Habiskan ratusan juta untuk modifikasi jip - WisataHits
Jawa Tengah

Habiskan ratusan juta untuk modifikasi jip

RADARSMARANG.ID – Hobi itu tidak murah. Inilah yang diakui beberapa pecinta olahraga ekstrim off-road di Batang. Untuk merombak jeep terkadang harus merogoh kocek ratusan juta.

Demikian pendapat Nur Faizin, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Batang. Dia adalah pelatih Komunitas Jeep Alas Roban. Berbagai kalangan mengikuti komunitas ini. Mulai dari Pengurus, Kepala Puskesmas Subah, Kepala Desa Kalisalak, Pengusaha, Perawat RS Batang hingga Ustaz.

“Ada juga Ustadz namanya Ustaz Achmad Syaichu Rozi yang mengaji dan memberikan khutbah Jum’at. Juga aktif di MWC NU Limpung,” ujarnya.

Menyalurkan hobi ini membutuhkan modal puluhan hingga ratusan juta. Sesuaikan spesifikasi kendaraan yang digunakan. Ia menggunakan mobil jeep standar. Harga jip standar sekitar Rp 50-70 juta. “Sedangkan untuk spesifikasi lebih tinggi bisa mencapai ratusan juta rupiah hingga miliaran rupiah,” ujarnya.

Di Komunitas Jeep Alas Roban sendiri menggunakan jeep standar. Sementara itu, perawatan akan membutuhkan perhatian lebih ketika Anda sudah selesai menjelajah. “Untuk perawatan, lintasan harus diperiksa lagi setelah habis. Misalnya, kami berada di trek pada hari Sabtu dan kami harus pergi ke bengkel pada hari Senin. Cek bagaimana kondisi mesin, kaki-kaki dan lainnya,” akunya.

Komunitas sudah memiliki bengkel komunitas sendiri. Masalah sering muncul saat berselancar. Bahkan, peralatan bengkel dan mekanik ikut bersamanya setiap kali dia menjelajahi hutan. Jadi perkirakan risiko terburuk yang akan terjadi.

Faizin mengatakan, kegiatan off-road yang dilakukan disebut latber atau latihan bersama. Ada beberapa jalur yang sering dilalui. Seperti di jalur Alas Roban, Bukit Sikasur, Pecalungan dan lainnya. Tidak jarang mereka mengikuti event pelayaran ke luar daerah. Namun, masih di wilayah Jawa Tengah. Seperti Ungaran, Demak dan lainnya.

Saat keluar kota, biasanya mereka membawa bekal, tenda, dan kompor untuk bermalam di tengah hutan. Pada malam hari tidak mungkin melanjutkan penjelajahan karena medan yang asing. Momen semakin dingin untuk menyalakan api unggun, bermain gitar dan istirahat di tenda.

“Ini tentang keterampilan dan adrenalin. Ketika adrenalin tidak kuat, itu sulit. Harus berani dulu, karena jalurnya sudah terjal. Kami juga harus sering berlatih,” jelas Faizin.

Lateber biasanya hanya dilakukan pada akhir pekan. Karena setiap anggota memiliki pekerjaan mereka sendiri. Melalui hobinya ini, Faizin berharap bisa mengenalkan Kabupaten Batang kepada orang luar. Oleh karena itu, Komunitas Jeep Alas Roban juga membuka wisata jelajah untuk umum. Jadi tidak perlu jauh-jauh ke Bromo dan Merapi untuk wisata jeep.

“Biasanya kami membuat janji setelah tengah hari. Karena masing-masing anggota memiliki pekerjaannya masing-masing. Jadi saat bebas, bisa menyalurkan hobi dengan menempuh jalur ekstrem,” imbuhnya. (Yan/Fth)

Reporter:

Riyan Fadli

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button