arus lalu lintas tak lagi buka tutup

Suara.com – Dinamika kehidupan masyarakat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat belum sepenuhnya pulih pascagempa Cianjur sepekan menjelang akhir November (21/11/2022). Namun, kondisi lalu lintas mulai berkurang setelah 1 hari pascagempa bermagnitudo 5,6 dan kondisi jalan ramai dan licin.

Dikutip dari kantor berita DiantaraPantauan di titik gempa sekitar Tapal Kuda dan Warung Sate Shinta Jalan Raya Cianjur-Cipanas tampak lancar dengan kecepatan kendaraan rata-rata sekitar 20-40km per jam.

Area longsor setinggi 10 m di dekat Warung Sate Shinta telah dibersihkan untuk mencegah longsor lebih lanjut. Caranya dengan meratakan gundukan tanah.

Jalan Raya Cipanas, Cianjur, Jawa Barat sempat macet akibat tingginya volume kendaraan yang menuju Bogor, sehingga petugas menerapkan rangkaian kemacetan untuk mengantisipasi kemacetan total pada Sabtu (1/1).  ANTARA/Ahmad Fikri.Jalan Raya Cipanas, Cianjur, Jawa Barat di akhir pekan sebelum gempa Cianjur [ANTARA POTO. ANTARA/Ahmad Fikri].

Pengendalian arus lalu lintas dengan buka tutup juga tidak diberlakukan lagi. Alat berat yang sebelumnya menghambat arus lalu lintas di bahu jalan, telah disterilkan total.

Baca Juga: Tah, Eta! Himbauan Gubernur Jabar Ridwan Kamil: Wisata di Daerah Bencana Tingkatkan Kemacetan Hingga Dulu Terindah

Lalu lintas di kawasan itu tidak sepadat beberapa hari lalu. Lokasi yang dulunya merupakan pertigaan macet, kini arus lalu lintas cukup lancar karena dominasi kendaraan bermotor dan minibus.

Situasi serupa juga terlihat di sekitar Jalan Siliwangi dan Jalan Siti Jenab. Sebagian penyaluran bantuan ke gudang logistik dan posko di kompleks Pemda Cianjur mulai berkurang.

Petugas lalu lintas dari bagian kepolisian dan dinas perhubungan setempat masih bersiaga di beberapa pertigaan kemacetan, seperti pertigaan hingga pertigaan menuju pusat keramaian.

Ruas jalan menuju Jambu Dipa yang semula kelebihan kapasitas akibat aktivitas kendaraan melebihi lebar jalan dan parkir di bahu jalan, sebagian sudah dibersihkan petugas.

Petugas juga tampak mengalihkan tempat parkir dari kendaraan milik relawan yang sedang membagikan sembako di bahu jalan. Petugas mengarahkan bantuan ke posko yang berada di komplek Pemda Cianjur.

Baca Juga: Tim Trabas Polda Jabar, Daerah Terisolasi Gempa Trabasic Cianjur, Berhasil Salurkan Bantuan Menggunakan Sepeda Trail

Sejumlah tenda pengungsi yang didirikan sendiri oleh korban gempa pinggir jalan juga dibongkar sendiri.

Sementara itu, kemacetan terlihat di Jalan KH Abdullah bin Nuh yang didominasi kendaraan pengangkut bantuan kemanusiaan dan ambulans.

Massa lalu lintas bergerak menuju jalan raya nasional menuju titik bencana di Cugeunang, serta menuju Kecamatan Nagrak menuju Desa Benjot dan Jalan Rancagoong menuju Warung Jengkol.

Jalur Puncak, Cianjur, Jawa Barat, padat dengan antrean sepanjang puluhan kilometer menuju Boogor pada Minggu (2/1). [Antara/Ahmad Fikri]Jalur Puncak, Cianjur, Jawa Barat, merupakan jalur panas utama wisata akhir pekan sebelum gempa Cianjur [Antara/Ahmad Fikri]

City Mall di Simpang Tugu Gentur tampaknya belum dibuka untuk umum. Pintu masuk dikunci dengan rantai dan spanduk larangan.

