Hati-hati terhadap tanah longsor di jalur SSB selama Nataru - WisataHits
Jawa Tengah

Hati-hati terhadap tanah longsor di jalur SSB selama Nataru

RADARSOLO.ID – Penanggulangan bencana alam harus disiapkan dalam menghadapi bencana meteorologi. Saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), ada beberapa titik yang harus diwaspadai, yakni jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) yang dinilai rawan longsor.

Ketua Pelaksana Harian BPBD Boyolali (Kalakhar) Widodo Munir mengatakan kesiapsiagaan bencana tertuang dalam Surat Keputusan Bupati yang berlaku hingga 31 Desember mendatang. Masyarakat perlu mewaspadai bencana meteorologi seperti tanah longsor, angin puting beliung dan lain-lain.

“Pada awal musim hujan, ada risiko longsor di wilayah utara karena tanahnya lempung dan begitu kena air langsung longsor. Lalu Desember bergeser ke belakang ke kawasan Merapi-Merbabu, karena tanahnya tidak kuat menahan air hujan, longsor,” jelasnya, Jumat (23/12).

Dia meminta camat dan kepala desa untuk terus berkoordinasi. Terutama di jalur SSB. Karena Nataru, potensi kendaraan yang melintas di jalan provinsi itu diperkirakan akan meningkat. “Jika terjadi longsor (longsor, red) di jalur SSB, maka menjadi tanggung jawab jalan provinsi. Sudah dikoordinasikan, begitu ada longsoran hanya butuh waktu 15 menit untuk dihubungi,” katanya.

Juga, memikirkan kecelakaan air di Kemusu dua tahun lalu. Dia mengimbau pemangku kepentingan terkait untuk meninjau keamanan pariwisata di setiap daerah. Seperti di Kedung Ombo untuk mengecek kesiapan pelampung dan perahu agar tidak melebihi kapasitas. Serta kawasan wisata lainnya untuk mengecek keamanan wisatawan. (rgl/bendungan)

RADARSOLO.ID – Penanggulangan bencana alam harus disiapkan dalam menghadapi bencana meteorologi. Saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), ada beberapa titik yang harus diwaspadai, yakni jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) yang dinilai rawan longsor.

Ketua Pelaksana Harian BPBD Boyolali (Kalakhar) Widodo Munir mengatakan kesiapsiagaan bencana tertuang dalam Surat Keputusan Bupati yang berlaku hingga 31 Desember mendatang. Masyarakat perlu mewaspadai bencana meteorologi seperti tanah longsor, angin puting beliung dan lain-lain.

“Pada awal musim hujan, ada risiko longsor di wilayah utara karena tanahnya lempung dan begitu kena air langsung longsor. Lalu Desember bergeser ke belakang ke kawasan Merapi-Merbabu, karena tanahnya tidak kuat menahan air hujan, longsor,” jelasnya, Jumat (23/12).

Dia meminta camat dan kepala desa untuk terus berkoordinasi. Terutama di jalur SSB. Karena Nataru, potensi kendaraan yang melintas di jalan provinsi itu diperkirakan akan meningkat. “Jika terjadi longsor (longsor, red) di jalur SSB, maka menjadi tanggung jawab jalan provinsi. Sudah dikoordinasikan, begitu ada longsoran hanya butuh waktu 15 menit untuk dihubungi,” ujarnya.

Selain itu, berkaca pada kecelakaan air di Kemusu dua tahun lalu. Dia mengimbau pemangku kepentingan terkait untuk meninjau keamanan pariwisata di setiap daerah. Seperti di Kedung Ombo untuk mengecek kesiapan pelampung dan perahu agar tidak melebihi kapasitas. Serta kawasan wisata lainnya untuk mengecek keamanan wisatawan. (rgl/bendungan)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button