Husni Merza menghadiri Seminar Nasional Kota Warisan Indonesia di Sawah Lunto, Sumatera Barat - WisataHits
Jawa Barat

Husni Merza menghadiri Seminar Nasional Kota Warisan Indonesia di Sawah Lunto, Sumatera Barat

SIAK, datariau.com – Wakil Bupati Siak, H. Husni Merza BBA MM menghadiri Seminar Nasional Kota Cagar Budaya Indonesia yang diselenggarakan di Kota Sawah Lunto, Sumatera Barat pada Sabtu pagi (17/9/2022).

Tujuan acara ini, kata Husni, adalah untuk memperkuat Jaringan Kota Pusaka di bawah Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI).

“Hari ini kami menghadiri seminar nasional dan diskusi JKPI di Kota Sawah Lunto, acara ini sangat bagus, apa langkah ke depan untuk lebih melestarikan kota bersejarah ini dan berdampak ekonomi pada pertumbuhan pariwisata di setiap daerah,” kata Husni.

Husni menambahkan, seminar yang dihadiri sangat bermanfaat karena dihadiri oleh seluruh kementerian dan lembaga terkait yang nantinya akan memberikan rekomendasi yang bermanfaat bagi Kabupaten Siak sebagai anggota JKPI.

“Kami sangat mengapresiasi pemerintah Sawah Lunto atas terselenggaranya acara ini dengan baik. Selain pertemuan, juga pertemuan dengan anggota JKPI lainnya di seluruh nusantara. Kami berharap ada rekomendasi tindak lanjut, baik berupa program maupun peningkatan anggaran dari kementerian terkait,” harapnya.

Walikota Sawah Lunto Deri Asta menyambut baik para undangan, anggota dan delegasi Seminar JKPI di Sawah Lunto dan merasa terhormat untuk mengundang para tamu untuk hadir.

“Atas nama pemerintah Sawah Lunto, kami menyambut tamu undangan dan peserta dari Kota Sawah Lunto, kota kecil namun dengan sejarah yang sangat besar karena kota ini telah menjadi sejarah revolusi dunia,” ujar Deri Asta.

“Dan revolusi industri pertama di Eropa, penemuan mesin uap, membutuhkan bahan bakar dari batu bara, dan di sinilah tambang batu bara terbesar pertama di Asia Tenggara dibangun oleh kekuatan kolonial Belanda pada abad ke-18,” jelasnya.

Lanjutnya, lama kelamaan kota kecil ini berubah fungsi karena batu bara merupakan bijih yang habis. Pada tahun 1998, salah satu perusahaan terbesar, PT Bukit Asam, menghentikan penambangan.

Dan pindah ke Tanjung Enim sehingga Sawah Lunto hampir menjadi kota mati. Karena hampir 1/3 penduduk bekerja di pertambangan. Terjadi perpindahan penduduk yang luar biasa, Sawah Lunto mengalami penurunan penduduk saat itu, kota itu hidup karena ekonominya pertambangan, setelah tambang ditutup hampir menjadi kota mati.

“Tapi kami tidak menyerah, kami berkumpul dan sepakat, kami mengubah fungsi dari kota pertambangan menjadi kota wisata pertambangan,” jelas Deri Arta.

“Dan itu berlanjut, kami aktif, relokasi dan restorasi semua bangunan pertambangan, dan akhirnya Sawah Lunto dinyatakan sebagai salah satu Situs Warisan Dunia Pariwisata oleh UNESCO pada tahun 2019,” katanya.

Ketua Dewan Jaringan Kota Pusaka Indonesia dan Walikota Bogor, Bima Arya di JKPI, kita saling belajar, saling memotivasi dan menginspirasi, dinamika saling menginspirasi, meski peluangnya besar, tapi tantangannya banyak.

“Mungkin ada pesan besar untuk pemerintah pusat, mungkin catatan, kami harap pemerintah pusat memperhatikan karena jika kita semua keluar dan menjadikan wisata heritage ini sebagai sumber devisa utama negara, ceritanya pasti akan berbeda.” , dia berkata.

Acara tersebut diikuti oleh 73 kabupaten atau kota yang tergabung dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). (rls/pria)

Source: www.datariau.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button