Beberapa kios makanan di kawasan itu masih ditutup sebagian, begitu pula gedung perkantoran.

Sebaliknya, Pasar Ramayana Cianjur mulai bangkit. Pengunjung memadati area sekitar pasar untuk berbelanja.

Jika melewati kawasan gempa di Desa Nagrak Kabupaten Cianjur, masih terlihat kerumunan korban gempa yang menyerang kendaraan distribusi logistik. Dukungan datang dari sejumlah yayasan dan komunitas di luar Kabupaten Cianjur, seperti Jabodetabek, Bandung, Sukabumi, dan Palembang.

Konvoi minibus yang mengantar bantuan rata-rata terdiri dari dua hingga lima kendaraan. Rata-rata, satu kendaraan diisi lebih dari empat penumpang.

Imigran ke situs tersebut juga dipandang sebagai orang asing. Beberapa tim evakuasi melarang mereka berswafoto di lokasi karena tidak dilengkapi alat pelindung diri seperti helm atau rompi.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengendarai sepeda motor trail menembus kemacetan menuju posko gempa Cianjur [Instagram: ridwankamil]. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengendarai sepeda motor trail menembus kemacetan menuju posko gempa Cianjur. Dia berbicara tentang ketidaksesuaian wisata bencana dan menampar siapa pun hanya untuk wefie, selfie, atau selfie bencana untuk tidak datang [Instagram: ridwankamil].

Spanduk dengan tulisan “Ini bukan area untuk selfie dan wisata gempa” terlihat dipasang di sejumlah pintu masuk jalur evakuasi warga Jalan Nagrak Salahuni.

Kawasan pemukiman padat penduduk tersebut masih menjadi target penyaluran bantuan setelah jumlah korban gempa mencapai sekitar 9.000 jiwa.

Sebagian besar korban tampaknya sedang mencari puing-puing bangunan yang runtuh untuk sisa harta benda yang dapat diselamatkan. Lainnya memperbaiki bangunan yang masih layak berdiri sendiri.

Koordinator Misi Pencarian Basarnas Jumaril mengatakan, kegiatan wisata bencana menjadi salah satu pemicu mobilitas petugas SAR karena menimbulkan kemacetan lalu lintas.

“Pariwisata adalah bencana jika bisa dihindari. Mobilitas logistik kami terhambat, tidak hanya makanan tapi juga peralatan,” jelas Jumaril.

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, pencarian korban yang seharusnya berakhir Rabu, diperpanjang tiga hari ke depan atau hingga Sabtu (12/3/2022).

Perpanjangan batas waktu pencarian korban gempa Cianjur diputuskan karena hingga Rabu (30/11/2022) masih ada laporan warga hilang yang tidak ditemukan.

Pencarian korban oleh tim SAR gabungan berakhir pada Rabu, namun melihat kondisi di lapangan dan pantauan para ahli, masih ada warga sekitar yang berharap menemukan korban.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengusulkan kepada Bupati Cianjur Herman Suherman agar pencarian korban gempa di kabupaten itu diperpanjang hingga Sabtu (12/3/2022).

Jika pencarian korban masih belum ditemukan dalam waktu dua minggu, warga yang kehilangan orang tercinta akibat gempa bisa berhenti.

Sebelumnya, dua kepala desa yakni Kepala Desa Cijedil dan Kepala Desa Mangunkerta Kabupaten Cianjur melaporkan delapan warganya hilang. Laporan kepala desa disampaikan pada hari kesembilan pencarian korban gempa di Kabupaten Cianjur.

Menurut catatan terakhir gempa Cianjur, 703 orang luka-luka akibat gempa ini, terdapat 39.985 titik pengungsian, 108.720 pengungsi yang terdiri dari 52.987 laki-laki dan 55.733 perempuan, 327 orang meninggal dunia dan 13 orang masih dicari.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button